Fedi pov.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, aku menuju parkiran untuk mencari motorku. Segera aku menaiki dan bergegas pulang, karena jika aku telat sedikit saja Umi sudah khawatir, takut terjadi apa-apa kepadaku. Bahkan Umi selalu tahu jadwal aku pulang sekolah. Jadi jika aku sedang ada kegiatan eskul atau apapun itu, aku selalu mengabari Umi terlebih dahulu, agar tak membuatnya menunggu dan terlalu khawatir. Ya, Umi memang begitu. Aku tahu, karena beliau sangat sayang kepadaku.
"Assalamualikum, Fedi pulang" ucapku di depan pintu
"Wa'alaikumsalam" jawab Umi sambil ku jabat tangannya
"Gimana nak sekolahnya?" Tanya Ummi
"Baik Ummi, lancar-lancar saja" jawabku pada Ummi
"Yaudah kalo capek segera istirahat, Ummi mau cuci piring dulu" kata Ummi
"Fedi bantuin Ummi aja" jawabku pada Ummi
"Nggak usah kamu istirahat aja, lagian cuma sedikit kok" tambah Ummi
"Yaudah Ummi, Fedi masuk kamar dulu ya" pamitku pada Ummi
Sesampainya di kamar, aku melepas seragamku dan menggantinya dengan baju yang biasa ku pakai. Aku langsung meraih gitar kesayanganku yang ku gantung di dekat meja belajarku. Segera ku petik senar-senar merdu itu, sambil menyanyikan lagu kesukaanku.
Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamuTakkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta iniTelah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmuAku pernah berpikir tentang
Hidupku tanpa ada dirimu
Dapatkah lebih indah dari
Yang kujalani sampai kiniAku slalu bermimpi tentang
Indah hari tua bersamamu
Tetap cantik rambut panjangmu
Meskipun nanti tak hitam lagiBila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmuDan tlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmuUntukmu
Hidup dan matiku
Bila musim berganti
Sampai waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap disiniBila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmuTlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmuKarena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu....Setelah lagu itu selesai, entah kenapa aku teringat oleh gadis kemarin yang secara tidak sengaja menabrakku. Ya, gadis yang tadi juga bertemu denganku waktu di perpustakaan. Memang ku akui, gadis itu cantik, sopan, dan lembut. Beda dengan teman-temannya. Walau ke sekolah, dia selalu memakai jilbab panjang menutup dadanya, menandakan dia wanita baik-baik.
Sebenarnya, aku selalu deg-deg an saat memikirkan tentangnya. Bahkan saat bertemu dengannya, aku tidak bisa mengkondisikan jantungku ini. Kenapa aku? Aku sendiri tidak tau.
Tok..tok..tok
Ketukan pintu Ummi mengagetkan lamunanku.
"Udah jam sholat, buruan sholat nak" perintah Ummi
"O iya Ummi, ini udah jam sholat ya?" Tanyaku seperti orang tak punya dosa
"Lihat ini sudah jam berapa, kamu mikir apa sih Fed, sampai lupa waktu sholat. Cepat ambil wudhu ya" perintah Ummi sekali lagi
Memang dari tadi aku melamun. Memikirkan si gadis berjilbab lebar yang berkali-kali ku temui. Segera ku ambil wudhu dan melakukan sholat ashar.
"Ya allah.. aku tidak tahu belakangan ini aku selalu berfikiran tentang seseorang yang belum pantas ada di kepalaku. Aku tahu ini tidak baik, namun anehnya aku selalu terbayang olehnya. Apa artinya ini ya allah? Jika dia baik untukku, maka dekatkan aku dengan caraMu. Namun jika dia tidak baik untukku, maka jangan biarkan aku memikirkan makhlukMu yang belum pantas itu ya allah" doaku seusai duduk panjangku
Drrttt..drrttt..drrttt
Layar ponselku menyala. Terdapat notifikasi whatsapp dari Adit, sahabatku.
Aditya
Basket yuk
15.20Fedi
Nggak lah, capek
15.21Aditya
Bentar aja lah, ya?
15.22
Sengaja aku tidak membalas karena aku sudah tidak ada alasan dan tak mau dipaksanya.Gaje banget kan ya? Maafkan baru belajar😁
Jangan lupa vote ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Imamku
Romance[cerpen spiritual] ~~ Suamiku, Aku sangat bersyukur kepada Tuhan telah mengirimmu untuk menjadi penggenap imanku. Ketika aku datang dengan berjuta kekurangan, kamu melengkapi dengan segenap yang kamu miliki. Suamiku, Aku tahu. Aku bukan perempuan se...