Baby

4.2K 308 27
                                        

.
.
.
.
.
Sorry for typo(s)

Judulnya agak gimana gitu tapi udah nggak tau mau ngasih judul apa😅

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cklek!

.

.
Pintu utama rumah mewah itu terbuka perlahan. Dengan hati hati si pembuka itu mendorong pintu dengan ukiran khasnya itu kebelakang, berusaha tak menimbulkan suara decit dari engselnya.

Membawa kaki tanpa alas kaki itu masuk, disusul oleh tubuhnya. Bergerak perlahan hingga tubuhnya sudah berada dibalik pintu. Membawa sepasang sepatu dalam dekapanya. Lalu, meletakkanya di rak sepatu samping pintu.

Sosok itu juga membawa sebuah tas kerjanya. Ia mengeluarkan sebuah amplop kecil dari tas kerjanya.

Selesai mengeluarkan dan menyembunyikannya, sosok itu bergerak kembali untuk menutup pintu. Bergerak sangat lambat, untuk tak membuat suara gesekan antara kaki mulusnya dengan lantai. Tak butuh lama dia menutup pintu.

Tanganya perlahan jatuh kebawah. Bernafas lega tanpa sadar. Jemari lentiknya terangkat menghapus keringat di pelipisnya, akibat gugup yang ia alami.

Tubuh si Pembuka tersentak ketika tiba tiba cahaya lampu masuk kedalam rentinanya. Dilanjutkan menahan nafas mendengar suara langkah kaki dari belakang.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Baru pulang?" Suara hangat itu menyapa telinga si pembuka.

Membuat sosok yang sedari tadi menahan nafas menghembuskan nafas lega.

Ia membalikan tubuhnya, untuk melihat seorang lelaki dengan piyama beruangnya yang tadi menegurnya, tapi sekarang malah menguap dengan mengucek sebelah mata bulatnya.

"Haechanie~~ kau mengagetkanku tau!" kesal sosok itu pada seseorang yang ia panggil 'Haechan'.

"Habis kau baru pulang! aku merindukanmu tau!" ujar Haechan sambil menguselkan hidungnya di dada bidang Jeno.

"Iya iya aku tau!" jawab Jeno dengan menepuk bahu sempit 'suami'nya.

Jeno melepas pelukannya. Beralih menatap mata Haechan.

Bisa Jeno lihat mata Haechan yang menahan ngantuk, terlihat sangat imut bagi Jeno.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Jeno sambil memapah Haechan kembali kekamarnya.

Haechan mengangguk kecil. Lalu kembali bergelayut manja di bahu Jeno. Membuat Jeno akhirnya haru menggendong koala Haechan.

Sampai di depan kamar mereka. Jeno langsung membukanya. Sedangkan Haechan sepertinya sudah tertidur.

Jeno menurunkan Haechan perlahan. Sambil terus memeperhatikan raut tidur Haechan yang sepertinya tak terusik sedikit pun.

"Kau cantik!" gumam Jeno, lalu mencium dahi Haechan penuh cinta.

"Eungh...aku sudah menyiapkan air untukmu!" gumam Haechan dengan mata tertutup."Mandilah, dan cepat tidur!"lanjutnya lalu Haechan membalikan tubuhnya membelakangi Jeno.

Jeno tersenyum kecil. Ia bangkit lalu, melepas pakaiannya. Ia berjalan menuju kamar mandi seperti yang dititahkan oleh Haechannya.

Setelah beberapa menit Jeno keluar dari kamar mandi. Ia langsung merebahkan tubuhnya yang setengah telanjang itu disamping Haechan.

Haechan yang tau bahwa itu Jeno langsung memeluk tubuh atletis Jeno.

"Kau sangat merindukanku huh?" tanya Jeno melihat Haechan yang sudah ingin tidur tapi masih saja memaksa membuka matanya. Haechan mengangguk lucu menanggapi pertanyaa Jeno.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang