Bab 7. Awal Sebelum Bersiteru

1.1K 198 8
                                    

Chanyeol merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena baru saja menjalani operasi selama tujuh jam. Setelah merasa lebih baik, Chanyeol mengambil botolan air mineral yang tersedia di atas mejanya untuk meredakan rasa hausnya. Tapi baru saja ia selesai membuka segel tutup botol minumnya, tiba-tiba dari arah samping Mi Ran datang dan merebut botol air mineral itu dari tangannya lalu menenggak cairan bening itu.

"Ssh... pedas sekali. Sial perawat itu mengerjaiku," gumam Mi Ran, menggerutu saat rasa pedas yang ia rasakan masih begitu terasa menyakitkan di lidahnya walaupun ia sudah meminum setengah botol air mineral itu .

Sedangkan Chanyeol hanya bisa tercengang dengan ulah ajaib yang dilakukan oleh Mi Ran.

"Kenapa pedasnya masih belum reda?!" erang Mi Ran frustasi seusai menenggak sebotol penuh air mineral itu.

"Minum air hangat bisa meredakan pedasnya," kata Chanyeol.

"Kau tidak bohong kan? Awas saja, jika pedasnya tidak mereda. Maka aku akan mengutukmu," kata Mi Ran sambil menyodorkan botol air mineral yang sudah kosong itu sebelum akhirnya berlari keluar dari ruangan Chanyeol tanpa mengucapkan terima kasih ataupun maaf atas tindakannya itu.

.

.

.

.

.

Keesokannya, Mi Ran tiba-tiba muncul di depan ruangan Chanyeol ketika pria itu baru saja membuka pintu ruangannya. Di depan pintu ruangan, gadis itu duduk berjongkok sambil memegangi kue kecil di tangannya.

"Mi Ran," Chanyeol bergumam membuat sang empunya nama mendongak, menatap Chanyeol.

"Eoh, Dokter Park. Akhirnya kau membuka pintu, aku pikir kau mati di dalam sana," ujar Mi Ran seakan mencibir Chanyeol yang sedari tadi menutup pintu ruangannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Chanyeol, di balas uluran kue oleh Mi Ran.

"Ini. Aku ingin memberikannya padamu, sebagai ucapan terima kasih!" kata Mi Ran dengan wajah polosnya.

"Atas?" Chanyeol tak mengerti.

Mi Ran menghela nafas panjang, "Karna saran yang kau berikan sangat manjur untuk menghilangkan rasa pedasku kemarin,"

Chanyeol hanya manggut-manggut, sudah mengerti.

"Ini, ambillah." Ucap Mi Ran sambil menyodorkan kue itu pada Chanyeol.

"Kau tidak perlu memberikan ku..." belum Chanyeol menyelesaikan kalimatnya, gadis itu mengantup bibir Chanyeol dengan jari telunjuknya. Menghentikan pria itu melanjutkan kalimatnya.

"Jangan cerewet! Kau ambil saja, apa susahnya sih!" gerutu Mi Ran sambil meraih satu tangan Chanyeol lalu menyerahkan kue yang sedari tadi gadis itu pegang. Sedangkan Chanyeol, hanya bisa pasrah dengan paksaan yang dilakukan gadis itu padanya.

"Oh ya, berikan jari kelingkingmu cepat!"

"Untuk apa?"

"Jangan banyak tanya, kau berikan saja apa sulitnya sih! Kau sama cerewetnya dengan kakekku," gerutu Mi Ran.

Tanpa banyak kata, Chanyeol mengangkat jari kelingkingnya dan pada saat yang sama, gadis itu menautkan kelingkingnya sambil berkata.

"Mulai saat ini, kau adalah temanku bukan lagi musuhku." Ujar gadis itu.

"Apa?!"

"Ya, mulai saat ini kita adalah teman. Ku akui kau cerewet dan menyebalkan, tapi setidaknya kau tidak pernah menusukku dari belakang seperti mereka," kata Mi Ran tertunduk, lirih sambil melepaskan tautan jari kelingkingnya.

Stagnant in You Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang