"Arrggh! teriak Jennie tiba-tiba, dan otomatis semua sahabatnya menengok kearahnya dengan pandangan bertanya.
"Heh, kenapa Jen?" Tanya Joy yang duduk disampingnya.
"Hah? gak, gak papa." jawab Jennie. Bukan hanya sekali Jennie bersikap layaknya orang stres kayak gini. Sudah 2 hari ini Jennie dalam mood yang tidak baik. dari raut wajahnya terlihat kekhawatiran yang sangat jelas.
Jennie juga lebih sering melihat I-Phone kesayangannya. Jennie sering terlihat bertingkah aneh seperti melamun, dan tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan menjambak pelan rambutnya.
"J, temenin Eonni dulu yuk." Ajak Irene pada Jennie.
"Hah? Baiklah." Jennie kemudian beranjak dari kantin untuk mengikuti Irene, setelah berpamitan dengan sahabat-sahabatnya yang lain.
Jennie dan Irene berjalan menuju taman belakang fakultasnya, Social Scienes di Seoul National University. Irene mengajak Jennie untuk duduk disalah satu bangku taman.
"J, kamu ada masalah apa? bisa cerita dengan Eonni?" tanya Irene.
"Tidak ada apa-apa Eon." jawab Jennie dengan lesu.
"Tidak apa-apa tapi sikapmu seperti orang frustasi gini. Biasanya kamu juga cerita ke Eonnie." "
"Hah, baiklah. Taeyong besok pulang." Jujur Jennie akhirnya.
Irene sedikit kaget, sejenak dia mengingat, ternyata memang sudah 2 tahun dan sudah saatnya Taeyong kembali dari pertukaran mahasiswanya.
"Bukannya harusnya kamu seneng, memang kamu gak capek LDR terus sama dia."
"Bukannya aku gak seneng Eonni, Of course I'm happy, aku sangat rindu dengannya. Tapi, itu berarti aku juga harus mengucapkan selamat tinggal dengan kebebasanku, dan aku harus kembali dengan Taeyong yang terlalu posesif padaku." jawab Jennie.
Irene sudah sangat paham, Taeyong adalah teman sekelasnya saat SMA, dan Irene juga sebagai saksi perjalaan cinta mereka, dimana Taeyong yang selalu memintanya mendekatkannya dengan Jennie, dan bagaimana setelah mereka berpacaran, Taeyong jadi sangat over protektif dengan Jennie. Istilahnya, dimana ada Jennie, pasti ada Taeyong bersamanya.
"Taeyong seperti itu karna dia sangat mencintaimu J, kamu pasti tau itu lebih dari apapun." Jennie menunduk, dia tau dan dia pun sangat mencintai Taeyong. Saat Taeyong ditawari pertukaran pelajar ke Taiwan. Taeyong bahkan langsung menolak, biasanya pihak wanita lah yang kesal dan ngambek karna akan ditinggal sang kekasih, karna takut, sang kekasih akan mendapatkan wanita lain disana. Tapi dalam kasus ini, justru Taeyong lah yang kesal dan ngambek. Dia tak ingin meninggalkan Jennie, dan takut kekasihnya akan didekati lelaki lain. Hingga susah payah, Jennie membujuknya, akhirnya Taeyong menurut juga, dengan janji, Jennie harus selalu membalas chat dan mengangkat telfon dari Taeyong setiap saat.
Jennie tau sebesar apa perasaan Taeyong padanya, dan Jennie pun sangat menyayangi Taeyong, bohong jika Jennie tidak takut kehilangan Taeyong juga, tapi Jennie masihlah remaja biasa, yang ingin banyak bermain dengan sahabatnya. Bukannya Taeyong tidak mengijinkan, hanya saja, Taeyong akan ikut dan memaksa untuk menemani Jennie kemanapun dia pergi.
"J, bukannya 2 tahun sudah cukup, jangan kira Eonnie tidak sering melihatmu melamun saat melihat sahabat-sahabatmu bersama kekasihnya." Jennie memang tidak jarang merindukan Taeyong, karna Jennie sudah terbiasa dengan Taeyong disampingnya.
Jennie langsung memeluk Irene, dan menangis dalam diamnya.
"J, kangen Taeyong Eon." ucap Jennie disela isakannya. Irene tersenyum sambil mengelus rambut Jennie. Irene tau Jennie memang merindukan Taeyong, hanya dia enggan mengakuinya.
"Sudah, jangan menangis, besok kan kamu udah ketemu, J" kata Irene dan Jennie melepaskan pelukannya.
"Besok dia pulang jam berapa?" tanya Irene
"Jam 9 malem baru sampai sini Eon." jawab Jennie sambil melihat Iphonenya. Jennie menyerngit heran manatap Iphonenya.
"Ada apa?" tanya Irene yang melihat Jennie diam.
