All I Need is Time

880 81 9
                                    

Kirimkan salamku pada rindu yang tak pernah sampai. namun membuatku terjebak pada kisah yang lebih manis.

Seungkwan pov

Aku melangkah melewati gerbang sekolah Mira. Masuk lebih dalam ke arah  bangunan yang tak terlalu luas itu. Menepi di pohon rindang tempat aku biasa menjemput Mira. Aku melihat sekitar dan tiba-tiba memori tentang Vernon menggerayangi pikiranku. Entah sejak kapan aku selalu berharap bertemu dengannya disini. Namun harapanku tak pernah terkabul. Pria itu tak pernah lagi muncul. Kadang aku bertanya-tanya, mungkinkah aku melakukan kesalahan saat dipantai atau dia akhirnya menyerah setelah kesulitan yang dia hadapi untuk menjaga ku dan Mira. Tapi ku pikir tidak, kami menghabiskan waktu dengan baik saat itu. Ya walaupun dia lebih banyak di belakang seperti mengawal kami. Tapi selama itu raut wajahnya baik-baik saja. Dia terlihat menikmati kebersamaan kami Atau mungkin dia memang sedang sibuk. Ah sial, pria itu membuatku banyak berpikir.

"Oppaaa" Suara Mira menghancurkan lamunanku. Aku berdiri dan melangkahkan kaki mendekati Mira yang berlari ke arahku. Dibelakangnya ada Sofia dengan wajah yang sedikit murung.

"Sofia. kau baik-baik saja" Jelas dengan apa yang aku ucapkan membuktikan Aku sudah berubah. Aku bukan lagi orang yang suka mengabaikan orang lain. Terlebih pada gadis di depanku ini.

"Nde Oppa" Dia menjawab sambil menundukkan kepala. Ini bukan sifat Sofia yang biasanya. Biasanya dia sangat ceria dan liar. Namun beberapa hari ini dia terlihat tak bersemangat. Dia juga seperti berusaha menghindar.

"Oppa" Mira mendongakkan kepalanya sambil menarik-narik bajuku. "Unnie terus bertanya padaku tentang seseorang yang kau temui di pantai. Aku sudah katakan tidak tahu, tapi Unnie terus saja menanyakannya. Aku sampai pusing dibuatnya" Mira berkata tanpa jeda. Wajahnya cemberut.

"Pantai. Aku tak menemui siapapun di pantai." Dari wajahnya aku dapat melihat bahwa Sofia terkejut dengan respon ku yang tak seperti biasa. Aku memang sangat bersemangat sekarang. Mino bilang aku sudah kembali seperti Seungkwan yang sebenarnya. "Bahkan ke pantai saja aku tidak sejak terakhir kali bersama Oppam.....Aahhh.. Apakah orang yang kau maksud Mingyu?" Dalam sekejap. Wajah Sofia berubah murung. "Ternyata benar" Ucap Sofia pelan, Tapi aku masih bisa mendengarnya. Entah kenapa tapi Dia terlihat sangat sedih.

"Kau sepertinya tidak baik-baik saja Sofia" Jelas aku khawatir dengan gadis ini. Karena dia sudah seperti kaka kandung bagi Mira dan adik Perempuan bagiku.

"Apa kau memiliki hubungan dengannya?" Ucap Sofia lirik. Hampir tak terdengar. Aku jengkel. Aku masih tipe orang yang benci saat pertanyaanku di jawab dengan pertanyaan lagi. Setelah aku tenang dari kesal yang tak terlampiaskan aku menjawab pertanyaannya.

"Ya" Jawabanku membuat Sofia menaikkan kepalanya dan menatapku dengan wajah terkejut. "Dia rekan kerjaku di restoran dulu" Jawabku santai.

"Hanya rekan kerja?" Tanyanya seperti menyelidik. Membuatku sedikit bingung untuk apa Sofia menanyakannya. Apakah Sofia menyukai pria bodoh itu? Tidak.. Tidak. Tidak.. Tidak boleh gadis sebaik ini menjadi pasangan pria sebodoh Mingyu. Lagi pula dia sudah terlalu tua untuk Mira.

"Kau mengenalnya?" Aku mendapatkan gelengan sebagai jawaban Sofia. "Lalu untuk apa kau menanyakan Mingyu?" Aku benar-benar penasaran dengan isi kepala gadis ini. Apa sebenarnya yang dia mau.

"Vernon Oppa melihatmu bergandengan tangan dengannya. Dia juga bilang bahwa kau terlihat sangat bahagia." Tiba-tiba seperti ada panah menusuk jantungku. Sakit sekali.

"Apa yang terjadi padaku? Kenapa dadaku rasanya sesak? Kenapa aku takut saat mengetahui mungkin Vernon salah paham?" Aku melihat Sofia hampir menangis saat mengatakannya.

SERENITY [ VerKwan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang