Jika awan tak pernah kelabu. Maka tak pernah ada kata pelangi.
"Seungkwan-Ssi. Apakah kau bisa menyalahkan musik. Suasana saat ini membuatku merinding" Vernon memajukan tubuhnya ke arah depan. Dia bicara dekat sekali ke telinga Seungkwan sambil menatap lekat ke wajah pria yang memiliki pipi cubi itu. Tanpa bicara Seungkwan menyalahkan radio. Dia berusaha menahan diri untuk tidak bicara. Dia takut hanya kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya karna melihat ulah Vernon.
"Aku bilang musik bukan radio" Vernon yang beberapa menit lalu sudah kembali duduk memajukan tubuhnya lagi. Suaranya sangat pelan namun wajah Vernon terlalu dekat pada Seungkwan.
"Hansol Chwe Oppa" Sofia bicara pelan sambil mencubit pinggang Vernon.
"Auu.. Sakit...."Vernon meringis. Mengusap-usap pinggangnya.
YA...gadis jahat. Kenapa kau mencubitku" Vernon seperti buta. Tak melihat ekpresi Sofia yang seperti mau mengiris-iris Vernon dengan tatapan tajamnya.
Sofia menarik Vernon dan merangkul tangannya, lalu ia berbisik dengan nada yang tak biasa.
"Berhenti bertingkah aneh dan tenanglah. Kalau tidak, kau akan ku dorong dari mobil ini" Vernon yang sudah mengenal Sofia tahu bahwa dia harus mematuhi gadis itu. Seungkwan yang diam-diam melihat interaksi kedua kakak adik itu merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Sisa perjalanan ke rumah, Seungkwan memikirkan Mira dan ekpresi gadis itu dalam foto-foto yang di berikan Jeonghan kepadanya setelahnya adalah Perjalanan yang tenang tanpa ada gangguan dari pria yang duduk di jok belakang mobilnya.
****
"Opppaaaa" Mira yang sedang asik main boneka dengan cepat berdiri saat mendengar suara mobil yang sangat dia kenal. Dia menekan gagang pintu dan mendorongnya. Mira berlari sambil merentangkan tangannya. Meminta untuk di gendong Seungkwan. Mendengar suara Mira, Seungkwan membatalkan niatnya yang ingin ke bagasi mobil untuk mengambil belanjaan. Dia merentangkan kedua tangganya menanti Mira mendekat, lalu menggendong adik perempuannya itu sambil tersenyum tipis.
"Aneh" Vernon masih sangat ingat sikap Seungkwan pada adiknya saat di sekolah. Ia memicingkan mata, keningnya sudah berkerut. Ia bingung dengan yang dilihatnya. "Tapi kau manis juga Kwanie""Tanpa sadar ia pun tersenyum.
"Oppa, tolong bantu Seungkwan oppa membawa belanjaannya" Sofia yang melihat Vernon tersenyum sambil melihat interaksi kedua kakak beradik keluarga Boo ikut tersenyum. Namun ia harus memintanya melakukan sesuatu. Sofia pun senang melihat kedekatan Seungkwan dan Mira. Ia tak menyangka Mira dapat tersenyum secerah ini. Saat-saat bersama Mira yang sedang menunggu Seungkwan berbekas di pikiran Sofia. Dia selalu berharap Gadis kecil itu mendapatkan kebahagiaannya dan harapannya terkabul sekarang.
"Ayeonghaseo Mino-Ssi. Aku Sofia Chwe. Guru Mira" Sofia menundukkan badannya saat melihat seorang pria mendekatinya. Dia mengenal pria itu. Beberapa kali dia menjemput Mira saat Seungkwan tak dapat menjemput adik kecilnya itu. Namun belum pernah saling menyapa.
"Nice to meet you, Sofia-Ssi" Mino terkejut dengan yang di dengarnya. Karna wajah Sofia yang terlihat seperti orang asing namun fasih berbahasa Korea. Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Sofia lalu berjalan ke bagasi Mobil dan untuk kedua kalinya terkejut saat melihat seorang pria dengan wajah yang juga sangat asing sedang sibuk memindahkan barang belanjaan dari bagasi mobil. Setelah mengangkat barang yang dapat dia angkat, Mino langsung berjalan mengejar Seungkwan, meninggalkan Vernon tanpa basa-basi. Bukanya dia mau bersikap sombong. Tapi ia takut bahwa pria itu akan bicara dengan bahasa Inggris, sedangkan dia tak pandai menggunakan bahasa asing itu. Karna buatnya satu orang asing dapat berbahasa Korea saja sudah hebat, jadi jika dia menemukan dua di waktu bersamaan itu adalah keajaiban dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY [ VerKwan ]
FanfictionAku sudah lama menunggu hingga menyerah. namun saat aku melepas semuanya, Dia datang membawa penantian yang lain.