Chapter 19

2.4K 114 0
                                    

"Hei, kamu kenapa sakura?" Tanya sasuke dan menghapus air mata sakura.

"Hiks hiks hiks. Aku bahagia hiks hiks. Karena tuhan masih sayang denganku. Hiks hiks. Aku sangat bersyukur hiks atas semua yang telah tuhan berikan hiks padaku." Ucap sakura dengan isak tangisnya.

Sasuke pun memeluk sakura kembali.
Sasuke tersenyum, dia merasa senang karena sakura merasa bahagia. Karena kebahagiaan sakura adalah kebahagiaannya juga.

"Iya aku juga bahagia. Karena tuhan telah memberikanmu untukku. Kalau aku tidak bertemu denganmu, aku pasti tidak akan menjadi seperti ini. Terimakasih ya sakura." Ucap sasuke dan memeluk sakura lebih erat. Dan sakura membalas pelukan sasuke.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"

Bagaimana sasori apa kita memberi tahukan semua ini kepada sakura? " tanya itachi kepada sasori.

"Nanti saja itachi saat sakura sudah pulih total." Jawab sasori dengan wajah datar.

"Baiklah terserah kau saja sasori" Ucap itachi.

Mereka berdua tidak mengetahui bahwa ada seseorang yang mendengar percakapan mereka berdua.

"Memberitahukan apa maksud kalian berdua?" Tanya orang itu.

"....." sasori dan itachi kaget bahwa sasuke mendengar percakapan mereka tadi. Sasori melirik itachi. Dan itachi menghela nafas panjang.

"Kalau kalian tidak mau memberitahukannya, aku akan mencari informasi sendiri kalian taukan maksudku." Ucap sasuke serius.

Kalau sudah menyangkut sakura dia tidak akan tinggal diam. Karena dia tidak mau sakura terluka dan bersedih lagi.

"Hah baiklah aku akan menceritakan semuanya. Tapi kamu janji tidak bertindak semaumu sasuke. Mengerti!" Ucap itachi tegas.

"Itu tergantung.." Jawab sasuke.

"Pokoknya kamu harus berjanji dulu sasuke." Jelas itachi lagi.

"Hn. Aku janji." Ucap sasuke

(Kenapa dia jadi bawel sekali sih, tinggal cerita saja, apa susahnya sih.) Batin sasuke kesal.

"Begini, aku dan sasori sudah menemukan bukti bahwa sakura mengalami kekerasan dirumah itu. Kami berdua sudah mencari dan mengumpulkan buktinya satu persatu, maka dari itu kami akan bertindak dan melaporkan semua bukti itu ke pihak yang berwajib. Tapi kami akan memberitahu sakura terlebih dahulu, jadi kami menunggu sakura pulih untuk memberitahu semuanya tanpa terkecuali." Jelas itachi panjang lebar.

Sasuke mengeraskan rahangnya, dia menahan emosinya. Dia marah pada orang yang membuat sakura menjadi seperti ini. Dia tidak bisa tinggal diam. Tapi kenapa sasori dan juga itachi tidak mengajaknya untuk melakulan penyelidikan.

"Hn. Aku ingin bertanya sesuatu padamu." Ucap sasuke dingin.

"Kenapa kalian berdua tidak menceritakan itu semuanya dari awal kalau kalian melakukan penyelidikan mengenai sakura? Kenapa kalian tidak mengikutsertakan aku?" Tanya sasuke dengan nada yang serius.

"Hah, aku tau akan menjadi seperti ini. Pertama, aku tidak mau melibatkanmu karena kalau kamu ikut terlibat semua rencanaku akan berakhir sia-sia. Kau tidak bisa mengendalikan emosimu dan itu akam membuat rencana jadi beranrkan. Dan kedua, kamu harus menjaga sakura selama kami menyelidiki kasus ini. Kalau misalkan kamu ikut serta dalam kasus ini siapa yang akan menjaga sakura. Saat ini yang terpenting adalah kesalamatan sakura. Kita tidak boleh meninggalkannya sendirian." Jelas sasori, sedangkan sasuke hanya menundukkan kepalanya. Semua yang dikatakan sasori benar.

Lalu sasuke meninggalkan mereka berdua.

