Bab 1. Pengantar Sebelum Memulai

3.2K 293 9
                                    

Di setiap kelahiran kita akan berjalan bersama seperti ini

Kubersumpah padamu akan datang menemuimu di tempat ini

Meski raga kita berbeda namun jiwa kita satu

Setelah kau menjadi milikku tetaplah kita bersama selamanya

Jangan pernah ucapkan selamat tinggal

Kau adalah pagiku

Dan kau pula lah senjaku

Kau adalah deritaku

Kaulah pelipurku

Hanya inilah suara yang bergema dari doa-doaku

.

.

.

.

.

Semuanya berjalan baik-baik saja sebelumnya, hingga ia datang kembali dan menyapamu. Sapaan manisnya yang terlampau lebih tanpa sadar menghanyutkanmu.

Aku gelabakan saat perlahan kau kembali menyadari perasaanmu padanya dan melupakan apa yang telah mengikat kita berdua. Aku takut jika kau meninggalkanku dan kembali ke dalam pelukannya. Terlebih kau pernah mencintainya dengan amat begitu dalam.

Telah ku coba untuk menahan gejolak asa, berfikir bahwa kau mungkin akan kembali bagai layang-layang. Yang talinya di umbar lalu kembali dapat di tarik.

Tapi, semua tak seperti yang terkira. Pada akhirnya tali yang mengikat kita perlahan mengendur. Dan disini, lagi-lagi aku kembali menjadi orang tolol yang membiarkan kau perlahan terlepas dari genggaman.

.

.

.

.

.

Kau datang padaku tanpa permisi ...

Mengusik kesunyian yang mengekang hati...

Kau muncul bagaikan pelangi yang hadir setelah hujan ...

lalu menyentuh kalbuku ...

Dan kau memberikan warna dalam hidupku yang kelabu ...

Perlahan namun pasti, kau mulai mengetuk hatiku ...

Senyum milikmu mendorongku untuk bertahan ...

Dan saat aku mulai bergantung ...

Kau mulai meninggalkan ...

.

.

.

.

.

Tubuhku melayang di udara kala kau mulai melangkah meninggalkanku. Dan pada saat itu, aku melihat betapa takutnya dirimu ketika aku memilih untuk mengakhiri hidupku. Tapi sayang, Nasi sudah menjadi bubur. Aku lebih memilih untuk mati daripada harus menjalani kehidupan tololku.

Seharusnya jangan berjanji padaku jika pada akhirnya kau akan meninggalkan. karena jika kau melanggarnya maka jangan salahkan aku untuk mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupku.

.

.

.

.

.

Spoiler End.

I'm back gengs. Gimana-gimana apa kalian bahagia dengan kembalinya gue. Apa ada yang sudah penasaran dengan buku kedua dari Stagnant in You. Penasaran kan?

Gue yakin kalian mulai memutar otak kalian untuk meraba-raba apa yang akan terjadi selanjutnya. Atau mungkin sudah ada yang menghayalkan bagaimana kelanjutannya. Selamat berfantasi ria gengs.

Oke deh, sekilas aja gue muncul disini. Sampai jumpa lagi di part selanjutnya. Bye-bye.

Stagnant in You Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang