Nerd?<2>

3.4K 326 12
                                        

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haechan sampai pada apartemen 00. Sopir yang tadi mengantarnya sudah berbalik, mungkin pulang.

Haechan melihat semua nomer di pintu apartemen ini.

Sampai tubuhnya berhenti di salah satu pintu, ia menekan bel di samping apartemen itu. Tak lama pintu terbuka.

Menampilkan seorang lelaki jangkung. Haechan sedikit terkejut dengan orang di hadapanya. Ia tak menduga partnernya malam ini.

Orang ini tampan, apa ia tak punya kekasih untuk diajak bercinta? Menyedihkan, batin Haechan

"Kau Yuta?" tanya Haechan to the point. Lelaki yang tadi disebut Yuta itu mengangguk. Ia membuka pintunya lebih lebar. Bermaksud mempersilahkan Haechan masuk.

"Jadi kita akan melakukan dimana?" tanya Haechan lagi. Yuta berjalan melewati Haechan, Haechan mengikuti Yuta.

Dia bisu apa? Kalo nggak dibayar tinggi udah gue maki dia, batin Haechan lagi.

Yuta berhenti mendadak membuat Haechan yang tak memperhatikan depan menabrak punggung Yuta.

"Aw. Napa berhenti?" tanya Haechan. Yuta berbalik menghadap Haechan. Yuta menyudutkan Haechan hingga punggung Haechan menabrak tembok.

"Main disini? Yakin kita sex disini?" ujar Haechan tanpa disaring lagi. Ia menatap ruangan tempat ia disudutkan. Dapur.

"Kalo begitu cepatlah. Aku harus pulang malam ini." Haechan langsung mencium bibir Yuta. Sedangkan lelaki dihadapanya terkejut. Tapi, setelahnya Yuta mengambil alih kendali ciuman itu.

Tangan Yuta tak tinggal diam. Tangan Yuta memeta tubuh semok Haechan. Mengusap wajah halus dan bersih Lee Haechan. Tangan Yuta turun menuju gundukan kecil di selangkangan Haechan. Ia meremas kecil gundukan itu, mengakibatkan lenguhan panjang keluar dari mulut seksi Haechan. Tapi, setelahnya Yuta menghentikan aksinya. Padahal Haechan dan dirinya sendiri sudah ereksi.

"Kenapa?" susah payah. Ketauhilah ini rekor tercepat Haechan teransang

"Kau binal, dasar jalang..!" empat kata dari mulut Yuta entah mengapa menusuk hati Haechan. Padahal ia sudah sering dihina oleh pelangganya saat sedang bercinta.

Tak lama Yuta mengucapkan hal itu, Yuta kembali menyambar bibir Haechan. Haechan diam tak bergeming bahkan saat Yuta sepenuhnya mengambil alih kendali dari tubuhnya. Ia pasrah dan rela saat Yuta mendominasi permainan.

Tak seperti biasanya, Haechan tak akan suka disuruh menjadi bottom yang penurut, tapi entah sihir apa yang digunakan Yuta hingga membuat Haechan jadi seperti seorang anjing yang terlatih.

Mereka melakukannya didapur. Desahan Haechan memenuhi ruangan yang seharusnya digunakan untuk membuat makanan itu, tapi sekarang berganti menjadi ruangan untuk membuat anak, mungkin.

"Morhh..reehh...Deephh.." Pinta Haechan ketika Yuta kembali menyentuh bagian terdalamnya lagi. Demi mendengar itu Yuta melambatkan gerakanya dan mengerakkan pinggulnya pelan tapi langsung menumbuk titik nikmat Haechan.

"Tidakkah kau capek ini sudah ketiga kau keluar." tanya Yuta heran.

"Setelah ini aku pergi. Cepatlah aku sudah tak tahan." ringis Haechan. Yuta menuruti permintaan Haechan. Ia semakin mempercepat pergerakaanya. Hingga selang beberapa menit mereka berdua kembali sampai. Yuta keluar ditubuh Haechan, sedangkan Haechan keluar tepat di perut Yuta, membuat perut pemuda itu lengket dengan cairan putih yang kental.

Yuta mengambil tisu di lemari mengusap perut dan ceceran sperma Haechan dilantai, lalu membersihkan sperma yang menetes keluar dari lubang anal Haechan.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang