Seventh

702 117 27
                                    


forgive me .. I will be even better at you ... but not for love
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 but not for love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🍀Hate You🍀


Sampai dirumah , Jinyoung dan Jihoon disambut dengan omelan penuh kasih sayang dari sang bunda. Khususnya Jinyoung terlebih melihat keadaan Jihoon yang basah kuyup.

"Inget ya Jinyoung pokoknya bunda gak mau ini terulang lagi." tegas Luhan pada putra bungsunya tersebut. Dirinya kesal dan cemas karena putranya membiarkan si menantu kesayangan jadi seperti itu.

"Iya bunda sayang , sekarang bunda gak mau pulang nih? Ini udah jam 9 nanti ayah nyariin bunda." Jinyoung mencoba mengalihkan perhatian si bunda. Dirinya sudah jengah diomeli habis-habisan.

"Pokoknya bunda gak mau tau ya! Kamu harus rawat Jihoon sampai sembuh!" omel sang bunda sekali lagi sebelum keluar dari rumah. Jinyoung memijat kepalanya pening , mengapa semua pernikahan ini selalu menyusahkan dirinya?

Cklek

Pintu kamar dibuka , menampakkan Jihoon yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Bunda sudah pulang?" tanya Jihoon masih berkutat dengan aktifitasnya. Jinyoung hanya mengangguk , mengambil alih handuk di tangan Jihoon. Membantu sang istri mengeringkan rambutnya.

"Maaf." cicit Jihoon merasa bersalah.

"Buat apa minta maaf?"

"Karena aku kamu jadi di marah sama bunda." Jihoon memilin ujung piyamanya , kebiasaannya jika sedang gugup. Jinyoung tersenyum. Tadinya, dia memang kesal tetapi melihat tingkah menggemaskan Jihoon dia mengurungkan niat tersebut. "Gapapa, lagian ini memang salahku kan?" Jinyoung menghentikan aktifitasnya, rambut Jihoon sudah kering.

"Nah, sekarang kamu sisir ya rambutnya." Jinyoung hendak berbalik menaruh handuk tetapi tangan mungil menahannya.

"Kenapa? Aku mau naruh han-

Cup

"Makasih Jinyoungie, dan maaf udah ngerepotin kamu." Jihoon tersenyum, menunjukan deretan gigi rapinya. Sementara Jinyoung membeku setelah Jihoon mengecup bibirnya. Mengapa rasanya sangat nyaman? Bahkan lebih nyaman dari bibir Daehwi.

"Jinyoung? Kamu gak mau tidur?" Jinyoung menggelengkan kepalanya, baru sadar bahwa dirinya baru saja melamun.

"Jihoon."

Hate youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang