Dia Seorang CEO

6.4K 283 0
                                    

Wilda sudah menyelesaikan pendidikan kuliahnya dengan tamatan jurusan Manajemen. Ia berencana ingin melamar pekerjaan di sebuah perusahaan ternama di kota itu.

Wilda pov.

Sekarang aku sudah selesai kuliah. Sesuai angan-anganku dulu, selesai kuliah aku ingin segera mendapat pekerjaan.

Aku berencana melamar pekerjaan di salah satu perusahaan ternama di kota Bandung.

Apa pun posisi yang ditawarkan dengan senang hati aku akan menerimanya, karena itu merupakan rezeki.

Aku sudah mempersiapkan berkas-berkas yang biasa dibutuhkan untuk melamar pekerjaan.

Aku mendatangi perusahaan tersebut dan menyerahkan data-data ku.

*****

2 hari kemudian, aku dipanggil perusahaan untuk melakukan interview.

Setelah proses wawancara selesai, aku kaget setengah mati. Karena apa? Karena aku diterima  di perusahaan ini.

Aku sangat bahagia dan bersyukur pada allah, karena aku telah diberi kesempatan untuk bekerja disini sebagai karyawan.

"Permisi mbak Wilda, silahkan mbak menemui CEO perusahaan ini. Ruangannya sebelah sana, mari saya antar" kata salah satu pegawai

"Oh iya mari" jawabku

*****

"Permisi pak, ini karyawan yang baru diterima hari ini, saya keluar dulu" kata pegawai itu lagi

Dan seseorang yang tengah duduk itu membalikkan kursinya, sehingga posisiku berhadapan. Seketika tubuhku ingin pingsan.

Kalian tau siapa seseorang itu? Iya. Dia adalah Kak Fedi. Seseorang yang kukagumi sejak kelas 2 SMA. Seseorang yang kucintai dalam diam selama 5 tahun ini. Aku hanya memendamnya sendiri dan menyimpannya dalam buku diary ku dengan rapat tanpa satu orang tahu sedikitpun.
Oh allah, apakah ini rencanamu?

"Wilda?" Tanyanya terkejut

"Kka kkak Fedi, eh maaf maksud saya Pak" jawabku dengan gugup

"Jadi kamu yang ngelamar disini? Tanyanya

"Iya kak, eh pak" jawabku lagi-lagi salah bicara karena memang aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan kak.

"Udah panggil kak aja nggak papa" katanya

"Maaf pak nggak enak, kan bapak atasan saya" jawabku sambil tersenyum malu

"Saya belum tua, masih ganteng gini udah dibilang bapak-bapak" ucapnya yang membuat jantungku berdegup kencang

"Pak Fedi apa kabar? Tanyaku mengalihkan pembicaraan

"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri bagaimana? Tanyanya balik

"Alhamdulillah baik juga pak" jawabku singkat

"Saya ucapkan selamat atas diterimanya kamu disini, dan selamat bekerja... semoga betah ya" ucapnya sambil tersenyum manis membuat jantungku kembali berpacu

"Terimakasih pak, saya permisi dulu"

Hari ini aku resmi diterima di perusahaan ini. Besok adalah hari pertama ku mulai kerja.

*****

Hari ini adalah hari pertama aku kerja. Aku sengaja bangun lebih awal dari biasanya karena tidak ingin terlambat di hari pertamaku ini.

Selesai sholat subuh, aku segera mengganti bajuku dengan baju yang akan ku pakai hari ini. Aku mengambil baju lengan panjang dan kerudung dengan warna senada.

"Selamat pagi Ummi, Abi. Pagi kak" sapaku

"Kenpa sarapannya buru-buru gitu Wil?" Tanya Abi

"Enggak kok Bi, Wilda ga pingin telat aja di hari pertama masuk kerja, hehe" jawabku sambil menyeringai

"Ciieee yang sekarang kerja kantoran" sahut kak Delly

"Bilang alhamdulillah kek, apa kek. Malah ngejekin" kataku sambil menggerutu

"Iya deh alhamdulillah ya dek, kamu sekarang udah kerja. Kakak, kamu, sama Abi, kita sama-sama kerja kantor nih hehe" kata kak Delly

"Ummi bangga sama kalian" kata Ummi sambil tersenyum

"Terimakasih Ummi"

*****

Sesampainy di kantor aku segera menuju ruang kerjaku. Lagi-lagi aku bertemu dengan pak Fedi, ya karena dia memang atasanku sih.

"Selamat pagi pak, assalamualaikum" sapaku pada pak Fedi

"Pagi juga, waalaikumsalam" jawabnya sambil tersenyum

"Maaf pak saya mau nanya boleh?" Izinku

"Boleh. Mau nanya apa? Jawabnya

"Begini pak. Saya kerja disini memakai pakaian seperti ini, beda dengan yang lainnya. Karena saya nggak bisa memakai pakaian seperti yang karyawan lainnya pakai. Selaku pimpinan perusahaan disini, apakah bapak mengizinkan? Maaf jika pertanyaan saya lancang" ungkapku

"Memang karyawan disini tidak memakai pakaian sepertimu. Saya akan menjawab pertanyaanmu. Jelas boleh lah. Saya lebih suka melihat perempuan dengan penampilan yang menutup auratnya. Karena menutup aurat itu wajib bagi perempuan yang mengaku dirinya sebagai muslimah. Karena jujur saja, jika saya melihat karyawan dengan pakaian yang minim saya merasa risih. Saya seneng kamu menanyakan hal itu. Dan saya sangat mebolehkan" jawabnya sambil tersenyum manis membuat jantungku kembali berirama

"Iya pak terimakasih karena bapak telah menizinkan" jawabu sambil menunduk tanda terimakasih

"Sama-sama. Selamat bekerja" ucapnya lagi


Jujur aku sungguh kaget melihatnya yang sekarang seorang CEO, Alhamdulillah


Tak ingin berlama-lama di runag kerja pak Fedi, aku bergegas menuju ruang kerjaku dan memulai aktivitas pertamaku hari ini.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang