Hari ini aku datang ke kantor mas Fedi. Sudah ku bilang, aku sering datang ke kantornya karena urusan pekerjaan.
Setelah menyampaikan maksudku, aku berniat untuk menemui mas Fedi.
Aku datang ke ruangannya dan mengetuk pintunya pelan.
Tokk..tokk..tokk
"Assalamualaikum" ucapku
"Waalaikumsalam. Silahkan masuk" jawab seseorang di seberang sana
"Maaf mas. Aku ingin berbicara sesuatu. Apakah mas ada waktu?" Tanyaku langsung
"Saya kira siapa Bil, ternyata kamu. Iya tidak apa-apa. Mau bicara tentang apa?"
Aku terdiam sejenak mencerna kembali kata-kata yang ingin keluar dari mulutku.
Sungguh aku tidak tahu apa yang ingin ku tanyakan sekarang.
"Hey Bil, kenapa diam?" Ucapnya memecah keheningan
"E e h i i ttu mas" jawabku gugup
"Itu apa Bil? Ucapnya sembari tersenyum
"Aku ingin berbicara serius mas" jawabku
"Iya bicara tentang apa? Tanyanya
"Aku mau membicarakan tentang hubungan kita mas" jawabku langsung kepada intinya
Hening sejeank. Aku terdiam kembali mencerna kata-kataku.
"Memangnya hubungan kita kenapa?" Tanyanya lagi
"Aku ingin menanyakan. Apakah mas benar-benar serius ingin menikahiku?" Ucapku
Kembali hening. Diam cukup lama. Namun sepertinya dia akan mulai bicara. Aku sangat menanti jawabannya.
"Bil begini. Mungkin ini adalah jalan kita berdua. Mempertemukanku dan juga kamu. Allah punya rencana dan kita pun punya rencana. Aku berfikir ini adalah cara allah tersendiri mempertemukan jodohku yang mungkin itu adalah kamu. Aku menuruti semua alur yang tengah diciptakanNya. Aku yakin allah tidak akan menjerumuskan hambaNya. Kamu juga harus yakin bahwa ini cara allah menemukan jodohmu. Kita berdua hanya berencana Bil, selebihnya biar allah yang menentukan. Kalaupun kita di takdirkan untuk berjodoh, halangan sebesar apapun kita pasti bisa melewatinya atas dasar cinta karena allah. Dan sebaliknya. Kalau kamu bukan jodohku dan aku bukan jodohmu, kita berpisah detik ini pun bisa dengan alasan apapun" jawabnya dengan lembut
Aku mencoba mencerna jawaban yang diucapkan mas Fedi. Memang benar apa yang dikatakan. Kita hanya berencana, selebihnya biar allah yang menentukan.
Aku terkagum mendengar apa yang telah dikatakan mas Fedi.
Walau aku baru mengenalnya, aku sudah merasa nyaman dan bahagia saat dengan keberaniannya dia mnegkhitbahku minggu lalu.
"Terimakasih atas jawabannya mas" ucapku
"Tidak apa-apa. Kamu jangan khawatir. Kamu harus yakin" jawabnya meyakinkanku
"Oh iya kamu sudah makan siang?" Tanyanya
"Belum mas" jawabku
"Mau makan siang disini?" Tanyanya lagi
"Tidak mas terimakasih. Aku makan di kantorku saja. Lagian habis ini aku langsung balik lagi ke kantor" ucapku
"Aku permisi dulu mas" pamitku
"Hati-hati di jalan Bil, jaga kesehatan" ucap mas Fedi membuat jantungku berdegup.
Aku melangkahkan kaki ku keluar dari ruangan mas Fedi untuk kembali lagi ke kantor.
Di sepanjang perjalanan, aku terus menerus memikirkan jawaban mas Fedi tentang sesuatu yang sangat ingin ku tanyakan tadi.
"Ya allah mudahkanlah segala urusan hamba" batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Imamku
Romance[cerpen spiritual] ~~ Suamiku, Aku sangat bersyukur kepada Tuhan telah mengirimmu untuk menjadi penggenap imanku. Ketika aku datang dengan berjuta kekurangan, kamu melengkapi dengan segenap yang kamu miliki. Suamiku, Aku tahu. Aku bukan perempuan se...