Wilda pov.
Beberapa hari yang lalu, aku mendengar kabar bahwa mas Fedi akan menikah.
Dan kalian tahu kapan itu?
Iya. Hari ini adalah hari pernikahannya. Namun, mas Fedi hanya akan melaksanakan ijab qobul karena resepsinya diselenggarakan belakangan.
Aku sangat terkejut mendengarnya.
Betapa bisa seseorang yang kucintai selama bertahun-tahun akan ku ikhlaskan hari ini.
Dia akan menikahi Salsabila. Walau aku dan Salsabila tidak begitu dekat, aku mengenalnya dengan baik.
"Sayang, buruan siap-siap. Kita segera berangkat" kata Ummi
"Iya Wil, siap-siap dulu sambil Abi mau manasin mobil" sambung Abi
"Iya, Wilda ke kamar dulu" jawabku
Hari ini aku akan datang ke pernikahan mas Fedi bersama Abi dan Ummi. Kak Delly tidak ikut, karena dia di rumah istrinya. Kak Delly sudah menikah beberapa bulan yang lalu.
Di sepanjang perjalanan aku hanya melamun. Terus saja memikirkan apa yang akan terjadi nanti.
Sesampainya di sebuah masjid tempat akan diselenggarakannya ijab qobul pernikahan mas Fedi dan juga Salsabila, aku semakin tak karuan.
Ingin rasanya aku berteriak untuk meluapkan semua rasa ini. Berteriak bahwa aku sungguh mencintainya. Astagfirullahaladzim.
Tamu yang datang tidak banyak. Hanya keluarga terdekat dan beberapa karyawan kantor pun hanya sebagian. Karena memang mas Fedi tidak mengundang banyak tamu undangan dan resepsinya di lain waktu.
Saat aku, Abi, dan Ummi akan melangkahkan kaki ku di pintu masjid, aku kembali melihat sesosok makhluk allah yang selama ini mengisi hatiku.
Seseorang yang akan ku ikhlaskan demi kebahagiannya pada hari ini. Biarkan rasa ini hanya aku dan allah yang tahu.
Saat ijab qobul akan dimulai, aku beralasan pada Ummi untuk pergi ke toilet agar aku tidak menyaksikan janji suci yang akan diucapkan mas Fedi kepada perempuan yang telah di pilihnya.
Namun anehnya saat aku kembali dari toilet dan duduk di samping Ummi, Abi menhadap penghulu dan juga mas Fedi.
Apa maksud Abi?
Kini Abi malah menjabat tangan mas Fedi.
Sebenarnya apa yang akan dilakukan Abi?
Kini Abi mengeratkan jabatan tangannya di tangan mas Fedi.
"Ananda Fedrian Khalid Farabi saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Wilda Yashbi Mafaza dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan al quran dibayar tunai" ucap Abi
"Saya terima nikah dan kawinnya Wilda Yashbi Mafaza binti Ali Sutaryadi dengan mas kawin tersebut tunai" ucap mas Fedi
"Alhamdulillah" jawab semua serempak
Aku menangis sejadi-jadinya. Kanapa aku? Lalu Salsabila bagaimana? Apa yang sedang terjadi? Mas Fedi harusnya menikah dengan Salsabila. Tapi kenapa namaku yang diucap dalam janji sucinya itu?
Seribu pertanyaan muncul di kepalaku.
"Ummi apa yang sedang terjadi sekarang ini?" Tanyaku tak mengerti diiringi air mata yang terus mengalir membasahi pipi.
"Ini adalah penantian yang selama bertahun-tahun kamu tunggu sayang. Allah mendengar doamu nak" jawab Ummi dengan lembut
"Lalu bagaimana dengan Salsabila? Harusnya mas Fedi menikahi Salsabila Ummi. Apakah aku telah merebut kebahagian seseorang sehingga aku mementingkan kepentinganku sendiri Ummi?"
"Aku tidak apa-apa. Tenang saja" ucap seorang wanita berjilbab di belakangku.
"Salsabila?" Ucapku terkejut
Aku segera memeluknya dengan erat sambil menangis tiada henti
"Bil apa yang kamu lakukan?" Tanyaku
"Wil ini sudah takdir kamu. Allah menjawab semua doamu. Mungkin mas Fedi bukan jodohku Wil. Ini bukan salahmu, aku sudah memikirkan semua ini. Ini yang harus ku lakukan" jawab Salsabila dengan lembut
"Tap..." ucapku terpotong pembicaraan Salsabila
"Sudah Wil. Semua rencana Allah pasti baik. Doakan saja aku agar mendapat seseorang yang lebih baik lagi" ucap Salsabila lagi
"Aamiin. Terimakasih Bil, maafkan aku sangat sangat menyakiti hatimu" ucapku kembali menangis
"Tidak apa-apa Wil. Ini takdirmu. Semoga kamu bahagia ya Wil" ucapnya lagi
Setelah aku menemui Salsabila, aku menghampiri Ummi dan memeluknya dengan erat.
"Ummi terimakasih untuk semuanya" ucapku yang tidak berhenti menangis
"Sudah sayang usap air matamu" sambung Abi
"Samperin Fedi gih, kasian sendirian" kata Ummi
Dengan perlahan, aku menghampiri mas Fedi. Seseorang yang hari ini telah resmi menjadi suamiku.
Jantungku kembali berdegup kencang. Aku menjabat tangan mas Fedi. Ini adalah kali pertama aku memegang dan mencium punggung tangannya.
"Kamu kenapa nangis? Nanti akan ku ceritakan semuanya" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Imamku
Romance[cerpen spiritual] ~~ Suamiku, Aku sangat bersyukur kepada Tuhan telah mengirimmu untuk menjadi penggenap imanku. Ketika aku datang dengan berjuta kekurangan, kamu melengkapi dengan segenap yang kamu miliki. Suamiku, Aku tahu. Aku bukan perempuan se...