Run to You

935 121 2
                                    

Terjemahkanlah apa yang paling menyakitkan dari kehilangan.


"Eomma, Appa, apakah kalian baik-baik saja. Maaf aku baru datang sekarang" Seungkwan menundukkan kepalanya di antara dua gundukan tanah yang dikelilingi rumput hias yang sangat rapih. Suaranya parau menahan segala emosi. "Eomma, Appa, kalian jangan khawatir, aku dan Mira baik-baik saja" Seungkwan berusaha tegar di depan kedua orang tuanya. Seungkwan mengingat betul Saat orang tuanya masih hidup, mereka selalu memastikan bahwa Seungkwan dalam keadaan bahagia, senang dan ceria. Mereka sangat menjaga dengan baik anak laki-laki mereka. Kini dia juga ingin agar orang tuanya tau dia hidup dengan baik.

"Mi.. Mi.. Mi..ra baik-baik. Hiks..hiks..Dia tidak baik-baik saja Eomma, Appa. Mira tidak baik-baik saja, hiks..hikss... Aku membuatnya menjadi gadis yang menyedihkan" Seungkwan menangis dengan sangat keras. Ia menjatuhkan tubuhnya yang sejak tadi sudah bergetar. "Aku tak dapat menjaganya dengan baik Eomma. Maafkan aku..hiks..hiks" Keadaan Seungkwan tak karuan. Dia menuju tengah kuburan dimana kedua orang tuanya dimakamkan secara berdampingan. " Kenapa kalian pergi begitu cepat Eomma" Pria berwajah sedikit cabi itu memeluk gundukan tanah sebelah kiri, tempat ibunya beristirahat selamanya.

"Eomma, aku merindukanmu. Eomma, kenapa harus Kalian yang pergi, kenapa bukan aku saya, sehingga Mira dapat hidup seperti anak-anak lain. Gadis kecil itu harusnya merasakan kasih sayang seperti yang kalian berikan padaku. Karna aku tak bisa melakukannya. Aku menghancurkan kehidupan gadis malang itu" Seungkwan menempelkan keningnya pada pusara ibunya. "Aku tidak sekalipun hidup dengan baik sejak kepergian kalian. Lebih baik aku yang meninggal saat itu, bukan kalian" Seungkwan memeluk gundukan tanah itu sambil menangis dengan keras. Seungkwan sudah dalam keadaan yang kacau. Wajahnya sudah penuh dengan air mata dan rumput-rumput kecil. Dia tak lagi memperdulikan pakaiannya yang sudah sangat kotor oleh tanah dan rumput.

"Appa.. Aku ingin bersama kalian. Aku ingin disamping kalian. Bolehkah aku ikut dengan kalian, Appa, Eomma. Bolehkah aku bersama-sama dengan kalian. Aku sangat merindukan kalian. Aku benar-benar sangat merindukan kalian" Seungkwan bergerak memeluk pusara ayahnya dan meletakkan pipinya di atas tumpukan tanah yang ditumbuhi rumput yang terawat itu.

"Jika saja ibu dan ayah tidak memelukku saat itu" Tangan Seungkwan mengelus-elus rumput dengan sangat pelan. Ia hampir kehabisan tenaga.  kepalanya masih tertempel disana. "Jika saja kalian memilih untuk membuka pintu dan melompat dari dalam mobil, dibandingkan merangkulku dengan erat, maka kalian tak akan meninggal saat itu. Kenapa kalian sangat menginginkan aku hidup? Kenapa kalian lebih perduli dengan aku? kenapa kalian tak berusaha menyelamatkan diri kalian sendiri? Setidaknya kalian masih memiliki Mira untuk kalian jaga. Dengan begitu Mira tak akan mengalami hal-hal buruk karna aku. Aku sudah membuat Mira tidak bahagia Eomma, Appa. Bahkan ia tak pernah mendapatkan pelukan dariku sekalipun. Kasian dia. Mira yang malang" Suara Seungkwan semakin lirih. Tangannya yang sejak tadi terus mengelus pusara ayahnya kini berhenti, tangannya bergetar, pandangannya yang tertuju pada pusara ibunya, hanya saja tidak terlalu jelas, Air mata menutupi penglihatannya. Nafasnya sangat berat, Seungkwan amat sangat lelah. Hingga Ia tertidur disana. Diantara pusara ayah dan ibunya. Namun dalam tidurnya Ia tersenyum. Karna ia merasa sedang dipeluk ayahnya dan ditatap ibunya dengan penuh cinta. Ia mengeluarkan Senyum yang bertahun-tahun sudah hilang dari wajah anak laki-laki yang kebahagiannya seperti mimpi, lenyap dalam semalam.

***


"Oppa" Seungkwan mengangkat wajahnya yang tertunduk. Dia baru saja melangkahkan kali memasuki gerbang sekolah namun Suara itu, suara yang membuatnya bangkit berkali-kali dari keterpurukan, suara yang selalu ceria dan semangat memanggilnya dengan sangat keras. Suara yang membuatnya selalu bersumpah bahwa ia harus kuat. Air mata Seungkwan mengalir begitu saja. Ia berlari menuju adiknya. Adik yang tak pernah ia buat bahagia.

SERENITY [ VerKwan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang