First

1.8K 184 40
                                    

Kursi dan meja makan yang berdominan, lampu gantung berhiaskan kristal, karpet yang lembut, alunan lagu romantis, serta hiasan-hiasan mewah lainnya menambah kesan mempesona pada bangunan mewah tersebut.

Disana, tampak seorang lelaki manis sedang duduk bersama kedua orang tuanya di salah satu meja makan. Ia tampak gelisah, beberapa kali meremas pahanya sendiri membuat sang ibu menggenggam tangannya, bermaksud menenangkan putra tunggal nya ini.

"Ada apa Jihoonie? Apa kau gugup?" tanyanya lembut, mengelus pelan punggung tangan putra manisnya.

"Aku gugup mom, bagaimana jika dia tidak menyukaiku?" Jihoon mengigit bibirnya. Ibunya terkekeh pelan.

Ayolah siapa yang akan menolak pesona putra manisnya ini?bahkan beberapa kolega baik yang memiliki putra maupun putri selalu membujuk mereka untuk dijodohkan dengan putranya ini.

"Tidak usah gugup sayang, mommy yakin dia akan menyukaimu." setidaknya ucapan sang ibu membuat Jihoon sedikit tenang, hanya tinggal menunggu waktu bertemu dia atau calon suaminya.

Yah, Jihoon atau Park Jihoon, adalah putra tunggal dari pasangan Park Chanyeol dan istrinya Park Baekhyun. Mereka sudah memutuskan untuk menjodohkan putra satu-satunya itu dengan kolega sekaligus sahabat mereka.

Beberapa menit berlalu, Jihoon mulai gelisah kembali keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Dipikirannya terus muncul pertanyaan ditambah kekecewaan. Bagaimana jika mereka tidak jadi datang?

Terlalu hanyut dengan pikirannya membuatnya tak menyadari, bahwa seseorang yang telah dia tunggu telah datang bersama orang tuanya.

"Maaf sedikit terlambat, jalanan sangat padat malam ini." Tuan  --Bae Sehun-- menjabat tangan Chanyeol seraya  meminta maaf atas keterlambatannya.

"Tidak masalah, tidak perlu sungkan." balas Chanyeol ramah. Tetapi tidak menutupi bahwa ia sedikit kecewa harus menunggu lebih lama sementara, dirinya punya pekerjaan yang harus dikerjakan.

"Ini Jihoon bukan?Astaga!Kau cantik sekali!" pekik wanita dengan dress selutut berwarna dark blue, high hells berwarna senanda serta rambut honey brown yang digerai, menambah kesan cantik dan anggun walaupun umurnya sudah bukan gadis lagi.

Jihoon hanya tersipu malu mendengar penuturan calon mertuanya. Saat mendongak, matanya bertemu dengan mata yang menatapnya tajam ditambah setelan formal, serta tatanan rambut memperlihatkan dahi, menambah kesan tampan sekaligus maskulin.

"Nah, Jihoon masih ingat dengan Jinyoung?" Luhan menepuk bahu putranya pelan, seolah memberi kode. Jinyoung melirik ibunya sebentar, lalu tersenyum kearah Jihoon.

"Astaga!Apakah benar dia adalah calon suamiku? Jika iya aku sangat bersyukur sekali tuhan"

Jihoon hanya mampu menyantap makanannya sambil menunduk, Jinyoung yang dia kenal bukanlah Jinyoung yang ada didepannya sekarang. Waktu kecil, mereka memang cukup dekat sampai Jinyoung sekeluarga pindah ke London. Inilah pertama kalinya mereka bertemu sesudah dewasa. Jika dulu, Jinyoung adalah anak yang manis selalu mengikuti Jihoon kemanapun dengan wajah yang imut. Berbeda dengan Jinyoung yang sekarang, menatapnya intens dengan mata tajamnya seolah Jihoon akan kabur detik itu juga.

Oh,bahkan tangan Jihoon gemetar ketika memegang gelasnya. Sebesar itukah pengaruh pesona seorang Bae Jinyoung?

"Baiklah, kami rasa waktunya membicarakan masalah ini." Chanyeol membuka suara, melirik Jihoon dan Jinyoung bergantian sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kami para orang tua telah sepakat, dua bulan lagi kalian akan menikah. Bagaimana?Apakah ada yang keberatan?"

"Aku sedikit keberatan.." semua mata di meja itu memandang ke arah Jihoon. "Ada apa Jihoonie?Apa kau menolak perjodohan ini?" tanya Baekhyun sedikit cemas, perjodohan inilah yang dapat membuat perusahaan suaminya semakin berkembang dengan melahirkan penerus seperti Jinyoung, mereka tahu betul bahwa putra mereka --Jihoon-- tidak dapat menjalankan perusahaan tanpa bantuan seseorang dengan perjodohan inilah, perusahaan ini akan semakin berkembang dan besar ditambah keuntungan lainnya.

"Aku keberatan karena.. kita belum begitu saling mengenal. Maksudku, kita belum dekat sama sekali. Aku butuh waktu untuk saling mengenal dengan Jinyoung kembali." Jelas Jihoon pelan, kepalanya masih tertunduk tak berani menatap manik kelam yang sedari tadi menatapnya.

"Tentu saja, kalian punya waktu satu bulan untuk saling mengenal bagaimana?" Sehun akhirnya ikut membuka suara. Tidak ada jawaban baik Jinyoung maupun Jihoon mereka hanya mengangguk tanda setuju.

Dari sinilah semuanya dimulai, dimana nantinya cinta yang tulus akan dihianati. Kemudian dibalas oleh penyesalan tiada tara.. siap atau tidak kau pasti akan segera mengetahui ceritanya.

So, can we start?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next or no?

-11/07/2018

©Jikyung

Hate youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang