Chapter 17

2.5K 118 0
                                    

"Ano ne, dikelas tadi aku bertemu dengan ino dan naruto katanya mereka mau menjengukmu. Mungkin sebentar lagi sampai." Jelas ami.

Tok tok tok

"Permisi." Ucap ino.

"SAKURA-CHAN....." Teriak naruto.

'Hahhh datang dua pengganggu lagi.' Batin sasuke kesal.

Bletak

"Ittai....."

Ucap naruto sambil mengelus kepalanya yang terkena jitakan maut dari ino.

"Are you stupid, this is hospital. Don't be noisy Idiot." Omel ino.

"Hah, Sorry." Ucap naruto.

Dan menghampiri sakura.

"Are you okay Sakura? Maaf aku baru bisa menjenguk mu." Ucap ino kepada sakura.

"Ya aku sudah mendingan kok ino. Kamu jangan terlalu khawatir." Balas sakura.

"Oh ya, ngomong2 bahasa jepangmu sudah lancar ya?" Tanya sakura.

"Oh really? Berarti usahaku tidak sia-sia." Ucap ino senang.

Merasa diabaikan sasuke pun pergi meninggalkan mereka bertiga.

Sakura memerhatikan sasuke dalam diam.

Sasuke pun menuju ke taman rumah sakit. Sasuke duduk dibangku taman rumah sakit tersebut dan memejamkan matanya.

"Aku kira kamu sedang dikamar sakura" ucap seseorang pada sasuke.

Dan sasuke sangat mengenal suara ini.

"Itu bukan urusanmu SAI." Ucap sasuke tanpa membuka matanya.

Sai pun menghampiri sasuke dan berdiri tepat dihadapan sasuke.

"Apa maumu?" Tanya sasuke to the point.

"Aku hanya ingin menjenguk sakura-chan, apa ada masalah?" Tanya sai balik dengan datar.

Sasuke akhirnya membuka matanya dan langsung berdiri tepat didepan sai.

"Aku tau, itu hanya alasanmu saja. Tapi jika kamu berani menyentuhnya sedikit saja, aku pastikan itu terakhir kalinya kamu ada disini. MENGERTI." Ancam sasuke dan pergi meninggalkan sai sendirian ditaman itu. Sai memandang punggung sasuke dengan datar.

"Heh, kau pikir aku takut dengan ancamanmu itu?" Tanya sai pada sasuke yang telah menghilang dari pandangannya dan pergi meninggalkan taman tersebut.

Sasuke akhirnya masuk kedalam ruangan sakura.

"Loh, mana yang lainnya?" Tanya sasuke pada sakura.

"Mereka sudah pulang." Jawab sakura.

"Oh." Suasana canggung dan hening pun terasa.

"Kamu darimana sasuke?" Tanya sakura memecahkan keheningan.

"Dari taman." Jawab sasuke seadanya.

Dan dibalas anggukan oleh sakura.

'Kok sasuke diam saja ya. Apa dia marah padaku?' Tanya sakura pada dirinya sendiri.

"Sasuke. Boleh aku bertanya?" Tanya sakura pada sasuke.

"Hn."  Jawab sasuke dan duduk disebelah ranjang sakura.

"Kamu marah sama aku?" Tanya sakura penuh kehati2an.

Sedangkan sasuke mengangkat sebelah alisnya.

"Etto, kamu dari tadi diam saja. Aku merasa kamu marah sama aku." Jelas sakura.

"Hn." Jawab sasuke ambigu.

"Hn nya itu iya atau tidak ya? Lebih baik aku minta maaf padanya saja." Ucap sakura dan menatap sasuke.

"Sasuke-kun."

Deg

"Etto, maafkan aku. Aku tidak tau, tapi aku merasa kamu marah padaku. Jadi Gomenne sasuke-kun." Ucap sakura menundukkan wajahnya.

Sedangkan sasuke wajahnya sudah memerah karena sakura memanggilnya dengan suffiks kun.

Dan dia menatap sakura dengan tersenyum tulus.

"Ehem.. Kamu meminta maafnya tulus tidak sih?" Ucap sasuke dengan nada kesal dibuat2.

Dan membuat sakura mengangkat wajahnya menatap sasuke.

"Dengar, aku akan memaafkanmu. Tapi ada syaratnya, pertama kamu harus memanggilku dengan suffiks kun seperti tadi." Dan sakura mengangguk.

"Kedua, kamu jangan dekat2 dengan laki-laki lain kecuali aku." Saat sakura ingin protes langsung di potong oleh sasuke.

"Ketiga, kamu harus menjadi pacarku." Ucap sasuke dan seketika wajah sakura memerah.

Saat sakura ingin berkata lagi lagi dipotong oleh sasuke.

"Dan yang terakhir aku tidak terima penolakan. Mengerti?" Ucap sasuke tegas.

Dan membuat sakura refleks mengangguk dengan wajah yang sangat memerah.

Lalu sasuke mengelus pucuk rambut sakura dan memeluk sakura.

Sakura awalnya kaget saat dipeluk oleh sasuke. Tapi dia tahu bahwa sasuke serius dengan kata-katanya. Jadi sakura memercayai bahwa sasuke tidak berbohong.

"Aishiteru sakura." Ucap sasuke dan membuat sakura kaget kembali dan memeluk sasuke lebih erat.

"Mm." Gumam sakura.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata onyx yang memandang mereka diluar dengan lirih.

"Jadi aku keduluan ya." Ucap orang itu dan pergi meninggalkan kedua orang tersebut.

.
.
.
.
.
.
.

"Oh god. Why I'm forget about my handphone. Aku akan kembali kekamar sakura." Ucap ino.

Saat ino pergi kembali kekamar sakura. Dia terhenti karena dia melihat seseorang yang sedang berdiri didepan pintu kamar rawat sakura.

"Who's that guy?" Tanya ino pada dirinya sendiri.

Saat sai berbalik untuk pergi, ino langsung menyembunyikan dirinya dibalik dinding.

Dia melihat bahwa sai membawa sebuket bunga lili.

"Kenapa dia tidak masuk?" Tanya ino lagi. Dan dia mengangkat kedua bahunya acuh, dan memilih untuk masuk ke kamar rawat sakura.

"Forehead, I'm..... back" ucap ino berhenti melihat adegan peluk-pelukan didepan matanya.

Dan sontak sakura melepaskan pelukannya pada sasuke secara sepihak.

"Cih, menggangu saja." Sungut sasuke kesal.

"Sasuke-kun.." Ucap sakura dengan nada memeringati.

"Ups, sorry." Ucap ino dan masuk begitu saja kedalam kamar rawat sakura.

"Ada apa kamu kembali ino? Ada yang tertinggal?" Tanya sakura pada ino.

"Hu'um My Handphone." Ucap ino dan mengambil handphone nya yang didekat sofa.

"Oh ya, tadi saat aku kesini. Aku melihat ada seseorang laki-laki didepan pintu mu. Dia membawa sebuket bunga lili putih." Jelas ino.

'Lili putih, jangan-jangan.' Batin sasuke.

"Bagaimana ciri-cirinya yamanaka?" Tanya sasuke.

"Hey, wait a minute. Aku kan ceritanya sama sakura. Kenapa kamu yang bertanya?" Tanya ino kesal.

"Shut up, just answer my question ya-ma-na-ka." Ucap sasuke dengan nada yang datar dan aura yang gelap.

"Cih, he have a onyx eyes like you chicken butt" ucap ino dengan sinis.

No TittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang