"CHWE HANSOL CEPAT BANGUUUUNN. KAU INGIN MEMBUAT SOFIA TELAT. HA"
Suara kencang Seungkwan terdengar di semua ruangan dalam rumah keluarga Chwe. Namun kamar yang terletak di lantai atas dekat ruang baca yang paling terasa dampaknya. Pria yang di panggil namanya itu mengangkat setengah tubuh bagian atasnya yang tengkurap dengan kedua tangan sebagai penahan tubuhnya. Ia menoleh ke arah suara berasal. Memastikan bahwa dia tak salah mendengar. Pandangannya masih kabur karena belum menguasai cahaya yang ada dan jangan lupa rambut panjang yang melayang-layang di depan wajahnya.
"Boo Seungkwan. Kenapa kau kemari"
Vernon terkejut atas kehadiran Seungkwan di rumahnya. Namun dia masih bersikap santai. Dia mendudukkan diri di kasur lalu meregangkan tubuhnya dengan menarik tangannya ke atas sambil menguap. Kegiatan itu membuat bajunya terangkat menampilkan sebagian perutnya yang rata dan putih. Mata sayupnya mengikuti pergerakan Seungkwan sambil menggarut-garut leher dan pahanya yang terasa gatal. Penampilannya sangat berantakan.
"Huuhh"
Seungkwan bertolak pinggang. Dia kesal mendengar kata yang dilontarkan Vernon padanya.
"Kewarasan Hansol Oppa sepertinya sudah hilang. Bagaimana dia mengatakan hal menyebalkan itu pada seorang Seungkwan dan tepat di pagi hari. Apa dia ingin berusaha menghabisi satu harinya dengan makian. Tapi memang ini yang ku inginkan"
Gumam Sofia sambil tertawa tanpa suara. Gadis itu sejak tadi mengikuti Seungkwan dari belakang lalu berhenti di pintu. Sofia yang mengintip ah bukan, bahkan sengaja melihat kejadian terang-terangan. Merasa menang atas rencananya menghancurkan ketenangan sang kakak di pagi hari.
"Kau mau main-main denganku Ha"
Dengan lututnya, Seungkwan berjalan di kasur untuk mendekati Hansol. Ia Meraih rambut Vernon dan menariknya pelan. Membuat tubuh Vernon bergoyang-goyang. Namun tidak ada suara kesakitan dari si korban.
"Kau mau cari masalah denganku sepagi ini ha?"
Seungkwan lalu mencubit kedua pipi Vernon sambil menggoyangkannya dengan kuat. Alih-alih mengamuk, dia malah tersenyum dengan cerah dan menggoda Vernon. Ia meraih rambut Vernon lagi, lalu bermain-main dengan surai yang lumayan panjang itu. Seungkwan yang masih berdiri dengan lututnya dihadiahi rangkulan di pinggangnya oleh tangan kekar milik Vernon. Kaki Vernon pun dilingkari di sekitar paha Seungkwan. Mengunci pergerakan pria dengan pipi cubi itu.
"Sayang, kau sedang apa sepagi ini disini?"
Suara Vernon lembut sekali. Ia mendongakkan kepalanya ke atas. Melihat pada wajah manis Seungkwan. Tangannya makin erat merangkul pinggang Seungkwan yang masih setia berdiri dengan lutut kakinya.
"Ahh tidak seru"
Wajah Sofia yang tadinya bersemangat jadi kesal saat melihat keintiman yang dilakukan kedua insan di hadapannya itu. Seungkwan yang mendengar ucapan Sofia akhirnya tersenyum sambil melirik ke arah pintu. Tempat gadis itu menyaksikan dia dan Vernon sedang saling bermesraan.
"Sofia menelepon ku tadi. Dia bilang kau harusnya mengantarkan dia untuk ujian pagi ini. Tapi kau tidak bangun-bangun"
Seungkwan lagi-lagi memainkan pipi Vernon. Vernon yang gemas melihat senyuman Seungkwan berusaha menahan diri dengan cara menempelkan kepalanya di dada Seungkwan. Iapun makin mengeratkan rangkulannya di pinggang Seungkwan. Kepalanya tak diam, ia gosok-gosok ke dada Seungkwan. Mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri.
"Dia hanya ingin membuatku hidup tak tenang saja. Bahkan sekarang masih jam 7 kurang. Akupun sudah menyetel alarm."
Tudut.. Tudut.. Tuduut..
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY [ VerKwan ]
FanfictionAku sudah lama menunggu hingga menyerah. namun saat aku melepas semuanya, Dia datang membawa penantian yang lain.