Mi Ran terduduk di kamarnya, menghadap ke dinding kaca yang menghubungkannnya dengan taman Rumah Sakit perawatannya. Dengan tubuhnya yang terbalut pakaian khas pasien, ia memandang kosong kearah luar ruangan. Usai kejadian pertengkarannya dengan Chanyeol seminggu yang lalu, Mi Ran memilih untuk mengurung dirinya di dalam kamar perawatannya. Dan tak ingin berinteraksi dengan siapapun kecuali untuk urusan perawatannya. Bahkan gadis itu tidak membiarkan siapapun masuk kedalam ruangannya tanpa seijinnya.
Mi Ran masih ingat, tiga hari yang lalu Chanyeol mencoba untuk menemuinya, namun ia menolak bertemu dan mengusir pria itu. bukan tanpa alasan gadis itu bersikap sedemikian rupa, ada hal yang begitu perih sekaligus menusuk setiap kali mengingat potongan kejadian dimana Chanyeol membentaknya dan menyalahkannya atas apa yang terjadi pada pria itu. Ia tahu bahwa ia egois, tapi jika dari awal Chanyeol mengatakan hal yang sebenarnya mungkin Mi Ran akan mencoba berkompromi. Mi Ran benci saat semua keadaan seakan menjadikan dirinya tersangka atas hal buruk yang menimpa pada orang-orang yang dekat dengannya.
DEG.
Mi Ran yang sebelumnya larut dengan pikirannya, mendadak meringis kesakitan kala nyeri yang tak tertahankan mendadak muncul. Nafas Mi Ran seketika tercekat di tenggorokan, tak kuat rasa akhirnya tubuh Mi Ran limbung dan jatuh dari atas ranjangnya ke lantai.
Mi Ran kini merasa semuanya anggota tubuh dan indranya melemah. Hal terakhir yang ia lihat dan ia dengar dengan samar adalah seseorang berjubah putih menghampirinya seraya menggumamkan namanya.
"MIRAN!"
Dan mendadak semuanya menggelap.
.
.
.
.
.
"Ingat! Jangan sampai anda lalai lagi untuk meminum obatnya, Tuan." ujar Chanyeol saat setelah memeriksa pasien paruh baya yang beberapa waktu yang lalu telah menyelesaikan operasi pada katup jantungnya.
Pria paruh baya itu hanya mengangguk menanggapi.
"Baiklah. Kalau begitu saya permisi," Chanyeol tersenyum, sebelum akhirnya melenggang pergi menuju pasien yang berada di ruangan lainnya. Namun, saat ia baru saja keluar dari kamar perawatan itu, seketika suara riuh mengalihkan perhatian Chanyeol.
Terlihat beberapa dokter dan perawat berlarian, berlalu melewatinya kemudian masuk ke dalam ruangan yang berada di ujung lorong. Chanyeol menatap meneliti, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia ingat bahwa pasien yang berada di kamar di ujung lorong adalah kamar Ra Mi Ran.
Dan beberapa detik kemudian, ruang kamar perawatan Mi Ran terbuka dan tampak tubuh ringkih gadis itu terbujur tak sadarkan diri dengan dokter wanita yang berada diatasnya, yang masih memberikan CPR dan bantuan pernafasan, di atas brankar yang tengah di dorong oleh dokter dan perawat lainnya yang terlihat begitu gugup sekaligus takut menuju ruangan yang Chanyeol yakini ruang operasi.
"Mi-ran.." gumam Chanyeol tak sadar kala tubuh itu melewatinya.
.
.
.
.
.
Chanyeol dan beberapa dokter lainnya kini sedang mengamati jalannya operasi yang dilakukan pada Ra Mi Ran melalui dinding kaca yang berada di atas ruangan operasi. Sudah lebih dari lima jam, operasi masih belum jua selesai. Beberapa dokter terlihat begitu khawatir dengan jalannya operasi itu.
Kini, Mi Ran sedang melaksanakan operasi pencangkokan ginjal pada salah satu dari kedua ginjalnya yang sudah rusak sekitar 75% itu. Operasi berjalan begitu alot, membuat suasana semakin menjadi tegang karena Mi Ran sudah mengalami beberapa komplikasi penyakit lainnya. Membuat Dokter bedah yang menangani Mi Ran harus mengambil langkah dengan hati-hati. Takut jika salah langkah akan berakibat fatal. Apalagi kini hampir seluruh dokter tengah menyaksikan jalannya operasi terlebih kini Profesor Noh yang merupakan pimpinan tim bedah sekaligus pimpinan Rumah Sakit juga ikut menyaksikan cucunya, dari balik dinding kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stagnant in You Book 2
FanfictionCerita mulai di update setiap minggu pada hari sabtu. Disarankan untuk membaca buku pertama karena ini adalah buku kedua dari Stagnant in You. Ini bukan kisah masa lalu, namun mengenai masa depan yang saling berkaitan oleh benang merah masa lalu. ...