Give Me Your Hand

801 102 5
                                    

If the united universe supports me, then I have one wish. Relieve all your pain.

"Aku sudah sangat lelah mengurusi pria bodoh ini. Kapan aku bisa melarikan diri darinya. Ini sudah kesekian kali liburanku harus musnah karna akal muslihatnya. Apa dia mencintaiku atau apa, hingga tak merelakan aku berbulan madu dengan istriku." Jeonghan mondar-mandir di sekitar tempat tidur Seungkwan. Entah sudah berapa kali ia melihat arlojinya. Sesekali dia mencubit-cubit kedua pipi Seungkwan dengan gemas. Dia menuju Mino yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah. "Kapan pria bodoh ini bangun" Ia berharap ada jawaban dari pria yang sejak tadi malas bergerak itu. Namun Mino hanya menjawab dengan mengangkat Bahunya tanda dia pun tak tahu.

"Aku bisa mendengar ucapanmu Jeonghan-ssi" Seungkwan membuka pelan matanya hingga setengah dan mencari keberadaan Jeonghan. "Aku harap tidak ada Mira disini untuk mendengar semua perkataan burukmu itu. Jika sampai dia mendengarnya, habis kau ditanganku" Seungkwan masih berbaring. Tubuhnya belum kuat untuk sekedar bergerak, ia hanya menunjukkan wajah seperti ingin menelan Jeonghan hidup-hidup.

"Baiklah, sepertinya aku sudah bisa pulang" Mino beranjak dari tempat duduk lalu menepuk-nepuk pundak Jeonghan.

"Tidak. Kali ini kau yang harus mengawasinya. Aku harus pergi ke suatu tempat. Jika aku tak datang maka aku akan diceraikan istriku" Jeonghan berlari secepatnya sebelum ia mendengar penolakan dari Mino.

"Hei. Hyung... Hyung.. Jeonghan Hyung" Mino berteriak memanggil Jeonghan hingga keluar ruangan. Membuat beberapa orang yang mendengar teriakannya menatap pria itu dengan ekpresi seperti berkata "apa kau sudah gila." Mino yang sadar sedang dipandang dengan sadis menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menundukkan badannya meminta maaf.

" Kau boleh pergi jika kau ada urusan hyung. Aku bisa pulang sendiri" Seungkwan bicara sambil menutup matanya. Dia masih belum kuat bahkan untuk sekedar membuka mata lama-lama. Namun tidak tidak mau menyulitkan orang lain.

"Sebenarnya aku tidak ada urusan. Aku hanya ingin mengganti bajuku saja. Kau tahu kan aku sangat benci menggunakan pakaian yang sama dalam waktu yang lama" Mino mencubit bajunya dengan ekpresi jijik. "Aku heran. Kenapa kau selalu lama setiap kali tidak sadarkan diri. Sebetulnya apa yang kau lakukan selama itu" Mino sadar pertanyaannya sangat konyol. Tapi dia tetap menanyakannya.

"Tentu saja tidur hyung, apalagi"  Seungkwan menjawab dengan mata tetap tertutup. Dia sudah terlalu biasa dengan semua omong kosong Mino saat pikiran sepupunya itu sedang tak berfungsi. Mino menanggapi jawaban Seungkwan dengan anggukan, entah merasa dirinya akhirnya tahu jawabannya atau karna sudah tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan.

"Berapa lama aku tertidur hyung?" Seungkwan berusaha membuka matanya dan mencari keberadaan Mino.

"Tiga hari setengah" Mino menjawab setelah menghitung-hitung dengan jarinya. "Hari ini Mira menggunakan seragam kuning cerah" Mino menunjukkan senyum bangga. Bangga terhadap dirinya sendiri tentu saja. "Aku mengurus Mira dengan sangat baik. Hari ini dia sangat cantik dengan rambut ekor kudanya" Mino meletakkan kedua tangannya di setiap sisi kepalanya dan menarik tangannya menjauh dari kepalanya seperti seseorang sedang membelai rambut panjangnya sambil mengedipkan mata. "Aku baru sadar, Mira benar-benar gadis yang manis" Mino mencubit kedua pipi Seungkwan sebagai ganti pipi Mira. Seungkwan pasrah menerima perlakuan Mino, bukan karena Pria itu sudah membantunya tapi karna tubuhnya masih tidak dapat digerakkan. Karna biasanya tidak seorangpun bisa menyentuhnya.

"Aku baru sadar bahwa kau bisa juga bertingkah menjijikkan, hyung" Seungkwan benar-benar tak percaya dengan gaya yang ditunjukkan Sepupunya.

Dasar kau ini" Mino melepas cubitan nya lalu melangkah ke sofa dan duduk disana.

SERENITY [ VerKwan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang