Thirteenth

738 123 16
                                    

End, everything is over ... there is no longer you and that's all my stupid mistake
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 there is no longer you and that's all my stupid mistake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

🍀Hate You🍀

Pagi menjelang, Jinyoung bangun dengan keadaan sendirian. Tidak ada Jihoon yang selalu bergelung dibalik selimut disisinya. Begitu juga tadi malam, Jihoon tidak tidur atau pun menghampirinya. Jinyoung pikir, itu wajar sudah pasti Jihoon seperti itu mengingat hubungan mereka sudah diambang perceraian. Jinyoung bergegas bersiap untuk ke kantor, sepertinya hari ini harus absen untuk mengurus keperluan pernikahan dengan Daehwi. Walaupun, yah.. Dirinya sedikit berat hati entah mengapa.

Ketika melewati meja makan hendak ke kamar mandi, Jinyoung mengerutkan alisnya bingung. Dia tidak menemukan sosok Jihoon dimanapun. Apakah dia berangkat bekerja? Atau kerumah orang tuanya? Jinyoung mencoba menghubungi nomor Jihoon tetapi ternyata ponsel Jihoon berada di sofa ruang tv.

'Mungkin dia lupa membawa ponsel.' pikir Jinyoung tanpa rasa khawatir apapun.

Tanpa kau sadari.. Detik ini juga kau sudah resmi kehilangan dia. Dia yang akan membawa bayang-bayang akan kemuraman dan penyesalan yang sedang menanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Daehwi sedikit mendumel kesal. Bagaimana tidak, hari ini dia ada rencana dengan Jinyoung harus tertunda sejenak karena Samuel tiba-tiba memaksa meminta bertemu. Padahal, kemarin mereka sudah menghabiskan waktu seharian. Sesekali jarinya mengetuk kursi halte, sembari melihat jam tangan. Ayolah, hari ini adalah hari yang dia tunggu. Hari dimana dia akan mempersiapkan hari bahagianya dengan Jinyoung.

"Sudah menunggu lama?" Daehwi mendongak, seorang pria blasteran menyengir bodoh kearahnya. "Kenapa lama banget sih? Kamu kan tahu sendiri aku gasuka nunggu!" dengus Daehwi, dibalas kekehan serta acakan rambut oleh Samuel.

"Kamu ada perlu apa? Cepetan, aku mau pergi sama Jinyoung." tatapan Samuel berubah serius.
"Aku mau minta sesuatu sama kamu Daehwi." ucap nya menggenggam kedua tangan Daehwi. "Aku mau kamu gak nikah sama Jinyoung." Daehwi tertawa renyah. "Kamu bercanda kan? Aku udah sejauh ini, bahkan aku udah hampir nyingkirin si Park sialan gimana bisa aku nyerah?"

Hate youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang