.
.
...
..
.
.
.
.
.
.
.Mungkin ada kata" kasar kali ini. Mohon bisa jadi reader yang budiman nan pengertian😊
...
.
...
.
.
.
.
.
.
.sorry for typo
..
.
.
..
.
..
.
..
Lee Haechan namanya. Seorang mahasiswa di jurusan sejarah. Semua orang mengenalnya.Siapa yang tidak tahu Lee Haechan?
Seorang pemuda berwajah tampan dan cukup imut sebetulnya. Hanya saja penampilanya yang nerd mungkin membuat ia jauh dari kesan enak dipandang. Dan berbeda dari mahasiswa kebanyakan.
Haechan juga lebih sering menghabiskan waktu di perpustakan dan menutup diri dari dunia. Sehingga sampai saat ini ia tak pernah memiliki seorang teman di kampusnya.
Tentu saja sikap dan penampilannya ini tak akan jauh dari kata, bullyable.
Dan yah, selama kurang lebih satu tahun terakhir ia menjadi korban bully dari anak nakal, tapi kebanggan kampus bernama Lee Jeno.
----------
"Gue boleh duduk?" tegur sebuah suara pada Haechan yang tengah membaca buku di perpustakaan. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat Jeno. Ia berdecak sebal. Dan berdiri dari sana dan ingin pergi.
"Eits, mau kemana lo?" cegah Jeno. Haechan hanya menatap datar tangan Jeno yang memegangnya.
"Apa?" sungut Haechan
"Santai dong." sabar Jeno
"Jadi yang kemarin itu beneran lo?" tanya Jeno.
"Lebih baik lo bully gue, jangan ngurusin hidup orang!" ketus Haechan yang mengerti arah pembicaraan mereka.
"Dan jangan coba- coba nyari tau tentang hidup gue!" hardik Haechan dan meninggalkan Jeno yang tengah memikirkan sesuatu.
Jeno tersenyum miring, ia mendapat ide bagus.
•••
Hidup Haechan di kampus selama sebulan bebas dari bully dari seseorang bernama Jeno.
Entah apa yang direncanakan Jeno. Tapi, Haechan mencoba tak memperdulikanya.
Sekarang ia tengah sibuk dengan bajunya yang terkena siraman kuah bakso. Ya ia bebas dibully Jeno bukan berarti bebas dari siswa lain yang entah mengapa terlihat membenci keberadaanya.
Apa salahnya? Apa karena sikap tertutupnya? Atau karena penampilanya? Haechan rasa tidak ada yang salah. Ia memakai kemeja putih yang di masukan kedalam celana hitam panjang agar terlihat rapi, rambut yang tertata sedemikian rupa sehingga terlihat klimis dan tidak berantakan, dan kacamata kodoknya karena ia malas menggunakan softlens. Sungguh tidak ada yang salah di mata Haechan.
"Sebaiknya lo pake ini!" tawar seseorang di belakangnya. Haechan menatap balik sosok itu dari pantulan cermin. Mata doenya beralih menatap jaket yang di pegang Jeno. Ia mengambilnya lalu masuk kedalam salah satu bilik toilet setelah sebelumnya ia mengucapkan terima kasih singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
RandomCerita singkat dari pasangan NoHyuck. Kadang Manis, kadang pahit, kadang ya hambar... Warn!!! bxb boy love