Aku terbiasa melihat senyummu di pagi hari.
Aku terbiasa menunggumu di malam hari.
Aku sudah terlatih untuk mendekapmu saat dingin menggetarkan tubuhmu.
Dan tak ada yang dapat kulakukan selain memikirkanmu.Lalu bagaimana bisa Kau tak menunjukkan senyummu bahkan hingga senja telah menguasai.
Bagaimana bisa kau tak kunjung datang walau musim sudah berkali-kali berganti.
Bagaimana bisa kau dengan sangat cepat melatih tubuhmu untuk mendekap tubuh lain untuk menghangatkanmu dan bagaimana bisa kau meninggalkanku begitu saja."Ka Hansol. Hansol Kau kenapa" Tubuh Hansol berguncang karena seseorang berusaha menggoyangkannya dengan sekuat tenaga. " Kau bermimpi buruk lagi? Dasar kau ini. Aku harap ada orang lain yang dapat melepaskanmu dari kenanganmu itu. Ka, cepat Bangun" Tubuh Hansol terus di goyang tanpa henti. Ia tak suka melihat keadaan pria yang sedang ada di sisinya itu. Ia tak suka melihat wajah muram dan sedih itu.
"Kau bisa berhenti sekarang Sofia Chwe. Aku sudah bangun" Hansol berkata tanpa bergerak. Ia sangat ingin marah karena perbuatan adik perempuannya itu. Namun rasa sayangnya terlalu besar untuk melakukannya.
"Kau jangan bodoh ka. Kau punya 1001 alasan untuk melupakannya serti 1001 alasan untuk menghapus dirinya dari hatimu yang murni itu dan tidak ada 1 alasanpun untuk sekedar mengingatnya"Sofia bertolak pinggang. Wajahnya dibuat seperti marah namun malah terlihat imut.
"Kau punya 1001 alasan untuk tetap disini. Tapi aku hanya perlu 1 alasan untuk membuatmu hilang dari sini" Hansol menatap Sofia dengan aura vampirnya. "Privasi. Silahkan cepat keluar" Hansol berusaha duduk lalu meraih bantal yang paling dekat dengannya. Ia melemparkannya pada adik perempuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY [ VerKwan ]
FanfictionAku sudah lama menunggu hingga menyerah. namun saat aku melepas semuanya, Dia datang membawa penantian yang lain.