Twenty two

670 109 22
                                    

this time I give up, isn't this the best?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🍀Hate You 🍀

Untuk sekian kalinya.. rasa sakit ini kembali mendera..

Jinyoung menyandarkan dirinya pada tembok penginapan, dirinya sangat kalut. Meremas rambutnya sendiri, pandangannya mulai mengabur akibat basah oleh air mata.

Sekejam itukah sebuah takdir sehingga membuatnya merasakan karma kembali?

Dan hari itu, adalah hari dimana kembalinya kambuhnya penyakit jiwa milik Jinyoung.




















"Bagaimana?" tanya Daniel, bangkit dari posisi berlututnya.

"Romantis! Aku yakin, Seungwoo pasti akan menerimamu kembali." Jihoon mengacungkan dua jempolnya. Mereka memang sedang berlatih, lebih tepatnya Daniel berlatih untuk kembali merebut hati milik mantan istrinya. Jika ada yang berpikir, Daniel dan Jihoon memiliki hubungan itu salah. Daniel sangat mencintai mantan istrinya, walaupun pernikahan mereka hanyalah berlandaskan tanggung jawab. Tetapi, Daniel masih sangat mencintai ibu dari putrinya tersebut. Masalah tentang Jihoo memanggil Daniel dengan sebutan daddy, itu memang karena sedari kecil Jihoo telah dekat dengannya. Bahkan, Jihoo memanggil Seungwoo dengan sebutan mommy. Mereka tidak punya hubungan lebih dari sekedar teman.

"Aku akan pergi melamarnya sekarang, sampai jumpa. Nanti aku akan berkunjung lagi membawa makanan kesukaan Jihoo." pamit Daniel. Entah mengapa, setelah kepergian Daniel ia masih saja berdiri diluar. Menunggu seseorang.

'Apa dia tidak datang?'

Hingga sebuah seruan milik Hyungseob mau tak mau membuat Jihoon harus kembali masuk kedalam kafe.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kebetulan, malam ini Jihoon kebagian tugas untuk membuang sampah. Seharian ini, dirinya bertanya-tanya mengapa Jinyoung menghilang begitu saja? Apakah penolakannya kemarin sangat menyakiti hatinya sehingga langsung pergi?

Grep

Sebuah tangan menarik Jihoon hingga menjatuhkan sampahnya.

"J-Jinyoung?" kejut Jihoon. Melihat sang mantan suami, begitu berantakan dari biasanya.

"Besok aku akan pulang." ucap Jinyoung.

"Kalo begitu, semoga selamat sampai tujuan." Jihoon melepaskan gengaman Jinyoung, namun kembali ditarik. "Bolehkah aku meminta satu permintaan terakhir?" mohon Jinyoung, matanya kelihatan sedikit berkaca-kaca. Jihoon tidak tega, langsung mengangguk mengiyakan. Membiarkan dirinya dibawa oleh mantan suami entah kemana.














Bianglala di osaka, sebuah wahana romantis di jepang menjadi pilihan Jinyoung untuk memboyong Jihoon bersamanya. Ya, permintaan terakhir Jinyoung adalah meminta Jihoon untuk menemaninya semalaman ini.

"Kamu ingat kencan pertama kita di festival bunga sakura?" ucap Jinyoung mengajak nostagia. "Disana, ciuman pertama kita terjadi." wajah Jihoon memerah mengingat saat itu, membuat Jinyoung sedikit gemas.

Hate youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang