Healing

2.2K 257 15
                                    

"Oppa, Aku tak mau di sini. Aku tak mau sekolah. Ayo kita kembali ke seoul" Seungkwan tahu ini akan terjadi. Adik perempuannya memang tak terlalu mudah bersosialisasi. Dia terbiasa di rumah dan itu semua karena dirinya.

"Mira adik Oppa. Apakah Oppa pernah membuat hal yang tak kau sukai?" Seungkwan merendahkan tubuhnya dengan menekuk kedua kakinya hingga sejajar dengan tinggi Mira. Wajah mereka saling menatap dengan ekpresi yang hampir sama. Muram. Seungkwan bukan orang yang dapat mengeluarkan ekpresinya bahkan kepada adiknya sekalipun. Wajahnya tetap datar.

"Tidak" Mira ingin menangis namun dia menjawab sambil menggelengkan kepalanya. Dia memang selalu disayang oleh kakak laki-lakinya itu. Dan memang hanya definisi di sayang menurut Mira adalah mengusahakan banyak mainan intinya. Maka mainan Mira sangat penuh di satu kamar yang khusus untuk bermain. Tidak ada pelukan hangat dan mereka tak pernah tertawa bersama-sama. Karena saat Mira memintanya, Seungkwan akan menghindar dengan banyak alasan. Jikapun kebetulan Mira secara refleks memeluknya, kakanya itu akan langsung mendorongnya dan wajahnya akan berubah merah dengan urat-urat yang menonjol di sekitar wajah dan lehernya. Mira berpikir bahwa Oppanya itu tidak menyukai. Hari-hari Mira dibayangi dengan satu pertanyaan, kenapa kakanya membencinya. Hingga saat usianya empat tahun, akhirnya Mira mengerti apa yang terjadi dan sejak itu dia tidak lagi mengharapkan pelukan. Bahkan dia yang membatasi diri untuk menjaga jarak dengan Seungkwan. Mira hanya pernah menerima pelukan dari Mino Itupun jarang. Karena selain jarang bertemu, Mino pun tak terlalu tertarik bermain dengan anak-anak.

"Mira percaya sama Oppa?" Seungkwan berusaha meyakinkan Mira walau sebenarnya dia pun tak yakin pada keputusannya.

"Percaya" Mira menatap wajah Seungkwan masih dengan wajah yang ingin menangis. Air matanya sudah tertahan membuat pandangannya sedikit kabur. Dia percaya Oppanya tak pernah membuatnya sedih. Tapi dia tetap saja masih takut saat membayangkan akan bertemu dengan orang lain selain Oppanya atau pamannya Mino. Seungkwan melihat Tubuh Mira sedikit bergetar. Pria berpipi sedikit berisi itu ingin sekali memeluk adiknya. Namun dia tak bisa melakukannya.

"Dengarkan Oppa. Oppa tau kau sangat takut sekarang. Tapi kau harus memulainya Mira. Kau harus sekolah di tempat yang seharusnya. Kau harus memiliki teman bermain. Kau tidak boleh sendirian terus" Seungkwan menatap Mira masih dengan wajah yang datar. Ia tak tau bahwa Mira tak nyaman dengan tatapannya itu.

"Aku tak perlu teman. Aku hanya butuh Oppa. Aku bisa bermain sendiri di rumah. Aku bisa belajar dari Oppa atau paman. Kalian bilang aku sangat pandai. Buat apa aku harus sekolah lagi jika aku sudah pandai" Seungkwan tertohok. Dia tak menyangka caranya membesarkan Mira selama ini dengan mengurungnya di rumah akan berdampak separah ini. Namun selama ini, hanya seperti itu cara yang  Seungkwan ketahui agar dia dan adiknya nyaman.

"Haiii.. Apakah ini yang bernama Mira. Wah cantik sekali" Seorang pria dengan mata sangat tipis namun memiliki senyum yang lebar tiba-tiba menghancurkan hawa dingin diantara Seungkwan dan Mira. "Kau sangat imut ternyata" Pria itu mensejajarkan tubuhnya sama setinggi Mira. Mira sedikit bingung dengan perilaku pria yang baru saja menyapanya itu. "Tapi kalian benar-benar sangat kaku" Pria itu masih saja tersenyum sangat lebar. Bukan saja Mira yang bingung. Seungkwan yang sudah dua kali bertemu pria itu pun tak terbiasa dengan senyum bodoh pria itu.

Seungkwan berdiri, membersihkan debu dari pakaian di sekitar lututnya "Ini gurumu. Namanya Seokmin Songsaengnim" Ia memperkenalkan guru yang menurutnya aneh itu pada Mira.

"Karena kau cantik. Kau kuijinkan memanggilku Oppa. Bagaimana?" Seungkwan tertekun. Saraf-sarafnya tegang. Entah kenapa Dia tak tahan jika melihat Mira bicara pada orang lain selain Dia atau Mino namun Dia menahannya. Dia sudah memprediksi semuanya. Hingga selama tiga bulan ini dia melatih dirinya sendiri dengan keras agar mampu menahan semuanya.

"Aku akan membawa Mira ke kelasnya" Seokmin berdiri dan menghempaskan debu di lututnya. Dia bicara sangat pelan pada Seungkwan. Ia hendak meyakinkan kesediaan pria yang sudah kali ke dua ia temui ini. Dia melihat Seungkwan memejamkan mata lalu mengangguk pelan. "Ayo Mira" Dia mengulurkan tangannya pada Mira yang tak langsung diraih oleh gadis kecil itu. Dia melihat kepada Seungkwan. Seungkwan tetap tertekun. Seungkwan bertahan agar tak membuat kekacauan di hari pertama adik kecilnya itu sekolah. Maka Seungkwan menganggukkan Kepala tanda tak masalah menggenggam tangan gurunya itu. Dada Seungkwan rasanya sakit. Dia tak sanggup bernafas ataupun melihat dengan jelas. Rasa mual di perutnya sudah tak tertahankan lagi. Setelah Dia melihat Mira sudah masuk ke kelasnya, dia langsung berlari menjauh dari sekolah dan memuntahkan seluruh isi perutnya yang tidak banyak itu di pinggir jalan. Wajah dan matanya memerah. Kakinya lemas tak mampu menahan tubuhnya hingga dia akhirnya pingsan di pinggir jalan.

Eomma

To Be continued

SERENITY [ VerKwan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang