Part 9

872 74 3
                                    

Previous Chapter

"Ya ampun eonnie. Aku benar-benar lupa. Umma bisa membunuhku jika aku terlambat. Ayo kita pulang sekarang. Kenapa tadi appa membiarkan aku kesini sih?!" gerutunya menyalahkan dokter Cho, ayahnya sendiri. Siwon dan aku memandang Kyuhyun tidak percaya jika dia baru saja menyalahkan ayahnya sendiri. Bukannya tadi dia yang meminta kepada Yoo ahjussi untuk boleh ikut kerumah keluarga Yoo. Kami berdua menggeleng pelan sambil tertawa tersembunyi, takut ketahuan oleh Kyuhyun dan dia marah kepada kami.

"Ya sudah. Ayo. Kami pamit dulu Siwon." Sahut Jaejoong lalu menarik tangan Kyu agar segera munuju mobil mereka. Namun Kyuhyun lagi-lagi mengingat sesuatu dan melepaskan tangan Jaejoong.

"Tunggu eonnie. Tasku ada didalam. Sebentar ya." Kyuhyun segera berlari masuk kedalam rumah sekali lagi untuk mengambil tasnya. Aku dan Siwon yang menyaksikan Kyuhyun tergesa-gesa untuk mengambil tasnya, tertawa geli sekali lagi. Lalu aku memalingkan wajahku kepada Siwon. Sudah berapa kali aku mendengarnya tertawa lepas seperti tadi. Siwon benar-benar sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Dia sepertinya sudah bisa melepas kepergian Choi ahjussi dengan tabah dan sekarang berusaha untuk bisa bahagia seperti keinginan Choi ahjussi. Tampaknya selain itu, Kyuhyun mempunyai peran cukup besar. Aku berharap Siwon dan Kyuhyun bisa terus seperti sekarang dan mungkin hubungan mereka bisa lebih. Sepertinya Kyuhyun baik untuk Siwon dan sebaliknya.

"Aku tunggu di mobil saja ya Kyu. Aku pergi dulu Siwon dan temannya Siwon." Suara merdu Jaejoong membangunkanku dari pikiranku tentang Siwon. Aku sadar bahwa dia belum mengenal aku. Siwon juga sepertinya lupa untuk mengenalkan kami. Segera saja aku membungkukkan tubuhku dan mengenalkan diri.

"Kangin. Kim Kangin."

"Jaejoong. Kim Jaejoong. Oke. Sampai jumpa nanti Siwon." Sekali lagi Jaejoong berpamitan. Siwon hanya melambai sejenak.

"Oke noona." Sahut Siwon. Jaejoong membungkuk dan melangkah pergi meninggalkan teras rumah keluarga Yoo. Tapi baru beberapa langkah, Jaejoong mendadak berhenti. Dia terpaku ditempatnya melihat lurus ke depan. Siwon dan aku heran dengan sikap Jaejoong dan mendekatinya. Siwon lebih dulu menepuk bahu Jaejoong dan menanyakan kenapa Jaejoong tiba-tiba terpaku seperti itu.

"Noona?" Jaejoong tidak menggubris Siwon melainkan terus mengarahkan pandangannya kedepan. Siwon menjadi heran dan mengikuti arah pandang Jaejoong. Aku bisa melihat keterkejutan Siwon ketika dia melihat pemuda yang sempat memukulnya di pemakaman. Pemuda itu berdiri digerbang rumah sambil berkali-kali bolak balik seperti berdebat dengan dirinya sendiri apa seharusnya dia masuk atau tidak.

"Yunho." Suara Siwon sepertinya membuat pemuda tersebut sadar bahwa dia sudah tidak sendirian lagi. Dia menatap Siwon dari balik jeruji besi gerbang rumah keluarga Yoo.

"Hyung."

.

.

.

Yunho P.O.V

Aku meremas tanganku gugup. Saat ini aku sudah berada di dalam rumah keluarga Yoo yang saat ini menjadi keluarga baru Siwon hyung. Keluarga baru. Seharusnya aku dan umma yang menjadi keluarga hyung saat appa tiada seperti sekarang. Appa. Aku hampir tidak ingat bagaimana rupa dan sifat appa maka dari itu aku tidak bisa bersedih seperti Siwon hyung saat tahu beliau telah meninggal dunia. Tapi yang aku tahu beliau pasti adalah orang yang sangat hebat karena appa telah membesarkan Siwon hyung menjadi orang yang menurutku sangat dewasa dan mandiri.

"Minum dulu Yun."

"Iya hyung. Terima kasih." Aku masih merasa kikuk berhadapan langsung dengan Siwon hyung karena sekarang aku tahu siapa dia sebenarnya. Walaupun Siwon hyung terus memberikan senyum tulusnya padaku, aku yang sudah memakinya dan memukulnya justru disaat Siwon hyung membutuhkan banyak dukungan. Aku menerima gelas berisi minuman dingin itu dari tangannya dan menegak sedikit air tersebut sebelum meletakkan diatas meja. Aku melihat sekeliling rumah tempat tinggal Siwon hyung sekarang. Rumah ini terlihat lebih megah daripada dari luar tadi. Padahal dari luar saja rumah ini sudah lebih besar daripada rumahku.

Someday We'll KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang