1.4 Contract

5.2K 500 102
                                    

Selamat membaca💞

.
.
.
.
.
.
.

Jihoon terlalu syok atas apa yang baru saja terjadi padanya. Ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba banyak petugas keamanan yang datang ke ruangan Guanlin.

Tapi yang lebih penting lagi, mengapa Guanlin tiba-tiba menciumnya?

😭

Jihoon langsung menangis. Ia ketakutan dan bingung. Kenapa semuanya malah menjadi seperti ini? Demi apapun juga Jihoon merasa marah dan sedih. Itu adalah ciuman pertamanya!

"Hei! Kenapa kau malah menangis?" tanya Guanlin kebingungan.

Jihoon lupa jika ia masih di ruangan Guanlin dan masih duduk di atas meja kerja lelaki itu. Jihoon menangis semakin kencang.

"Huwaaaaaa 😭😭"
"Hei! Sudahlah! Kenapa menangis semakin kencang?"

Guanlin mencoba menghentikan tangis Jihoon namun sama sekali tidak berhasil karena Guanlin bahkan hanya bicara tanpa melakukan aksi apa-apa.

"Hiks! Daepyonim jahat 😭😭 Huweee!" seru Jihoon dengan air mata bercucuran.

Guanlin tahu bahwa ia memang jahat, tapi baru kali ini ada seorang laki-laki dewasa yang mengatakan itu di depannya sambil menangis.

Guanlin tentu saja tidak tahu bagaimana cara menangani hal seperti ini. Lelaki tampan itu tampak berpikir keras. Ia tersenyum saat sebuah ide terlintas di benaknya.

"Jihoon-ssi, dengarkan aku. Bukankah kau tidak ingin dimutasi ke Busan? Itu bukan masalah besar. Aku akan mengabulkan keinginanmu itu."

Guanlin pun menghela napasnya setelah mengatakan itu. Ia sebenarnya tidak suka dengan situasi dimana ia harus mengalah dan membiarkan lawannya menang.

Namun jika ia tidak melakukannya kali ini, telinganya akan terasa panas jika harus terus mendengar tangisan Jihoon. Anggap saja ini adalah sebuah strategi.

Untung saja strategi 'meredakan tangis Park Jihoon' yang dilakukan oleh Guanlin sepertinya sukses.

Tangis Jihoon berangsur-angsur reda dan kini lelaki semok itu sedang menatap Guanlin dengan wajah sembabnya yang entah mengapa terlihat sangat menggemaskan untuk Guanlin.

Mata Jihoon masih berair, hidungnya memerah dan yang paling menarik perhatian Guanlin adalah bibir Jihoon yang membengkak merah.

Oh, mengapa wajah Jihoon tampak sangat lucu dengan bibir bengkak seperti itu?

Sepertinya Guanlin mulai kehilangan kewarasannya.

"A-apa daepyonim serius? Apa saya tidak akan dimutasi?"

Jihoon masih sedikit sesenggukan meski tak lagi mengeluarkan air mata. Perkataan Guanlin barusan membuatnya cukup bersemangat.

"Aku tidak akan mengulang perkataanku. Tapi semua itu tidak bisa kau dapatkan secara gratis."

Percayalah, walaupun nada bicara Guanlin terdengar meyakinkan, sesungguhnya lelaki itu sedang berpikir keras untuk menentukan apa yang harus dilakukan Jihoon untuk membayar kebaikan hatinya kali ini.

"M-maksud daepyonim...?" Jihoon kini menatap Guanlin dengan tatapan penuh harap.

Guanlin sendiri masih dalam mode berpikir. Ia sebenarnya tidak benar-benar tahu apa yang harus dilakukan oleh Jihoon untuknya.

Tunggu dulu.

Bukankah tadi Jihoon bilang kalau dia akan melakukan apa saja agar tidak dimutasi? Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan oleh Guanlin.

Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang