Chapter 3

6K 260 2
                                    

'Huh , dasar munafik diambil juga kan akhirnya. Ternyata semua wanita itu murahan ya. Huh '
batin laki-laki itu mengejek.

Tapi laki-laki itu salah dugaan, ternyata sakura menghampirinya.

Dan tiba-tina sakura melemparkan uang yang diberikan laki-laki itu tepat diwajah lak-laki itu.

Sedangkan laki2 itu terkejut bukan main.

Dia melihat mata hijau dan teduh berwarna emerald itu tanpa berkedip.

'Padahal dia sedang marah, tapi kenapa matanya meneduhkan ya? Sepertinya ada yang salah. ' gumam laki2 itu dalam hati.

" Hey dengar ya. Tidak semua itu bisa dibeli dengan uang, aku tahu kamu orang kaya, terpandang. Tapi apakah begini sikap orang terpandang memerlakukan orang lain? Apakah yang difikiran orang seperti mu itu hanya uang , uang dan uang? Ternyata kamu itu lebih rendah dari binatang. Binatang saja bisa menunjukkan rasa terimakasihnya. Sedangkan kamu ? Apa perlu kamu aku ajari bagaimana mengucapkan TERIMA KASIH HUH!!!!" 

Tanya sakura dengan berteriak. Dan pergi meninggalkan anak laki-laki itu.

Habis sudah kesabarannya melihat tingkah anak laki-laki itu.

Sedangkan anak laki-laki itu hanya terdiam .

' Baru pertama kali ini ada yang membentakku seperti itu. Baru pertama kali ini ada yang memarahiku karena kesalahanku. Dia..... berbeda'

Ucap anak laki-laki itu dalam hati.
.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

Dirumah

" Tadaima. " ucap sakura dengan lirih dan masuk kedalam rumahnya.

Saat sakura memasuki rumahnya dia mendengar kedua orangtuanya sedang berbicara serius.

Dia hanya menggigit bibir bawahnya, saat mendengarkan percakapan kedua orang tuanya.

" Suamiku, kenapa kita harus masih tetap mengasuh anak itu sih? Kenapa kita tidak menyuruhnya keluar dari rumah ini? Aku sudah muak melihat mukanya itu setiap hari. "

Kesal sang istri kepada suaminya.

"Kita tidak boleh mengusirnya. Bagaimana kalau kakaknya datang dan meminta dia? Kita mau menjawab apa?" Jelas sang suami.

"Tapi kita bisa bilang kalau dia sudah meninggalkan. Itu gampang saja. " Solusi sang istri kepada sang suami.

Tanpa mereka sadari sakura mendengarkan percakapan kedua orangtuanya.

Sakura tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Dan memutuskan untuk pergi kekamarnya.

Didalam kamar sakura, sakura langsung terduduk dibalik pintunya.

" Hiks hiks , kenapa? Kenapa? Kenapa? Tuhan memberikan aku cobaan yang begitu berat. Aku tidak sanggup lagi kamisama, kenapa mereka tega seperti itu kepada ku. Baiklah kalau mereka ingin aku pergi, akan aku lakukan. Bila ini menyenangkan kedua orangtuaku dan adikku aku tidak apa-apa. Aku akan melakukan apapun untuk membahagiakan mereka." Lirih sakura.

"Hiks.hiks.hiks." lalu Sakura tertidur di lantai dengan menekukkan kedua kakinya dan dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Keesokan paginya

"Ohayou sakura. " sapa ami dan mengahmpiri sakura.

Dia merasa ada yang aneh dengan sakura hari ini.

No TittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang