Éurofia(M)

4.9K 296 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pemuda dengan pakaian serba putih itu merasa terusik dalam tidurnya.

Dalam pejaman matanya bisa ia rasakan belaian lembut di kedua pipinya. Gemericik air sungai juga deru angin sepoi sepoi yang berada di sekitarnya.

Perlahan ia membuka mata sipitnya.

Pertama kali yang ia lihat adalah langit biru cerah. Ia masih menatap langit diatasnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Senyuman kecil timbul dibibir keritingnya.

Ini kedua kalinya, ia kembali ketempat ini.

Ketempat seseorang paling cantik menurutnya tinggal. Seseorang yang bagai dewi, yang pantas dipuja dan dicintai.

Seseorang yang memberi aura positif. Seseorang dengan senyum secerah matahari, ah tidak, dia bahkan lebih cerah dari matahari. Dia seakan menyinari hidup gelap Jeno. Dia seseorang yang bisa membuat semua orang tunduk dihadapanya hanya dengan tatapan mata. Termasuk pemuda dengan eyesmile itu.

Seseorang dengan segala kesempurnaanya yang belum pernah Jeno tau di dunia.

Karena sekarang ia berada di mimpinya.

Berada di alam bawah sadarnya. Jauh dari dunia kelamnya.

Entah ini sebuah bunga tidur biasa atau tidak.

Yang jelas bagi Jeno saat pertama kemari, ia merasa berada disurga.

Jeno bagai melihat malaikat saat menatap wajahnya. Tubuhnya bagai penari terseksi dari sebuah kerajaan megah. Wajah mungilnya mengalahkan semua manusia yang memiliki wajah paling indah. Jemari lentiknya yang terlihat panjang dengan kuku yang cantik. Kaki kurus nan jenjang miliknya.

Apalagi suara indah yang keluar dari bibir merah cherrynya.

Padahal dia hanya mengucapkan dua kata dipertemuan terakhir dengan Jeno.

"Siapa kamu?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jeno melangkahkan kakinya menuju pinggiran sungai.

Kaki telanjangnya bisa merasakan embun yang menempel pada rerumputan. Ia juga bisa mendengar deru angin yang terasa menyenangkan dipendengaranya. Ia merasa tenang.

Jeno berhenti empat meter dari tepi sungai.

Mata sipitnya mencoba menangkap bayangan dari eksistensi di depanya sana.

Seseorang dengan balutan pakaian serba putih seperti dirinya tengah tertidur dengan membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya.

Jeno mendekat dengan pelan pelan kearah dia.

Seseorang yang tadi selalu ia puji.

Jeno duduk disamping sosok itu. Memperhatikan setiap lekuk tubuh sosok disampingnya dengan cermat.

Jeno tersentak dalam tatapanya.

Saat tiba tiba sosok itu mengerakan kepala lalu mata indahnya terbuka dan tepat menatap kearah netra hitamnya.

Saat tiba tiba sosok itu mengerakan kepala lalu mata indahnya terbuka dan tepat menatap kearah netra hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang