Setelah pulang kantor, aku segera pulang. Saat sampai di rumah dan melihat Ummi sedang sibuk di dapur, tiba-tiba aku teringat pembicaraan Ummi kemarin.
"Assalamualaikum Mi" sapaku
"Waalaikumsalam. Sudah pulang?" Tanya Ummi
"Sudah Mi. Fedi ke kamar dulu ya" kataku
"Ganti baju dulu. Kalau capek istirahat" ucap Ummi
Aku di kamar hanya melamun memikirkan itu lagi dan lagi. Di tambah aku melihat bunga yang diberikan Wilda 4 tahun yang lalu saat aku wisuda SMA.
Aku memainkan ponselku dan iseng saja membuka-buka sosmed. Aku membuka akun instagramku dan tak sengaja menemukan nama @Wilda_mafaza.
Ada tulisan ikuti dan aku meng-klik tulisan tersebut, sehingga otomatis aku bisa melihat story milik Wilda, seseorang yang selama ini ku kagumi.
Aku menemukan fotonya dengan caption
"Biarkan rasa ini hanya aku dan engkau yang mengetahuinya ya allah, tuhan pemilik segalanya"Apa maksud Wilda dalam tulisannya itu? Apakah dia sudah memiliki pandangan tambatan hatinya kelak? Apakah ini yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan? Berjuta-juta pertanyaan muncul di benakku.
Ingin sekali aku teriak meluapkan segala rasa gelisah di hatiku.
Belum berakhir aku memikirkan tentang perjodohan yang Ummi minta, sekarang ditambah dengan tulisan Wilda yang membuat hatiku mengutarakan berjuta pertanyaan.
*****Wilda pov.
Aku merasa tidak nyaman karena seseorang yang ku kagumi selama 5 tahun yakni pak Fedi sekarang menjadi atasanku dan dia adalah seorang CEO perusahaan. Di balik ini semua, aku bersyukur karena ia sekarang telah menjadi orang yang sukses.
Dan di kantor juga, aku selalu bertemu dengannya entah di parkiran, lift, ataupun yang lainnya. Bahkan aku sering ke ruang kerjanya untuk mengantarkan berkas-berkas.
Hari ini aku datang lebih awal karena ada rapat. Kurang lebih pukul 8.30 aku ke ruangan pak Fedi untuk menemuinya.
"Assalamualaikum pak Fedi" salamku di depan pintu ruang kerjanya
Hening. Tidak ada jawaban. Aku mengetuk pintunya pelan.
Namun tak sengaja pintu itu terbuka dengan sendirinya.
Dia sedang duduk panjang diusai sholatnya. Ditengah kesibukannya sebagai CEO perusahaan, ia masih sempat melaksanakan sholat dhuha dengan khusyuknya, MasyaAllah.
"Ada apa Wil, maaf tadi saya sedang sholat" ucapnya sambil melipat sajadahnya
Saya kagum melihat ia sedang merapikan rambutnya yang sedikit basah karena air wudhu. Indahnya makhluk ciptaanmu yang satu ini Ya Allah.
"Hey kenapa diam Wil?" Katanya lagi sambil memetikkan dua jari tepat di depan kepalaku dan membuyarkan lamunanku. Aku langsung menundukkan kepalaku malu.
"Eehh bbegini pak. Rapat sudah akan dimulai"
Ucapku gugup"Iya saya akan segera kesana. Terimakasih pemberitahuannya" katanya lagi
"Maaf pak tadi saya masuk tanpa izin"
"Iya nggak papa, saya tadi sedang sholat" ucapnya diiringi senyuman manisnya, astagfirullah ampuni aku ya allah
"Kalau begitu saya permisi dulu pak. Assalamualaikum" ungkapku
"Waalaikumsalam" jawabnya
Saat menuju ke ruang kerjaku, aku tak sengaja mendengarkan pembicaraan pegawai kantor.
"Eh katanya pak Fedi mau nikah ya?" Tanya wanita ber rok mini itu
"Kalau gue denger sih mau dijodohin gitu" jawab perempuan di sebelahnya
Aku tidak mau berlama-lama lagi di tempat ini. Ingin rasanya aku berlari sekencang-kencangnya agar aku tak mendengar perkataan itu.
Segera ku berlari menuju ruang kerjaku. Dalam hatiku, aku ingin sekali berteriak untuk meluapkan rasa ini.
Tidak tahu lagi yang harus kuperbuat. Seseorang yang selama ini ku simpan dalam doa ku akan menjadi hak orang lain. 5 tahun bukan waktu yang sedikit.
"Ya allah, apakah ini rencanamu? Tapi kenapa semua ini terjadi padaku? Aku tahu engkau tidak akan memberi cobaan diluar kemampuanku ya allah. Mohon tabahkan hatiku menerima semua ini. Mungkin dia bukan jodohku. Ampuni aku ya allah, telah mencintainya sebelum mencintaimu dengan sempurna" batinku lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Imamku
Любовные романы[cerpen spiritual] ~~ Suamiku, Aku sangat bersyukur kepada Tuhan telah mengirimmu untuk menjadi penggenap imanku. Ketika aku datang dengan berjuta kekurangan, kamu melengkapi dengan segenap yang kamu miliki. Suamiku, Aku tahu. Aku bukan perempuan se...