Maaf buat kesalahan alias typo...
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
..
..
.
..
..
..
.Bel sekolah menggema memenuhi seluruh gedung sekolah tempat Donghyuck belajar. Para murid lantas cepat- cepat berkemas untuk pulang. Tak terkecuali kelas Jeno.
Setelah Jeno selesai berkemas ia menghampiri Jaemin.
"Jaem, nanti aku hubungi untuk kerja kelompoknya ya!" ujar Jeno sambil tersenyum cerah. Donghyuck hanya menatap datar kedua orang di depannya ini. Setelah Jaemin pergi Donghyuck berjalan mendekati Jeno.
"Kita pulang bersama atau tidak? Kalo iya aku akan memberi tahu Yuta hyung dulu." ujar Donghyuck. Mendapat anggukan dari Jeno. Donghyuck berlalu menuju pintu kelas di ikuti Jeno. Di sana sudah ada Yuta yang tersenyum melihat Donghyuck.
"Hyung, maaf tak bisa pulang bersamamu. Hari ini aku pulang dengan Jeno." ujar Donghyuck memulai percakapan.
"Tak apa. Jika kau butuh apa- apa telpon aku dan Jeno kau menyetirlah dengan hati- hati. Jangan sampai Donghyuckieku terluka. Jika tidak kau berurusan denganku!" ancam Yuta bercanda.
"Hyung apaan sih." malu Donghyuck dengan wajah sedikit memerah dan mempoutkan
"Ah kau manis sekali. Bibirmu itu jangan seperti itu. Kau ingin ku cium, heum?" goda Yuta. Donghyuck menggeleng ribut. Ia malu sungguh. Tak seperti biasanya, jika ia di goda maka dia akan cuek. Entah mengapa kali ini beda. Entahlah.
Jeno menatap sengit keduanya. Memyebalkan. Segera ia tarik Haechan tanpa kata- kata. Bisa Jeno rasakan bahwa Donghyuck memberontak.
Kepala Donghyuck menoleh dan melihat Yuta yang terkejut dengan sikap Jeno.
"Hyung nanti malam aku akan mengabarimu!" teriak Donghyuck yang sekarang tak lagi memberontak di bawa Jeno. Yuta hanya tersenyum melihat punggung dua adik kesayanganya menjauh.
Selama perjalanan Donghyuck dan Jeno saling terdiam. Sibuk dengan pikiran masing masing.
Apa mereka sering berhubungan? Batin seseorang sedih.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Selama lima belas menit perjalanan hanya ada keheningan. Padahal biasanya Donghyuck cerewet dan Jeno tak bisa berhenti menjahili Donghyuck.
Sekarang mereka sudah ada di rumah Donghyuck. Donghyuck dan Jeno menaiki tangga ingin kekamar Donghyuck. Jeno saat di suruh menginap di rumah ini. Ia tak akan mau tidur di kamar tamu. Entah apa alasannya.
"Aku mandi dulu." ujar Donghyuck memecah keheningan yang sedari tadi terjadi diantara mereka. Jeno hanya menganggukan kepala dan merebahkan tubuhnya di kasur Donghyuck, dan mulai memejamkan matanya yang mulai berat
Donghyuck keluar kamar mandi, ia melihat Jeno yang meringkuk dengan mata tertutup. Ia tersenyum. Jeno benar- benar lucu saat ini. Seperti anak kecil yang lugu.
Setelah mengeringkan rambutnya. Donghyuck turun kebawah untuk membuat makan malam. Sebenarnya di rumahnya ada pembantu tapi sedang ijin cuti. Diluar sedang hujan, Donghyuck berpikir makanan yang enak di makan saat hujan apa?
Setelah berpikir cukup lama ia memasak sup ikan saja. Karena bahan yang ada hanya itu. Selesai memasak. Ia pergi keatas berniat membangunkan Jeno.
"Jen, bangun Jen!" tapi Jeno masih memejamkan matanya dan tak menggerakkan tubuhnya barang sedikitpun. Tapi, Donghyuck masih berusaha membangunkan Jeno.
"Bagaimana kau masih terlihat tampan walaupun tidur, Jeno-ya?" lirih Donghyuck tiba- tiba. Menghentikan niat Jeno yang akan membuka mata.
"Aku takut kehilanganmu, Jeno-ya.."
"Pasti kau akan memilih Jaemin yang manis dan pemalu dari pada aku yang jelek dan memalukan." sesak Donghyuck
"Andai saja aku tak punya perasaan ini. Tapi, persaan ini terlanjur tumbuh... Aku mencintaimu, Jeno-ya." merasa sudah cukup bicara, Donghyuck bangkit hendak menyimpan Sup yang tadi di buatnya agar masih hangat saat Jeno bangun.
Baru saha Donghyuck bangun sebuah lengan menahannya dan menariknya jatuh ketubuh Jeno. Tubuh mereka sekarang bertindihan dan juga bibir Donghyuck yang jatuh tepat di bibi Jeno.
Tunggu!!
Mereka berciuman? Donghyuck menarik wajahnya menjauh. Ini sebuah kesalahan.
Tapi, belum sempat ia melakukanya sebuah tangan menahan kepalanya. Perlahan Jeno bangkit dan duduk di kasur dengan Donghyuck yang sekarang berada di pangkuannya.
Jeno mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibir Donghyuck. Rasa manis menyeruak di indra pengecap Jeno. Ia terus menjilati bibir Donghyuck berharap ia mau membuka mulutnya.
Donghyuck masih beku bahkan saat ia merasa lidah Jeno yang menjilati bibirnya. Namun, melihat mata Jeno yang tertutup iapun menutup matanya dan membuka mulutnya.
Jeno tak menghilangkan kesempatan itu ia langsung memasukan lidahnya kedalam mulut Donghyuck dan mulai menginvasi seluruh bagian dalam mulut Donghyuck. Ia semakin menekan kepala Donghyuck dan memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk mencari posisi yang nyaman.
Tangan Jeno satunya pun tak tinggal diam. Tangan itu mulai meraba pantat Donghyuck dan meremasnya gemas. Sontak itu mengejutkan Donghyuck.
"Akhhg..." pekik Donghyuck.
"Ekhhmmm...eunghhh..." desah Donghyuck semakin keras saat tangan Jeno memasuki baju Donghyuck dan mengelus perut tummy miliknya yang kemudian naik perlahan ke arah dadanya.
Jeno melepas tautan mereka. Ia menidurkan tubuh sahabatnya itu. Setelah itu ia kembali mencumbu panas bibir yang sudah bengkak itu. Tangan Jeno mulai memainkan nipple Donghyuck. Menghasilkan pekikan tertahan dari Donghyuck.
Tangan Donghyuck memukul dada Jeno pelan saar merasa nafasnya sudah hampir habis. Jeno yang mengerti melepaskan tautan bibir mereka tidak rela. Sebagai gantinya ia mulai turun kearah leher jenjang Donghyuck. Jeno menghirup aroma khas yang keluar dari tubuh sahabatnya itu. Setelah puas dengan beberapa hickey yang dia buat. Jeno beralih menatap Donghyuck yang juga menatapnya.
"Chanie..." panggil Jeno. Donghyuck tertegun. Jeno jarang memanggilnya seperti itu. Itu adalah panggilan kesayangan Jeno kepadanya. Jeno hanya memanggilnya seperti itu hanya saat serius, Jeno sedang bahagia, dan Ia merasa sedih.
"Hmm..." gumam Donghyuck sambil membelai rambut hitam Jeno.
"Ku pikir hanya aku yang menyimpan perasaan ini." lirih Jeno membuat Donghyuck menghentikan elusan di rambut Jeno.
"Aku tak akan memilih Jaemin. Karena aku hanya mencintaimu, Haechanie." ucap Jeno sambil menampilkan senyum menenangkan miliknya.
"Lalu kenapa kau selalu dekat dengan Jaemin?" tanya Donghyuck penasaran.
"Itu untuk membuatmu cemburu saja, hehe..." jawab Jeno.
"Hiks... Kau... Jahat... Hiks..."ujar Donghyuck atau Haechan itu disela isak tangisnya. Ia merasa Jeno sangat jahat. Bagaimana ia bisa dekat dengan orang lain hanya untuk membuatnya cemburu?
"Hei, kenapa menangis, heum? Aku hanya mencintaimu. Kau tau itu?" hibur Jeno.
"Kau jahat. Kau dekat dengan Jaemin tapi malah menjauhiku." ujar Donghyuck sambil mempoutkan bibirnya. Membuat Jeno tak tahan untuk tak menciumnya.
Setelah mencuri kecupan dari bibir Donghyuck, Jeno menatap mata bening Donghyuck yang terlihat sedikit memerah tapi tetap terlihat lucu di mata Jeno.
"Saranghae, Haechanie..." ujar Jeno tulus.
"Nado saranghae, Jeno-ya..." balas Donghyuck dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Hope you enjoy it...
Jangan lupa teken gambar bintang nggak seberat rindu kok😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
De TodoCerita singkat dari pasangan NoHyuck. Kadang Manis, kadang pahit, kadang ya hambar... Warn!!! bxb boy love