"Darren!!!"
Mi Ran merasa nafasnya begitu sesak ketika ia terbangun dalam keadaan posisi duduk. Seluruh tubuhnya berkeringat dingin dan begitu ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat, dengan perasaan takutnya Mi Ran menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum sedetik kemudiannya ia sadar bahwa ia tengah bermimpi buruk.
Mi Ran terdiam sejenak sebelum menundukan kepalanya, menekuk lutut dan melipat kedua tangannya, mulai terisak. Mimpi itu. Mimpi yang telah lama hilang kembali lagi. Mimpi buruk yang selama ini menghantuinya. Mimpi ketika Darren Chen, kekasihnya tewas mengenaskan, dengan tubuhnya berlumuran darah.
Mengingat itu, membuat Mi Ran memegangi dadanya yang bergemuruh. Ada hal yang begitu perih sekaligus menusuk setiap kali Mi Ran mengingat kenangan masa lalunya. Mengingat potongan kecil kenangan yang sebenarnya ingin ia singkirkan namun juga ia rindukan. Mi Ran merasa begitu tersiksa dengan semua ini.
Dan malam ini, kembali lagi menjadi malam kelabu bagi seorang Ra Mi Ran.
.
.
.
.
.
"Ra Mi Ran. Apa yang kau lakukan?" ujar Chanyeol seraya mendekat kearah Mi Ran yang kini tengah berdiri di atas pagar pembatas Rooftop Rumah Sakit dimana ia di rawat.
"Jangan mendekat!" seru Mi Ran, "Kalau kalian mendekat. Aku akan melompat,"
Sontak para perawat dan juga dokter yang juga kini sedang berada di Rooftop berteriak histeris.
"Kumohon turunlah. Kita bisa bicarakan hal ini," ujar Chanyeol.
"Memangnya apa yang akan berubah, hah! Aku sudah beritahu semuanya, harusnya kalian biarkan saja aku mati. Itu lebih baik daripada harus hidup seperti ini!"
Mi Ran menahan nafas panjang dan mata gadis itu semakin sayu.
"Untuk apa aku terus hidup saat Darren bahkan sudah tiada. Lalu apa gunanya aku untuk terus hidup. Bahkan tidak satupun orang mencintaiku, kalian semuanya membenciku!" pekik Mi Ran, sudah tak sanggup menahan amarahnya.
"Ra. Masih ada aku. Aku mencintaimu, jadi turunlah, hmm."
Mi Ran menggeleng, "Tidak. Kau membenciku sama seperti mereka membenciku,"
"Ra. Aku tidak membencimu. Sungguh. Bahkan secuilpun tidak pernah," kata Chanyeol, "Tak perduli dengan ucapan orang lain, yang aku tahu kau sungguh berarti. Hidupmu berarti, Ra. Dan aku perduli denganmu, Jadi kumohon turunlah,"
"Benarkah?" Mi Ran menatap Chanyeol dengan tatapan penuh arti
Chanyeol mengangguk.
"Jika ini benar. Maka terima kasih karena sudah perduli denganku," gumam Mi Ran sebelum akhirnya melangkah mundur dan mulai menjatuhkan dirinya.
Chanyeol terkejut dengan pemandangan yang membuat matanya melebar karena gadis itu benar-benar melemparkan dirinya sendiri dari gedung Rumah Sakit.
"TIDAK!" seru Chanyeol seraya mencoba menggapai tangan Mi Ran. Memeganginya dengan erat. Hingga kini gadis itu bergantung diudara dengan sebelah tangannya digenggam erat oleh Chanyeol.
Mi Ran berontak dalam genggamannya, "Lepaskan aku. Biarkan aku mati!"
"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Aku tidak akan membiarkan gadis yang kucintai mati bunuh diri,"
"Lepaskan aku, kumohon."
Chanyeol menggeleng, "Jika kau mati. aku juga akan mati, Ra."
"Apa kau gila, hah! Apa kau akan bunuh diri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stagnant in You Book 2
FanfictionCerita mulai di update setiap minggu pada hari sabtu. Disarankan untuk membaca buku pertama karena ini adalah buku kedua dari Stagnant in You. Ini bukan kisah masa lalu, namun mengenai masa depan yang saling berkaitan oleh benang merah masa lalu. ...