Apa?

5.9K 257 1
                                    

Fedi pov.

Hari ini adalah hari libur kerja. Aku hanya bermalas-malasan di rumah tak tahu harus ngapain. Mau keluar rumah juga males.

Nonton tv, kadang mantengin laptop bahkan sampai ketiduran.

Kiara tiduran di kamar juga dengan laptop yang di mainkannya itu. Entah mengerjakan sesuatu atau sekedar main game.

Tiba-tiba Ummi memanggilku dan juga Kiara

"Ada apa Ummi" tanyaku bebarengan dengan suara Kiara

"Ummi mau ngomong penting nak. Sini duduk" jawab Ummi

"Mau ngomong apa Ummi? Tanyaku

"Begini nak. Kamu sekarang sudah dewasa. Sudah saatnya kamu memimikirkan pendamping hidupmu" kata Ummi dengan lembut

"Ummi berencana ingin menjodohkanmu dengan anak temen Ummi. Namanya Salsabila. Dia wanita cantik. Sholehah. Dia juga berjilbab. Bukannya kamu suka dengan wanita yang menutup auratnya?" Kata Ummi sekali lagi

Apa? Ummi mau menjodohkanku? Bagaimana ini? Aku harus menjawab apa? Aku takut menyakiti Ummi jika aku katakan kalau aku belum siap. Lantas, bagaimana dengan Wilda, wanita yang ku kagumi selama ini walau dalam diam? Seribu pertanyaan muncul dalam hatiku.

"Bagaimana nak?" Suara Ummi mengagetkan lamunanku

"Ehh Ffe ddi bbelum bisa jawab sekarang Mi" jawabku gugup

"Iya Ummi akan kasih waktu. Kalu menurut Kia, bagaimana nak?" Tanya Ummi pada Kiara

"Kalau Kia sih terserah sama kakak aja Mi. Kalau kak Fedi suka dan  menurut Ummi itu yang terbaik ya Kia setuju Mi. Yang penting kak Fedi bahagia" jawab Kiara.

Seandainya mereka tahu tentang perasaanku yang sebenarnya. Ya allah jika ini rencanaMu, aku akan menurutinya.

*****

Di kantor, aku sangat enggan melakukan pekerjaan apa pun. Yang ada di fikiranku sekarang adalah perkataan Ummi kemarin yang ingin menjodohkanku.

"Permisi pak ada yang ingin bertemu dengan bapak" kata seorang sekretaris membuyarkan lamunanku.

"Iya masuk saja" jawabku

Mutiara, sekretarisku keluar dan mempersilahkan seseorang yang ingin bertemu denganku, dan ternyata dia adalah Wilda

"Assalamualaikum pak, saya mau mengantarkan laporan yang bapak minta kemarin" kata Wilda

"Oh iya Wil, terimakasih" jawabku

"Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Wilda lagi

"Iya silahkan" jawabku singkat karena aku sedang banyak fikiran mengusik kepalaku.

Bahkan sampai sekarang pun aku belum membuka map yang berisi laporan yang diantar Wilda tadi.

Aku bingung harus berbuat apa. Aku tidak tahu apakah harus mengiyakan permintaan Ummi atau tidak.

Yang jelas, fikiranku sudah tidak karuan. Aku sudah tidak lagi dapat fokus dalam pekerjaanku sampai-sampai aku menunda rapat untuk hari ini.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang