Hari demi hari terus berlalu hingga tepat di hari Kamis, tanggal pernikahan Chanyeol dan Mi Ran akan dilangsungkan. Hiruk pikuk tamu undangan, telah berdatangan. Saling mengucapkan salam dan selamat pada kedua keluarga. Memanjatkan doa semoga pernikahan keduanya akan langgeng sampai maut yang memisahkan. Chanyeol yang mendengar panjatan doa itu hanya bisa tersenyum seraya mengaminkan.
Hingga tiba beberapa menit sebelum acara pemberkatan pernikahan, Chanyeol yang di minta untuk bersiap di dalam ruangannya menerima panggilan telepon dari seseorang.
Chanyeol nampak berpikir untuk beberapa saat, keputusan apa yang harus ia lakukan. Menjawab panggilan telepon itu atau memilih untuk mengabaikannya. Di menit pertama, Chanyeol berusaha untuk mengabaikan panggilan telepon itu, hingga panggilan tersebut pun akhirnya putus. Lalu panggilan berikutnya dari penelpon yang sama kembali masuk. Chanyeol melirik ponselnya sebentar sebelum akhirnya memejamkan kedua matanya, berusaha meredam keinginannya untuk menjawab panggilan tersebut. Nama yang muncul sebagai di layar ponselnya mempunyai magnet yang begitu besar, sehingga cukup sulit baginya untuk diabaikan. Di menit selanjutnya sambungan telepon kembali terputus.
Hingga panggilan ketiga kembali masuk ke ponselnya, membuat Chanyeol seketika goyah. Pria itu akhirnya merogoh ponselnya yang berada di atas nakas yang berada dekat dengan sofa yang ada di ruang tunggunya.
"Halo,"
"..."
"APA?!"
"..."
"Baiklah. Baiklah. Aku akan segera kesana,"
"..."
Chanyeol pun memutuskan sambungan teleponnya seraya bangkit dari duduknya. Pria itu melangkah lebar keluar dari ruang tunggunya setelah sebelumnya ia merogoh kunci mobilnya.
Pria itu melangkah semakin cepat hingga pada akhirnya berlari. Hingga seseorang menahan lengannya, membuat Chanyeol hampir kehilangan keseimbangannya. Beruntung dengan sigap, Chanyeol bisa menahan tubuhnya untuk tidak jatuh ke lantai marmer itu.
"Dokter Park. Kau mau kemana?" ujar Sehun, si pria yang menahan Chanyeol.
"Aku harus pergi sebentar, Hun. Ada sesuatu yang penting,"
"Sepenting apa sampai kau hendak meninggalkan altar pernikahan?"
"Nihan membutuhkanku,"
"Pernikahanmu sebentar lagi akan dilang..." belum selesai Sehun bicara, Chanyeol sudah menyentak tangan Sehun yang mencengkram lengannya lalu berlari meninggalkan Sehun disana.
Tanpa Chanyeol sadari, ada sepasang mata yang juga melihat kepergiannya.
.
.
.
.
.
Mi Ran duduk dengan tegang di sofa ruang tunggunya. Ia merasa begitu gugup, karena dalam hitungan waktu ia akan melangsungkan pernikahannya dengan pria yang dicintainya.
Bahkan gadis itu beberapa kali terlihat bolak balik melihat ke arah jam dinding yang ada di ruangannya. Mi Ran terus saja menggigit bibirnya sambil menghitung mundur waktu. Namun di tengah kegundahannya itu, Mi Ran mendengar suara derap kaki yang gadis itu yakini seseorang tengah berlari.
Mi Ran yang penasaran pada akhirnya keluar dari ruangannya untuk memastikan situasi di luar. Ketika ia tepat berada di depan pintu ruangan. Mi Ran menengok kearah kanan dan mendapati jika Chanyeol sedang berbicara dengan psikiater Oh Sehun.
Mi Ran menatap tajam kearah kedua pria yang nampak bicara serius. Hingga iris matanya mendapati Chanyeol sudah berlari meninggalkan Sehun disana dengan menenteng kunci mobil ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stagnant in You Book 2
Fiksi PenggemarCerita mulai di update setiap minggu pada hari sabtu. Disarankan untuk membaca buku pertama karena ini adalah buku kedua dari Stagnant in You. Ini bukan kisah masa lalu, namun mengenai masa depan yang saling berkaitan oleh benang merah masa lalu. ...