"Tidak biasanya Taeyong belum menghubungiku Eonni. Sudah dari pagi ini tidak ada chat atau panggilan dari dia."
"Mungkin Taeyong sedang sibuk mempersiapkan kepulangannya." Jennie semakin heran. Sesibuk apapun, Taeyong pasti mengiriminya kabar. Ah, mungkin benar kata Eonni, dia sedang sibuk.
"J, kamu masih ada jam kuliah?" tanya Irene
"Tidak ada Eon, sudah selesai semua jadwalku hari ini, kenapa?"
"Mau ikut Eonni dan oppa mu? kami akan nonton" Oppa yang dimaksud Irene disini adalah Kim Jun Myeon atau Suho, kakak pertama Jennie sekaligus kekasih Irene.
"Ah, gak usah Eon, J udah janji mau nemenin Kai-Oppa." kata Jennie, Jennie juga gak mau ganggu kencan Oppanya dengan Irene, berhubung mereke jarang bertemu karna kesibukan Suho.
"Baiklah, Eonni pergi dulu ya, Oppamu sudah menunggu di depan" setelah Irene pergi, Jennie langsung menghubungi Oppa nya, Kim Jong In, biasa dipanggil Kai yang merupakan Kakak kedua Jennie.
"Oppa, jadi tidak? Aku sudah menunggumu daritadi?" tanya Jennie begitu sambungan telfonnya diangkat oleh kai.
'Oppa udah di depan nih, buruan keluar.' peritah Kai.
"Iya iya" Jennie langsung berjalan keluar gerbang, menemui Kai. Begitu Jennie melihat mobil Audi A5 hitam terparkir manis di bawah pohon di tepi jalan, Jennie langsung membuka pintu penumpang depan, dia sudah mengenali ya kalau itu mobil Kai, dari platnya 😁.
"Mau kemana sih Oppa?" tanya Jennie sambil memasang seatbelt nya.
"Hyung menyuruh kita untuk belanja bulanan." 'oh, bagus sekali, sekarang Suho-Oppa sedang asik berkencan dengan Irene-Eonni' gerutu Jennie dalam hati.
kemudian Jennie dan Kai menuju supermarket untuk melaksanakan tugas dari kakak tercintanya.
.
.
"Bukannya besok Taeyong pulang J?" tanya Kai kepada Jennie.
"Iya. Emangnya Tae bilang ya ke Oppa?" tanya Jennie balik, saat ini mereke sedang memilih beberapa buah-buahan segar.
"Tadi pagi dia menghubungi Oppa." Jennie langsung menatap tajam Kai.
"Apa??" tanya Kai yang heran ditatap tajam adiknya ini.
"Kenapa Tae menghubungi Oppa tapi tidak menghubungiku?" tanya Jennie kesal.
"Mana ku tau, tanya saja pacarmu" jawab Kai tak acuh dan Kai berjalan duluan meninggalkan Jennie yang masih menggerutu kesal.
Jennie masih kesal hingga perjalanan pulang mereka.
"Mau sampai kapan kamu kesal J? kamu tanyakan aja langsung ke Taeyong." kata Kai
"Kalau nomernya aktif, aku sudah nanya ke Tae daritadi Oppa. Tapi nomernya gak aktif" jawab Jennie kesal. Jennie gak habis fikir, tumben sekali Taeyong tidak menghubunginya seharian ini. 'awas saja sampai nanti Taeyong menelfon, akan aku marahin habis-abisan' gerutu Jennie dalam hati.
Begitu sampai di rumah, Jennie langsung masuk ke kamarnya dan tidak perduli dengan teriakan Kai di bawah untuk membantu menyusun belanjaan.
Seharian tanpa kabar dari Taeyong, sangat mempengaruhi mood Jennie. karna sadar atau tidaknya Jennie, memang apapun tentang Taeyong akan berpengaruh besar terhadap Jennie.
.
.
.
author note :Halohaa.. akhirnya cerita Jennie pertamaku terbit yaaa...
Tentunya dengan Shipper nomer 1 ku ya.. JENYONG!!! yeee...
Bagi yang Shipperin Jennie ama yang lain, tenang aja.. draff Jennie storyku tinggal perlu revisi ulang buat terbit.. Dengan Shipper ke 2 ku.. yaappp... Ditungguin aja ya.. hahahaaa... jangan lupa Voment ya.. gomawoo ♥💖
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart (COMPLITED + revisi)
Fanfiction"Tae, tolongin aku dulu ihh.." "Tolongin apa?" "Liat tuh" "Loh? Kok ada darah? kan dulu udah pernah, kok berdarah lagi?" "Ihh, jangan ngomong sembarangan deh" ♥ Cerita ini hanya tentang Jennie dan Taeyong, dan betapa manisnya kisah cinta mereka. ♥ ...