"Aku harap dia mengerti." Ucap itachi. Dan sasori hanya memandang sasuke dalam diam.

Sakura sedang membaca novel yang dibawakan oleh ino. Dan sasuke masuk, sakura terhenti dan melihat sasuke.

"Kamu kenapa sasuke-kun?" Tanya sakura. Tanpa aba-aba sasuke langsung memeluk erat sakura.

"Biarkan seperti ini sebentar saja. Aku mohon." Ucap sasuke lirih.

"Hm." Balas sakura dan membelai lembut punggung sasuke.

"Aku tidak tau apa masalahmu sasuke-kun. Tapi aku tahu bahkan sangat tahu, kamu pasti bisa melewati itu semua." Ucap sakura dan sasuke makin mengeratkan pelukannya.

'Maaf sakura aku tidak bisa melakukan apapun untukmu. Aku merasa tidak berguna.' Sesal sasuke dalam hatinya.

"Hentikan itu sasuke-kun. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Kamu sudah melakukan yang terbaik." Jelas sakura. Dan sasuke melepas pelukannya dan menatap sakura seolah-olah bertanya. Bagaimana kamu bisa tau.

"Hihihi, kamu itu mudah ditebak sasuke-kun. Makanya aku bisa menebaknya dengan mudah. Memang kamu tidak mengatakan apapun, dan wajahmu selalu menampilkan Ekspresi dingin itu terus, tapi aku tetap bisa membacanya. Mengapa? Karena aku melihat diriku yang dulu sebelum bertemu denganmu." Jelas sakura dan nadanya terdengar lirih diakhir.

Sasuke langsung memeluk sakura.

"Aku mohon jangan ingat itu, hilangkan semua kenangan menyakitkan mu sakura. Hilangkan semuanya. Aku berjanji akan mengganti kenangan itu semua dengan kebahagiaan. Aku janji sakura. Kamu hanya perlu memercayaiku." Ucap sasuke dan mempererat pelukannya.

"Mm, aku percaya padamu sasuke-kun." Ucap sakura dan membalas pelulan sasuke.

Keesokan harinya sakura sudah boleh pulang dari rumah sakit dan dia sudah mulai bersekolah juga. Tapi dia harus tetap melakukan check up seminggu sekali untuk memastikan kalau dia benar-benar sudah pulih. Sebenarnya sasori mengijinkan sakura sekolah seminggu lagi tapi karena rayuan maut sakura akhirnya dia mengalah.

Flashback On

"Ne, nii-chan bolehkan aku besok sekolah ya ya ya ya ya" bujuk sakura pada sasori.

"Tidak saku, kamu masih belum pulih benar. Nii-chan tidak mau mengambil resiko. Bisa saja nanti kamu pingsan kan." Jelas sasori. Dan sakura menggembungkan pipinya sebal.

"Nii-chan jahat. Hiks hiks hiks." Ucap sakura dengan merajuk dan berpura-pura menangis.

"Eh, jangan menangis saku. Iya nii-chan ijinkan kamu sekolah besok." Ucap sasori dan menenangkan sakura dengan membelai punggunya lembut.

"Benarkah nii-chan?" Tanya sakura pada sasori dengan nada sedih pura-puranya.

"Iya nii-chan ijinkan." Ucap sasori. Dan seketika sakura langsung tersenyum lebar dan lompat.

"YESSSSSS" Ucap sakura. Sedangkan sasori menggelengkan kepalanya.

"Hah, aku tertipu." Ucap sasori. Dan dia melihat sakura seperti itu membuatnya tersenyum. Dia akan melakukan apapun demi adiknya itu. Bahkan dengan mengorbankan nyawanya sekalipun. Berlebihan, memang. Tapi itu adalah kenyataannya, sakura adalah satu-satunya keluarganya. Dan dia sangat amat menyayangi adiknya itu. Dia akan membuat perhitungan kepada siapapun itu jika membuat adiknya sedih, sakit dan menangis.

Flashback Off

To be Continue

Akhirnya aku up date juga😥😥. Oh ya minna-san. Don't forget to vote and comment ya. I'll waiting for that. Thank you. Arigatou
Minna-san
😊😊😊😊





 

No TittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang