Beberapa bulan kemudian
Ujian Nasional sudah selesai. Hari ini adalah acara Wisuda kelas XII (12)
Fedi pov.
Hari ini adalah hari wisuda ku. Semua teman-teman satu sekolah berdatangan dengan orang tuanya. Kenangan yang telah ku ukir, ilmu pengetahuan yang sudah kuterima selama 3 tahun ini akan usai hari ini. Namun, perpisahan bukanlah akhir, tapi sebuah awal perjuangan untuk masa depan indah yang telah menanti.
"Fed, jan lupain gue ya" pinta Adit dengan ekspresi wajah yang memelas
"Buat apa nginget-inget manusia kayak lu? Bisanya maksa, suka ngejekin" goda ku
"Lah lu kok gitu sih sama temen sendiri? Teganya!" Ucap Adit sambil menaikkan alisnya
"Iya iya.. gua nggak sejahat itu Dit. Kamu itu sahabat yang paling terrrrr lopee buat gue, hehe. Jangan lupain gue juga ya. Tetep sama-sama, jangan sampe lost kontak, ada apa-apa sering ngabarin!" Pesanku pada Adit
"Okee dehh, janji" kata Adit seraya memelukku dengan erat
Sesudah acara utama selesai, kami berfoto-foto di halaman depan sekolah. Menyimpan memori indah yang selama 3 tahun kami lalui. Aku mendapat banyak bunga dari adik-adik kelas karena memang sudah menjadi tradisi di sekolah. Hingga suatu ketika..
"Selamat kak, semoga kedepannya sukses menjadi pribadi yang semakin dewasa" ucap gadis berkerudung sambil menyodorkan seikat bunga
"Iya, aamiin terimakasih doanya" ucapku seraya tersenyum padanya
Kalian pasti sudah mengetahui siapa gadis berkerudung itu. Ya. Dia wanita yang selama ini ku kagumi, wanita yang selama ini ada dalam doaku, Wilda Yashbi Mafaza. Dialah seseorang yang selalu membayangi fikiranku. Ampuni aku ya allah.
Aku mencium punggung tangan Ummi. Malaikat tanpa sayap yang dengan penuh kasih sayangnya mampu membesarkan aku hingga menjadi seseorang yang sesungguhnya. Manusia yang mengajariku tentang agama dengan sabar. Manusia yang senantiasa mendidikku dalam kebaikan, dan Malaikat satu-satunya yang kumiliki di dunia, Ummi Fatimah, harta yang kuimiliki sekarang ini.
"Ummi, terimakasih untuk kasih sayang yang Ummi berikan ke Fedi. Fedi tidak akan bisa membalas apa yang telah Ummi berikan. Terimakasih, berkat doa Ummi Fedi bisa menempuh pendidikan SMA, lulus dan mendapat nilai yang Fedi harapkan. Terimakasih Ummi" ungkapku pada Ummi sambil meneteskan air mata dan memeluknya dengan erat.
"Sama-sama sayang. Ummi sudah sangat bangga bisa memiliki anak sepertimu. Jadilah anak yang sholeh ya nak" ucap Ummi sambil mencium keningku.
"Andai Abi masih ada ya Mi, pasti seneng bisa lihat aku udah segede ini, aku yang sekarang sudah lulus SMA" tangisku pecah saat mengingat Abi. Abi yang sudah meninggalkanku dengan Ummi dan adikku saat aku masih kelas 6 SD.
"Kita doakan saja supaya Abi tenang di surganya allah ya nak, aamiin" kata Ummi
"Ya allah jadikanlah aku hambaMu yang selalu bersyukur apapun keadaannya" batinku
*****
Sesampainya di rumah, Kiara, adik perempuanku langsung memelukku.
"Kakak selamat ya udah lulus, ciye udah nggak rebutan kamar mandi lagi ni" kata Kaira
"Iya dek makasih ya, emang kenapa kok nggak rebutan kamar mandi lagi?" Tanyaku
"Kan kakak udah nggak sekolah lagi. Kuliah juga masuknya jarang, hehe" katanya sambil senyum-senyum.
"Oya? Selamat menikmatinya haha" goda ku
"Ih kakak kok gitu sih" ucapnya diiringi cengiran di bibirnya
Aku langsung menuju kamar dan melepas pakaianku. Aku membuka tasku dan muncullah seikat bunga dari seseorang yang selalu bikin jantungku tak karuan. Ya allah aku jadi mengingatnya kembali.
Aku menaruhnya di dalam gelas dekat meja belajarku. Dan setiap kali aku melihat bunga itu, aku lagi-lagi membayangkan wajahnya yang cantik dengan balutan kerudung membuatnya semakin istimewa. Astagfirullah, ampuni aku ya allah.*****
Jangan lupa vote❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Imamku
Romance[cerpen spiritual] ~~ Suamiku, Aku sangat bersyukur kepada Tuhan telah mengirimmu untuk menjadi penggenap imanku. Ketika aku datang dengan berjuta kekurangan, kamu melengkapi dengan segenap yang kamu miliki. Suamiku, Aku tahu. Aku bukan perempuan se...