Seminggu berselang, akhirnya Nihan dan Luhan terbang ke seberang menuju Benua Eropa yang sering disebut-sebut sebagai Benua Biru. Lebih tepatnya sih, mereka bepergian ke Roma, Italia.
Seperti yang sudah direncanakan oleh Luhan, mereka akan kembali melakukan honeymoon dadakan. Meskipun tanpa persiapan yang begitu matang, mereka tetap melaksanakan liburan mereka di kota yang berjulukan Citta Eterna atau Kota Abadi.
Kini keduanya tengah menikmati jalan-jalan mereka menelusuri kota Roma, Italia. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi, mulai dari Colosseum Rome, Monument Vittorio Emanuelle II, Trevi Fountain, dan berbagai tempat lainnya.
"Sayang, tahu tidak ? kata Roma kalo dibalik menjadi Amor, dan Amore itu artinya Cinta, Makanya banyak orang bilang kota Roma itu sebagai kota cinta" kata Luhan.
"Oh, ya? Aku tidak tahu," kata Nihan, "Jadi itu alasan kamu bersikeras untuk membawaku kesini?"
Luhan hanya terkekeh.
"Bagaimana? Apa kau suka dengan perjalanan kita?" tanya Luhan.
Nihan mengangguk, "Lumayan,"
Mendengar tanggapan Nihan, Luhan hanya mencebikan bibirnya.
"Kenapa? Tak senang mendengar jawabanku, hm."kata Nihan.
Luhan hanya diam saja dengan wajah cemberutnya.
"Kau marah ya? Atau kecewa? hmm... Dengar Lu, kemanapun kau membawaku, asalkan bersamamu aku merasa sangat senang, jadi jangan cemberut seperti anak kecil karena kau harus ingat bahwa terlalu tua bagimu untuk merajuk dengan hal yang sepele," ujar Nihan seraya melangkah lebih dahulu dari Luhan.
Luhan yang mendengar itu, tersenyum lebar merasa begitu senang. Dengan perasaan bahagia yang membuncah, Luhan mengejar Nihan yang sudah berjalan cukup jauh darinya dan memeluk pinggang wanitanya itu.
.
.
.
.
.
Sudah beberapa menit berlalu, Luhan masih saja sibuk dengan telepon penting yang masuk pada ponselnya. Seperti biasanya, urusan bisnis. Nihan hanya menghela nafas beratnya.
Nihan berada di ambang kebosanan, akhirnya memilih menjauh untuk membeli jajanan yang terjual di pinggiran kota setelah sebelumnya wanita itu pamit pada suaminya, meminta ijin.
Nihan berjalan sedikit jauh dari posisi Luhan berada. Dan kini ia sudah berdiri di depan toko kecil yang menjual aneka es krim dengan berbagai rasa. Tergiur dengan sensasi dingin dan manis dari es krim tersebut.
"Permisi, Sir. Aku pesan 2 es krim gelato dengan rasa strawberry dan green tea," ujar Nihan dengan bahasa Inggris lancar, pada pemilik toko kecil itu.
"OK, Beauty." Balas sang pemilik sambil memuji kecantikan Nihan.
Setelah mengucapkan pesanannya, Nihan sedikit menjauh dari barisan antrian untuk membiarkan para pelanggan lain mendapatkan gilirannya. Namun tanpa Nihan sadari, seseorang dari jauh sana telah mengintai Nihan. mengikuti setiap gerak gerik wanita itu. Hingga...
SYUT.
Tas yang sedari tadi bergantung pada bahu Nihan raib di curi oleh pencopet. Nihan yang tak mau kehilangan seluruh harta bendanya berusaha mengejar sang pencopet sambil berseru.
"Pencuri! Dia Pencuri! Polisi! Siapapun tolong tangkap pencuri itu!" Seru Nihan namun tak di gubris oleh satu orang pun dari kerumunan yang juga berada disana menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stagnant in You Book 2
FanfictionCerita mulai di update setiap minggu pada hari sabtu. Disarankan untuk membaca buku pertama karena ini adalah buku kedua dari Stagnant in You. Ini bukan kisah masa lalu, namun mengenai masa depan yang saling berkaitan oleh benang merah masa lalu. ...