3.2 Fall

4.9K 418 126
                                    

.
.
.
.
.

"Jihoon! Tunggu, Jihoon! PARK JIHOON!"

Terlambat.

Jihoon sudah berhasil menghentikan sebuah taksi dan pergi begitu saja tanpa peduli pada Guanlin.

Guanlin jatuh terduduk melihat kepergian Jihoon. Tubuhnya sakit, tapi hatinya jauh lebih sakit sampai-sampai Guanlin berpikir, mati pun tidak akan terasa sesakit ini.

Hari ulang tahunnya yang bahagia telah berubah menjadi sebuah tragedi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat membaca 💞

Kasih tau kalau ada typo ya 😉

Warning ⚠

Siapin tissue kalian gengs~

.
.
.
.
.
.
.
.
.

TIIN TIIN!

Guanlin bahkan tak punya daya untuk menoleh ke belakang untuk sekedar melihat siapa yang tengah menglaksonnya.

"GUANLIN! MASUK!"

Ternyata orang yang membunyikan klakson adalah Woojin yang sudah siap di balik kemudi.

"Untuk apa?" Guanlin mengusap kasar wajahnya yang berlinangan air mata.
"Tentu saja untuk mengejar Jihoon!"

Woojin mendengus frustasi dan langsung turun dari kemudinya. Lelaki itu langsung menyeret tubuh kurus Guanlin untuk duduk di sisi kemudi.

Lelaki bergingsul itu segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk mencari taksi yang digunakan Jihoon.

Sementara itu, suasana di rumah keluarga Oh menjadi kacau. Jina menangis karena melihat Papa dan paman Woojin-nya pergi dengan keadaan kacau untuk mengejar Jihoon. Jiwon ikut menangis karena melihat Jina menangis.

"Hiks, bundut kemana? Jina mau sama bundut 😭." Jina menangis digendongan Sehun karena kebingungan atas apa yang terjadi.
"Jina tidur dengan Ama, ya? Papa dan bundut sedang ada urusan di luar. Pulangnya masih lama."

Sesungguhnya hati Luhan mencelos saat harus mengecoh Jina dengan kata-kata seperti itu. Luhan tidak mengerti apa yang sedang terjadi, begitu pula seluruh orang dewasa yang berada di rumahnya.

Hanya Jihoon, Guanlin dan Woojin yang tahu apa yang tengah terjadi sesungguhnya. Bahkan Hyungseob hanya mampu diam karena ia juga tidak mengerti apa-apa.

"Hiks Jina mau sama bundut...!"

Lagi-lagi Jina merengek dan Luhan pun segera membawa anak itu untuk tidur di dalam kamar.

Sehun menghela napasnya pelan. Ia merasa sedih karena acara ulang tahun Guanlin berubah tak kondusif. Ia menyayangkan karena situasi yang buruk ini harus terjadi ketika mereka sedang melaksanakan sebuah acara.

"Aku meminta maaf setulus-tulusnya atas apa yang baru saja terjadi. Aku tidak tahu masalah apa yang menimpa anak-anak kita, tapi aku harap kita bisa terus mundukung mereka sehingga masalah ini dapat segera terselesaikan."

Sehun menatap wajah Baekhyun, Kyungsoo dan Jongin dengan wajah sendu.

"Aku juga berharap demikian." kata Kyungsoo pelan, dan hal itu membuat Sehun tersenyum.
"Sekali lagi aku meminta maaf karena acara hari ini tidak nerjalan lancar. Sepertinya pembicaraan soal pernikahan Guanlin dan Jihoon harus diundur hingga permasalahan ini selesai. Aku akan meminta Jaehyun untuk mengantar Baekhyun, Hyungseob dan Jiwon ke rumah."

.
.
.
.
.

"Anda mau kemana, tuan?"

Jihoon yang sejak tadi menangis akhirnya baru benar-benar menyadari bahwa ia sedang berada di dalam taksi.

Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang