Twelfth

688 114 27
                                    

Sudah memasuki waktu pulang kantor, beberapa karyawan sudah bergegas keluar. Berbeda dengan Jihoon masih menunggu didepan gedung kantornya, menunggu seseorang menjemputnya. Siapa lagi kalau bukan Jinyoung, dia sudah mengirimkan pesan pada suaminya itu untuk menjemputnya. Tetapi, sedari tadi tidak ada balasan. Ponsel di saku Jihoon bergetar, menandakan ada pesan masuk.

From : Jinyoungie

Maaf Jihoon, aku tidak bisa menjemputmu. Aku sibuk hingga harus lembur hari ini, kau bisa kan pulang sendiri?

Jihoon hanya memandangi pesan itu, tidak ada niatan untuk membalas sedikitpun. Cairan bening mulai menggenang dimatanya. Entah mengapa, Jihoon merasa bahwa Jinyoung mulai menjauhinya kembali. Lantas, bagaimana dengan anaknya? Jihoon tidak sanggup berjauhan dengan Jinyoung apalagi dimasa kehamilan nya ini, sang calon bayi terus memaksanya untuk tidak jauh dari Jinyoung. Ditambah Jihoon belum bisa memberitahu Jinyoung perihal anak mereka karena hubungan mereka saat ini, sudah pasti Jinyoung akan menolak kehadiran nya. Suara klakson motor menyadarkan Jihoon, diusapnya air matanya dengan kasar. Si pengendara motor melepas helmnya mendekat kearah Jihoon, dan Jihoon tahu betul siapa orang itu. Dia adalah ; Kang Daniel, mantan kekasihnya.

"Udah aku duga, calon suami kamu itu gak beres. Buktinya kamu ditinggal lagi." ucap Daniel.

"Kamu ngapain disini?" tanya Jihoon.

"Ya nyamperin kamu lah! Kamu pikir aku gak liat apa kamu barusan nangis tadi? Pasti calon suami kamu gak jemput kan? Atau jangan-jangan kalian sudah putus?"

"Dia sibuk, dan sekarang dia udah jadi suami aku." balas Jihoon pelan, Daniel tersenyum kikuk menggaruk tengkuknya. "Yaudah, gimana kalo aku antar kamu sekarang? Udah mau malem loh, entar kamu takut." tawar Daniel mengulurkan tangannya. Sebenarnya, Jihoon sangat malas menerima tumpangan Daniel, mengingat status mereka. Mau tak mau dirinya harus menerima, ia tak mau menerima resiko menunggu sendirian disini. Apalagi, Hyunjin yang biasanya memberi tumpangan sudah pulang sejak tadi.

"Baiklah." Jihoon menerima uluran tangan Daniel.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tentu saja, semua juga sudah pasti tahu. Jika Jinyoung sedang berbohong. Dan sudah jelas apa alasannya, apalagi jika bukan karena ; Lee Daehwi. Dibandingkan menjemput Jihoon yang merupakan istri sah, sekaligus statusnya sudah legal dia lebih memilih menjemput kekasihnya yang sudah jelas sekali telah memperdaya dirinya. Tungkai panjang milik Jinyoung melangkah menuju salah satu pusat perbelanjaan.

"Jinyoung! Disini!" seru Daehwi dari kejauhan, awalnya sedang menggengam tangan Samuel langsung terlepas karena Daehwi berlari kearah Jinyoung. Senyum mengembang dikedua wajah pasangan tersebut berbeda dengan Samuel, sedikit menatap sengit kearah Jinyoung.

"Gimana jalan-jalan nya?" Jinyoung sedikit mengusak rambut Daehwi.

"Seneng banget! Kita jadi kan mau ngurus undangan pernikahan kita?"

"Jadi." Jinyoung menatap kearah Samuel sedikit tersenyum tipis. "Makasih sudah jagain Daehwi hari ini." Jinyoung mengeratkan rangkulannya pada Daehwi. Dia tidak bodoh, dirinya tahu jika Samuel tidak suka dengan keberadaannya. Tetapi, bukankah seharusnya Samuel juga tahu diri? Dirinya bukanlah apapun melainkan sebatas teman bagi Daehwi.

Hate youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang