Cinta tak selalu disalurkan oleh kata. Dia juga dapat terlihat dalam senyum.
"Seungkwan oppa" Suara gadis remaja menyampingkan atensi Seungkwan pada buah semangka yang sedang diamatinya di sebuah pasar swalayan. Dia menoleh ke arah gadis dengan wajah kebarat-baratan yang cukup ceria itu. Seungkwan mengerutkan kening. Gadis itu memperhatikan penampilan Seungkwan yang berbeda dari biasanya dengan hoodie kuning dan Topi putih.
"Kau siapa?" Seungkwan langsung to the point. Cukup risih dengan pandangan gadis yang kini ada tepat di depannya itu.
"YA. SSOFIA CHWE. KAU"Seorang pria berteriak sambil berjalan mendekati gadis yang sedang bersama Seungkwan tersebut. "Eh, bukankah kau ayah yang seperti robot itu?" Pria itu menunjuk Seungkwan dengan wajah seperti berpikir. "Auu" Pria itu tiba-tiba meringis karna sikutan yang mendarat di perutnya.
"Miane, Seungkwan Oppa. Tak perlu perdulikan ucapannya" Mira menundukkan kepala sambil tersenyum cerah. Berusaha menghilangkan kegugupan nya di depan Seungkwan.
"OHH.. JADI INI PRIA YANG KAU TANYAKAN PADAKU ITU. KAU SUDAH GILA ATAU APA? BISA-BISANYA KAU MENYUKAI PRIA YANG SUDAH MEMILIKI ANAK. AKU TAHU AKU INI KAKAK YANG BERENGSEK. AKU SUDAH MEMBUATMU SANGAT MENDERITA SELAMA INI. TAPI BUKAN BERARTI KAU MENGHANCURKAN DIRIMU SEPERTI INI UNTUK MEMBALAS DENDAM. BAGAIMANA KAU BISA JADI GADIS YANG BODOH, SOFIA CHWE. " Pria yang mengaku kaka gadis itu bicara tanpa henti. Ketiga orang itu kini menjadi tontonan banyak orang. Wajah Sofia sudah sangat merah menahan malu. Dia menyeret kakanya itu agak menjauh dari Seungkwan. Sedangkan Seungkwan tetap dengan niat awalnya, memilih buah untuk makan malam nanti. Tak perduli dengan kedua orang tersebut. Dia tak pernah perduli bagaimana orang tau dirinya. Karna selama bekerja di restoran, lumayan banyak gadis yang berusaha mengetahui identitasnya.
"Stttt.. HANSOL OPPA. KAU BISA DIAM TIDAK" Sofia berteriak kencang, menambah pasang mata yang melihat mereka. Sedangkan Seungkwan, dia sudah pergi dari tempat itu setelah mengambil satu buah semangka yang lumayan besar. Walau di benaknya terbersit pertanyaan kenapa gadis itu tahu namanya.
"BAGAIMANA AKU BISA DIAM SAAT KAU BERUSAHA MERUSAK DIRIMU DENGAN MENYUKAI PRIA YANG SUDAH MEMILIKI ANAK. KAU PIKIR AKU SUDAH TIDAK PUNYA OTAK. " Pria yang dipanggil Hansol itu bicara dengan sangat cepat.
"AKU TIDAK PUNYA RENCANA UNTUK MENJADI KEKASIHNYA DAN MIRA BUKAN ANAKNYA. DIA KAKAK LAKI-LAKI MIRA." Wajah Sofia menunjukkan kemarahan besar pada kaka laki-lakinya itu. Tatapan matanya yang tajam seakan ingin menguliti pria bernama Hansol itu. Dia tahu kakanya itu akan bersikap seperti itu jika Dia tak menjelaskannya. Tapi tetap saja dia jengkel.
"Ohh" Hansol ber- Oria mendengar penjelasan dari Sofia. Menunjukkan wajah orang yang tidak punya dosa."Tapi tetap saja, dia itu seperti robot. Aku tak membayangkan kau akan hidup dengan orang dingin seperti itu"Pria itu tetap tak mau mengalah. Bagaimanapun Dia sangat menyayangi Sofia. Dia tak mau Sofia salah memilih pasangan.
"Akan aku pastikan Kau yang akan merasakan hidup dengannya" Sofia bicara dalam hati. Wajahnya menunjukkan smirk yang cukup membuat pria di sampingnya bergidik.
"Kau mengacaukan semuanya" Sofia sudah sangat kesal. Dia menghentakkan kakinya ke lantai berkali-laki hingga ia sadar bahwa dia kehilangan Seungkwan. "Dimana Seungkwan Oppa" Sofia memutar-mutar badannya dan mengarahkan pandangannya ke semua penjuru. Mencari sosok Seungkwan.
"Kau bilang tak ada rencana menyukainya. Tapi kau mencarinya sperti dia akan hilang di culik Alien" Hansol bicara sambil mendorong troli. Melanjutkan acara berbelanja bulanan mereka. Penjelasan Sofia sudah cukup buatnya. Dia selalu percaya apapun yang dikatakan gadis itu. Karna gadis itu selalu mengungkapkan apapun yang dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY [ VerKwan ]
أدب الهواةAku sudah lama menunggu hingga menyerah. namun saat aku melepas semuanya, Dia datang membawa penantian yang lain.