Harap maklum jika ada kesalahan ketik.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apa maumu Jaeminssi?" tanya Jeno dengan raut wajah kesal.
Jelas sekali. Siapa yang tidak kesal jika ada orang asing yang tiba tiba datang, bersikap sok ramah padamu, dan juga seolah-olah tahu semua kehidupanmu? Dan apa yang tadi Jaemin bilang? Membaca pikiran? jangan konyol! Jeno tak percaya hal semacam itu. Pasti Jaemin ini adalah salah satu suruhan ayahnya. Dan ketika ia mengatakan bahwa sekarang ia bahagia?
Hah omong kosong macam apa itu? Selama 25 tahun Jeno hidup ia tak pernah merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya , dan sejak ibunya meninggal 6 tahun yang lalu, hati Jeno untuk merasakan bahagia benar benar mati.
Mungkin Jaemin benar, tapi tidak dengan kalimatnya yang terakhir.
Atau mungkin iya? Karena, saat Jaemin menyebut kata bahagia tiba tiba saja Jeno mengingat ibunya
dan juga sosok dimimpinya. Dan entah kenapa itu membuat hati Jeno menghangat seolah ada suatu perasaan yang membuat Jeno nyaman. Tanpa sadar Jeno sedikit menyunggingkan senyumnya. Apalagi saat ia mengingat mimpi yang tadi malam ia alami. Tentu saja senyum kecil itu tak luput dari mata Jaemin
"Aku bermaksud baik, dengan membantumu, Jenossi." Jaemin kembali membawa Jeno dari lamunannya. Jeno melihat Jaemin yang menghela nafas.
Huh, dia mulai membual, batin Jeno
"Kkkk." Jeno mengangkat alisnya sebelah saat Jaemin kembali tertawa kecil, Jeno melirik kearah Jaemin, yang sekarang sedang meminum cocktailnya.
"Aku hanya ingin membantumu, apa itu salah---"
"---aku serius, Jaem---"
"---aku juga serius, Jenossi. Aku tak ingin kau mendapat masalah." Jeno sedikit memundurkan tubuhnya, atau, ia baru saja terdorong, ketika tanpa sengaja Jeno menatap mata Jaemin?
Mengerjap mata bingung, Jeno kembali menatap mata Jaemin yang masih memandangnya.
"Siapa kau sebenarnya?" ujar Jeno kembali bertanya. Ia menyingkirkan getaran aneh di sekujur tubuhnya saat matanya menatap mata Jaemin lagi.
Tawa kecil kembali Jaemin keluarkan. Dan entah mengapa membuat Jeno merasa merinding, karena suara tawa Jaemin sekarang seakan akan ada dikepalanya bukan terdengar ditelinganya.
"Aku Na Jaemin, seorang pemuda manis yang tiba tiba datang dan 'membual'," nada bicara Jaemin berucap sarkas ketika kata membual.
"hanya itu, yang perlu kau tau. Jangan mencoba mencari tau tentangku!." Jaemin menghentikan tawanya lalu membalas tatapan Jeno.
Jaemin mendekatkan wajahnya, lalu berbisik, "dan itu lah yang juga harus kau lakukan juga pada dia! Karena semakin kau jatuh kau akan menyesal!"
Jaemin memundurkan tubuhnya sedikit lalu menatap wajah Jeno, dan menyisakan jarak sepuluh centi.
"Jangan berharap pada sesuatu yang tidak nyata, semua itu hanya rasa sesaat, dan akan membunuhmu dengan rasa sakit selamanya." selesai berbicara tepat diwajah Jeno, Jaemin memundurkan sedikit wajahnya. Menatap dalam mata Jeno, membuat pemuda tampan itu jatuh dalam tatapan mata berbinarnya. Tapi, Jeno langsung memutuskan kontak dengan Jaemin. Membuat Jaemin tersenyum kecil.
"Kau istimewa, kau bisa mengalihkan sihirku darimu. Kau seharusnya menyangkal apa yang di lakukan, Donghyuck hyung!" Jeno mengerutkan dahinya saat Jaemin menyebut nama yang tidak asing itu. "Jangan malah terpesona dengan Donghyuck hyung!"
"Bagaimana kau mengenalnya?" Jaemin kembali tertawa, kali ini dengan tawa yang riang. "Kita saudara, Jenossi."
Hening, Jeno terdiam dengan berbagai pemikiran yang menyerang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
De TodoCerita singkat dari pasangan NoHyuck. Kadang Manis, kadang pahit, kadang ya hambar... Warn!!! bxb boy love