.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
... Kring.. kring....kring...Bunyi jam weker di samping tempat tidur itu terus terusan berbunyi. Menimbulkan suara berisik yang memenuhi kamar dengan cat putih itu.
Pemilik jam weker itu menarik selimut tebalnya, ia lalu berusaha menutupi telinganya dengan bantal. Mencoba menghalau suara yang membuatnya terusik itu.
Tapi, walau sudah dengan berbagai posisi ia menutupi telinganya masih saja pendengarannya mendengar suara alarm wekernya. Hingga karena kekesalannya ia melemparkan bantal yang sedari tadi ia pegang untuk menutupi telinganya, kearah jam weker.
Bunyi benda terjatuh menggantikan suara yang sedari tadi mengganggunya. Keadaan hening setelah itu. Sosok diatas ranjang itu menghela nafas frustasi. Menatap kesal kearah langit langit kamarnya.
Tangan kekarnya yang tadi berada diatas perut turun perlahan kearah celananya. Ia mengumpat kecil merasakan celananya, lebih tepat di selangkangannya, basah. Apa barusan tadi ia habis mimpi basah?
Shit, dia bukan lagi seorang remaja SHS yang suka berfantasi dalam tidur. Ini pasti karena mimpi sialan yang tadi.
Otak Jeno mencoba mengingat mimpi yang ia alami. Kerutan muncul persimpangan dahi Jeno. Ia bangkit lalu mengacak frustasi rambutnya.
Mengumpat lagi, karena ia bisa mengingat dengan jelas mimpinya. Entah ini bisa disebut sebagai mimpi atau tidak. Jeno bisa mengingat semuanya dengan jelas, Mulai dari awal pertemuan mereka, sentuhan ketika kulit mereka berdua bertemu, dan genggaman lelaki yang menyebut dirinya 'Donghyuck' itu. Bahkan suara lelaki yang tadi malam ia gagahi masih terngiang dengan jelas dikepalanya. Ingatanya malah terlihat seperti kenangan nyata dari pada disebut sebagai mimpi.
Apa benar tadi malam itu hanya mimpi? Sebuah bunga tidur yang menemani malamnya saja..
Atau....
Sebuah kenyataan?
Jeno merasa akan gila memikirkan hal ini berulang ulang. Otaknya tak bisa memberi jawaban atas pertanyaan dalam hatinya.
"Yak!! Lee sialan Jeno buka pintunya... Para bodyguard itu datang lagi mencarimu!!" teriakan dari luar membuat Jeno mengembuskan nafas kesal.
Huh! Dari pada mengurusi mimpi
yang membuatnya pusing. Jeno lebih baik menyelesaikan masalah ini dulu.Jeno membuka pintu kamarnya dengan malas. Tentu saja sebelumnya Jeno sudah mengganti celananya yang 'basah'.
"Ada apa?" datar Jeno.
"Sialan. Kau baru bangun rupanya! Tidakkah kau tau didepan sudah ada para suruhan ayahmu yang mencarimu!! kenapa kau tak menemui mereka dan dan segera pulang kerumahmu, HAH?!" omel seseorang yang tadi mengetuk pintunya dan meneriakinya dari luar.
"Aku malas bertemu mereka, Mark hyung." ujar Jeno santai sambil menyandarkan punggungnya dipintu kosannya.
"Tapi, mereka mengganggu penghuni kamar lain. Seti--.."
"Tuan, anda harus ikut kami pulang!" potong sosok lelaki berpostur tubuh tinggi dan besar lengkap dengan jas hitam dan kacamata hitamnya, dibelakangnya diikuti oleh dua orang yang mempunyai penampilan mirip seperti sosok jangkung yang tadi habis bicara.
"Ck, tidak mau." malas Jeno, memandang datar sosok disampingnya itu.
"Tapi, perintah tuan besar and---
"Aku tak peduli omongan si Tua bangka itu!!" teriak Jeno memotong perkataan salah seorang suruhan ayahnya itu. Matanya memincing tajam kearah tiga orang dihadapanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
RandomCerita singkat dari pasangan NoHyuck. Kadang Manis, kadang pahit, kadang ya hambar... Warn!!! bxb boy love