Khitbah

6.4K 252 0
                                    

Drrttt..drrttt

Ponselku bergetar. Tampak di layar notifikasi dari group alumni kelasku dulu.

Nara
Assalamualaikum
Gmn kbr nih?

Intan
Waalaikumsalam
Alhmdllh baik Ra

Nara
Wilda ko ga nongol sih

Wilda
Apa Ra aku disini hehe,


Aku menjadi sedikit terhibur semenjak chat group dari Nara dan Intan membanjiri notifikasiku.

Masih saja aku teringat dengan pembicaraan karyawan kantor tentang perjodohan Pak Fedi. Rasanya sakit begitu sakit. Seandainya aku tidak melewati tempat itu, mungkin aku tidak akan mendengarnya.

Rasa menyesal tergambar di hatiku. Bisa-bisanya aku mencintai seseorang yang tidak berhak ku miliki.

5 tahun itu bukan waktu yang sedikit. Saat hanya aku dan Allah lah yang tahu tentang semua ini. Aku hanya memendamnya seorang diri.

Aku menyimpannya dalam doaku, meminjam namanya di duduk panjang sholatku.

Tuhan ampunilah aku.

*****

Fedi pov.

Aku mengiyakan permintaan Ummi untuk perjodohanku dengan seseorang yang ku ketahui bernama Salsabila.

Aku tidak mengenalnya, behkan pernah melihat saja tidak.

Mungkin dengan cara ini Allah mempertemukan ku dengan jodoh yang sudah disiapkannya.

Hari ini keluargaku akan datang ke rumah Salsabila. Khitbah. Kata itu yang cukup mengartikan pertemuan dua keluarga ini.

*****

Sesampainya kami di rumah Salsabila, kami disambut ramah oleh seseorang yang itu merupakan ayah dan ibu Salsabila.

"Lama nggak ketemu ya bu, mari silahkan masuk" kata Ummi Ayu, ibunda Salsabila yang memang sudah akrab dengan Ummi.

"Ayo bu silahkan masuk" tambah seorang lelaki disampingnya yakni ayah Salsabila

Setelah kami berbincang-bincang terlebih dahulu untuk memulai ke arah pembicaraan utama, Ummi langsung membicarakan maksud dan tujuan kami kesini.

"Langsung saja bu, sesuai pembicaraan kita kemarin. Maksud dan kedatangan kami kesini ingin melanjutkan tentang perjodohan anak saya dengan Salsabila" kata Ummi

"Oh iya iya bu, sebentar ya saya panggil Salsabila dulu" jawab Ummi Ayu diiringi senyumnya

Setelah kembali Ummi Ayu bersama seorang wanita dengan balutan khimar di kepalanya tengah berjalan di belakangnya.

Apakah itu Salsabila?

Ya benar. Itu memang Salsabila. Dia masih menundukkan kepalanya.

"Ayo sayang duduk sini" kata Ummi Ayu

Dia baru mendongakkan kepalanya dan menjabat tangan Ummi dan juga Kiara. Aku hanya menangkupkan tanganku di depan dada, dia pun sedemikian rupa.

Benar kata Ummi. Dia memang cantik. Terlihat seperti wanita baik-baik karena busananya yang menutup seluruh auratnya.

"Begini nak, kedatangan saya kesini ingin menjodohkanmu dengan anak saya Fedi" kata Ummi. Aku hanya diam dan menundukkan kepala

"Apakah kamu bersedia" tambah Ummi lagi

"Abi dan Ummi menyerahkan seluruhnya kepadamu nak" kata Ayah Salsabila sambil mengelus pundaknya. Salsabila masih terdiam.

Namun kini dia mulai angkat bicara.

"Jika ini menurut Abi dan Ummi, juga Tante Fatimah yang terbaik buat Salsabila. Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, Salsabila menerima pengkhitbahan ini" jawab Salsabila menguraikan ketegangan

"Alhamdulillah" jawab semuanya serempak

*****

Setelah kembali ke rumah aku langsung menuju kamar untuk mengganti pakaianku. Jam sudah menunjukkan waktu ashar.

Aku segera mengambil air wudhu dan menggelar sajadahku.

Dalam duduk panjangku, aku meluapkan segala isi hatiku. Selalu aku begitu.

Aku menjadikan Allah seakan-akan sebagai tempatku mencurahkan segala rasaku. Ya bisa dibilang teman curhat.

Yakin. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Tidak mungkin allah memberikan cinta jika itu menyakitkan. Kalau pun itu menyakitkan, pasti itu namanya bukan cinta. Karena cinta itu anugrah yang terlalu indah jika dijadikan kedok untuk kemaksiatan.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang