"Tunggu sebentar lagi Oppa. Aku masih ada tugas" Sofia yang sedang menulis di meja pendek menyingkirkan tangan Oppa yang terus-terusan menariknya.
"Tapi ini sudah malam Sofia Chwe. Tidak baik seorang gadis di luas malam-malam begini" Hansol yang duduk di sebelahnya tidak menyerah. Dia terus berusaha meraih tangan adik perempuannya itu.
"Aku juga di luar rumah kemarin-kemarin. Kau tidak pernah memarahiku" Sofia terus melanjutkan pekerjaannya tanpa memalingkan wajahnya pada Oppanya itu.
"Itu di taman rumah. Apanya yang bahaya Sofia" Hansol Menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengacak-acak rambut adiknya itu.
Kan tetap saja itu di luar rumah. Sudah ah. Ulahmu ini makin membuat kita pulang malam. Kau diam sebentar saja. Pekerjaanku harusnya sudah selesai jika kau tak menggangguku" Sofia memutar kepalanya menghadap pada Hansol dengan tangannya yang menunjuk pada wajah tampan itu.
"Baiklah. Aku akan menunggumu. Tapi lakukan dengan cepat" Hansol membaringkan tubuhnya di atas lantai tanpa alas. Tubuhnya sangat lelah. Dia menguap berkali-kali hingga akhirnya tertidur.
"Keluarga ini betul-betul membuatku pusing" Jihoon terkejut saat masuk ke sebuah ruangan dan menemukan pria bule yang tertidur pulas tanpa alas atau selimut. Dia berbalik dan menuju salah satu ruangan tempat Seokmin berada.
"Untuk apa alas itu Hyung" Seokmin yang sedang berbaring sambil membaca buku bergerak lalu membantu Jihoon menarik selimut yang sulit sekali di raih pria bertubuh kecil itu.
"Untuk dua kaka adik yang menyusahkan itu. Kemarin satu orang, sekarang dua, jangan-jangan besok seluruh anggota keluarganya akan disuruh ke sini. Awas saja jika mereka meminta makanan juga" Jihoon bicara sambil berusaha memeluk alas dan selimut yang ingin dia bawa secara bersamaan walau itu membuatnya seperti tertelan.
"Kau sungguh sangat menggemaskan hyung. Neoreul joahaeyo "Seokmin melipat tangannya didada sambil bersender di lemari. Ia menatap Jihoon yang sedang kesusahan dengan wajah yang penuh senyuman tanpa niat membantu kekasihnya itu.
"Apa yang kau sukai. Cepat bawa ini" Jihoon sangat malu karena ucapan Seokmin, namun bukan Jihoon namanya jika tak dapat mengontrol dirinya lalu menutupi rasa malunya dengan marah-marah. Itu makin membuat Seokmin dua kali lebih menyukai pria kecilnya itu.
"Nee Sajangnim" Seokmin meraih alas dan selimut dari tangan Jihoon dengan sangat mudah lalu Ia berjalan ke kamar yang ditempati kedua kakak beradik itu.
"Kau tidak bisa melanjutkannya besok gadis kecil" Seokmin sebenarnya sedikit kesal pada Sofia. Karena ulah Sofia kemarin membuat Seokmin merasa gadis itu bukannya membantunya namun membuatnya mendapatkan satu anak didik lagi dan gadis pirang itu lebih menyusahkan dari pada anak-anak TK yang ia ajari.
"Tidak bisa. Aku harus kerja kelompok besok. Tidak akan sempat mengerjakan ini" Sofia tidak menoleh sama sekali pada orang yang sedang mengajaknya bicara. Dia sangat fokus dengan seluruh pekerjaannya hingga lupa cara bersopan santun.
"Terserah kau saja. Nih berikan pada Oppa itu" Seokmin meletakkan selimut dan alas di dekat Hansol yang sudah tertidur lelap.
"Kamsahamnida, Seokmin Oppa"Sofia menundukkan kepala, namun bukan pada Seokmin. Dia masih tetap fokus pada pekerjaannya.
"Benar-benar gadis yang tak punya sopan santun" Seokmin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melihat wajah Sofia yang serius lalu ia menatap Hansol dengan wajah heran "Cepat sekali anak ini tidur" ia pergi meninggalkan kamar itu setelah melebarkan alas dan menggulingkan Hansol di atasnya lalu menyelimutinya. Karena dia pikir jika menunggu Sofia melakukannya sendiri, Pria berwajah barat itu akan meninggal kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY [ VerKwan ]
FanfictionAku sudah lama menunggu hingga menyerah. namun saat aku melepas semuanya, Dia datang membawa penantian yang lain.