"Sayang."
Daehwi memutar bola matanya malas melihat siapa yang menunggunya di depan kelas.
Kebetulan sekolah sudah sepi karena Daehwi sengaja pulang lebih sore untuk mengerjakan tugas nya di perpustakaan, toh dirumah pun tak ada siapapun jika masih siang.
Ia melipat kedua tangannya didepan dada, membiarkan Guanlin menghampirinya dengan senyuman gusinya.
"Kamu kemana aja sih, ko gak bisa dihubungin dari semalem ?" Tanya Guanlin lembut.
Laki-laki itu mencoba mencium kening Daehwi seperti kebiasaan mereka jika bertemu namun Daehwi malah menghindar. Membuat kerutan samar di kening Guanlin.
"Jangan coba-coba sentuh gue pake bibir kotor lo itu !" Bentak Daehwi dengan mata nyalang.
"Kotor ? Maksud kamu apa ? Kamu kenapa sayang ?" Guanlin mencoba meraih Daehwi namun kekasihnya itu terus menghindar.
"Berapa banyak cewek yang lo panggil sayang dengan mulut itu ? Berapa banyak bibir yang lo lumat pake mulut sialan lo itu ?!" Suara Daehwi masih stabil, ia sama sekali tak menangis meskipun hatinya terasa tercabik-cabik.
Guanlin memang brengsek karena lebih mementingkan club basket ketimbang dirinya namun Daehwi masih bisa memaklumi. Namun jika Guanlin brengsek karena bermain wanita dibelakangnya, Daehwi tak bisa lagi memakluminya.
Dan lagi, Daehwi tak tau sudah berapa kali Guanlin berkhianat dibelakangnya. Sudah berapa banyak wanita yang di permainkannya.
Gadis itu kira Guanlin akan marah dan balik membentaknya, namun dilihatnya mata Guanlin terbelalak dan pandangannya menyendu.
"Sayang.. aku.. bisa jelasin." Lirih Guanlin terus berusaha meraih kekasihnya.
Sumpah, Daehwi lebih baik melihat Guanlin marah dan membentaknya agar ia bisa dengan mudah membencinya. Namun Guanlin yang brengsek tetaplah Guanlin yang masih bersikap lembut kepadanya. Guanlin tak pernah membentaknya, apalagi menyakitinya secara fisik.
Tapi Daehwi tak boleh luluh begitu saja pada Guanlin. Selama ini ia setia meskipun sering ditinggalkan. Namun Guanlin malah merusak kepercayaannya.
"Udahlah, kalo kamu emang lebih butuh wanita yang bisa puasin nafsu kamu lebih baik kamu tinggalin aja aku." Suara Daehwi melunak, ia masih menahan tangis nya.
Guanlin menggeleng. Matanya juga memerah, menggambarkan penyesalan yang sangat besar telah membuat gadis kesayangannya kecewa.
"Aku khilaf sayang, aku.. aku cuma cinta sama kamu Hwi."
"Aku juga cinta sama kamu Guan, tapi aku gak bisa ngejalanin hubungan sama orang yang udah bikin aku kecewa."
Secepat kilat Guanlin menarik tangan Daehwi, membawanya kedalam pelukkannya. Daehwi memberontak, namun Guanlin terus mendekapnya sembari mengucapkan kata maaf berkali-kali. Membuat gadis itu tak bisa lagi menahan air matanya.
Daehwi memukuli punggung Guanlin yang masih memeluknya, menangis sejadi-jadinya. Tak menyangka jika orang yang selama ini dicintainya ternyata bermain api di belakangnya.
Dan, Daehwi bukan tipikal orang yang bisa dengan mudah memberikan kesempatan kedua.
"Siapa cowok yang nganterin kamu tadi pagi dan kamu cium itu ?" Gumam Guanlin. Sebenarnya ia marah, namun kemarahannya tak sebanding dengan rasa kecewa Daehwi pada dirinya.
"Bukan urusan kamu." Daehwi mencoba menjauh dari Guanlin saat pelukan itu merenggang, namun Guanlin kembali mendekapnya.
"Aku tau aku bajingan, tapi bukan berarti aku rela ngeliat pacar aku skinship apalagi sampe cium cowok lain di muka umum kayak gitu." Guanlin menggeram pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Wanna Do ! || Wanna One !
FanficLayarkan kapal mu disini ?? hanya cerita pendek one / two / three / four shoot tergantung mood yang nulis wkwkwkwkwk.. Warn! BxB or GS (tergantung kebutuhan cerita) Bahasa baku or non baku /? suka suka yang nulis wkwk.. Tydack Like ? Nagajuseyo ~~