Bab 6. Dia Ra Mi Ran

1.3K 178 6
                                    

Ra Mi Ran.

Siapa yang tidak mengenal gadis seperti Mi Ran yang berparas cantik dan rupawan. Bahkan seantero Rumah Sakit pun mengenal pasien berjenis kelamin perempuan yang baru beberapa minggu yang lalu ikut berpartisipasi mengisi daftar pasien gagal ginjal. Pasien perempuan yang bertingkah seenaknya dan begitu keras kepala. Hobi melawan dan memandang rendah dokter dan perawat yang bertanggung jawab untuk merawatnya.

Tapi, siapa yang tahu dibalik sikap keras kepala, seenaknya, selalu melawan dan memandang rendah orang lain, ada sebuah kesakitan yang hanya ia dan Tuhan yang mengetahuinya.

Mi Ran. Gadis itu kini tengah duduk bersila di atas ranjang perawatannya dengan tatapan kosong ke arah depan. Pikirannya melayang. Sering kali dalam lamunannya ia membayangkan bagaimana suatu hari nanti Tuhan akan mencabut nyawanya. Apalagi ketika ia mengingat bagaimana kondisinya tadi pagi, Mi Ran bangun dengan kondisi tubuhnya yang semakin memburuk dari hari sebelumnya. Ia semakin yakin bahwa usianya semakin menipis.

Kalo boleh jujur, Mi Ran benar-benar lelah dan menyerah dengan segala rangkaian perawatan yang begitu menyakitkan hendak menyerah. Jika bukan karena paksaan kakeknya untuk tetap melakukan perawatan, Mi Ran mungkin akan membiarkan penyakit yang menggerogoti tubuhnya itu menginvasi hidupnya hingga mempercepat kematiannya.

Mi Ran juga merasa begitu lelah melihat ibunya yang menangis tiap kali mengunjunginya. Ia lelah melihat wajah ayahnya yang begitu frustasi dengan kondisi Mi Ran yang tak kunjung membaik. Dan ia juga sangat lelah dengan sikap overprotektif dari Kakek serta sahabatnya, Oh Sehun yang terus saja memaksanya menegak obat-obatan pahit serta rangkaian cuci darah dan segalanya. Dan Mi Ran rasa kematian adalah pilihan yang tepat untuk mengakhiri penderitaan bagi dirinya, keluarganya serta orang terdekatnya.

Mi Ran bahkan sering kali berusaha membunuh dirinya secara perlahan dengan melanggar aturan aturan yang tidak seharusnya ia lakukan, misalnya saja seperti kemarin, dengan tanpa perduli kondisinya gadis itu tetap mengonsumsi minuman cola yang seharusnya tidak di konsumsi oleh pasien gagal ginjal sepertinya. Atau bahkan membuang setiap butiran obat yang seharusnya ia konsumsi ke dalam bak sampah atau ke luar jendela kaca kamar perawatannya. Menurutnya, tiada guna ia mengonsumsi obat jika pada akhirnya ia juga akan mati.

Perasaannya campur aduk, pikirannya kian bercabang atas apa yang terjadi di kehidupannya. Mi Ran menghela nafas seraya melirik butiran-butiran obat yang dalam bungkusan plastik di samping gelas air putih yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Sudah saatnya ia kembali menenggak butiran pahit itu dan sudah saatnya pula ia harus membuang butiran itu ke tanah melalui jendela kaca kamar perawatannya.

Baru saja dirinya hendak bangkit dari duduknya kala seseorang datang dan masuk tanpa permisi ke dalam ruangannya.

"Untuk apa kau kemari?" kata Mi Ran kala mendapati Chanyeol berjalan mendekat kearahnya.

"Kenapa? Memangnya dokter tidak boleh mengunjungi pasiennya?" kata Chanyeol, tenang.

"Dokter? Kau bukan dokter yang mengurusku, jadi sebaiknya kau pergi saja dari kamarku," kata Mi Ran, yang masih tersirat nada emosi mengingat kelakuan Chanyeol kemarin kepadanya. "Oh ya, pintu keluar ada di belakangmu kalau kau tidak melihatnya,"

"Kau mengusirku?"

"Kau masih bertanya?"

Chanyeol hanya tersenyum membalas. "Kalau aku masih ingin disini bagaimana?"

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?"

"Hanya ingin melihatmu saja,"

Mi Ran hanya bisa tertawa hambar, "Apa kau kekurangan pekerjaan sampai sampai kau datang kemari dan mengusik ketenanganku?"

"kau merasa terusik?"

"Ya,"

"Syukurlah,"

"APA?!"

Chanyeol hanya tersenyum terhadap respon Mi Ran. Baginya, cukup menyenangkan menggoda Mi Ran, gadis itu dingin tapi juga mudah untuk dikendalikan. Chanyeol tak sadar bahwa semua ini justru akan berimbas di kemudian hari.

"Aku datang kesini hanya ingin memastikan pasienku tidak membuang obat yang seharusnya ia konsumsi. Itu saja," kata Chanyeol sambil menatap tajam Mi Ran

"Memangnya siapa yang membuang obat?" kata Mi Ran seolah tak bersalah.

"KAU!"

Mi Ran meneguk ludahnya kasar, ia merasa tertangkap basah.

"Siapa bilang?" Mi Ran mencoba berkilah.

"Aku sendiri yang melihatnya. Kemarin sore, kau membuang obatmu keluar jendela,"

"Bukan aku,"

"lalu siapa? Orang gila begitu?"

Seketika Mi Ran mengalihkan pandangannya keluar dinding kaca disana karena merasa dipukul telak oleh sindiran Chanyeol. Mi Ran membenci dirinya sendiri karena efek dari kalimat Chanyeol menusuk tepat di jantungnya.

"Sudahlah. Hentikan saja perdebatan ini, sebaiknya segera minum obatmu,"

"Baiklah aku akan meminum obatnya asal kau keluar dari kamarku!"

"Aku akan keluar setelah aku melihatmu benar-benar meminum obatmu,"

Mi Ran menghela nafas panjang. "Baiklah. Aku akan minum obatnya, kau puas!"

Mi Ran merogoh bungkusan plastik itu lalu membukanya kasar dan mengeluarkan butiran obat yang lumayan banyak untuk ia konsumsi. Dengan tidak sabar, ia menegak obat itu hingga ia tersedak sendiri.

Chanyeol yang ada disana pun mendekat ke arah Mi Ran lalu meraih tubuh gadis itu, lalu mengetuk-ngetuk punggungnya Mi Ran berulang kali hingga batuk Mi ran mereda.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol memastikan, namun respon Mi Ran yang menyentak tangannya mengejutkan Chanyeol.

"Ya. Jadi, sebaiknya kau segera keluar dari kamarku." Ujar Mi Ran.

"Ran,"

"Keluar!"

Tanpa menunggu waktu lama, Chanyeol keluar dari sana. Ia memekik mendengar debuman pintu yang kini sudah tertutup itu. sedangkan di dalam sana, Mi Ran memegangi dadanya, masih berusaha mengatur degub jantungnya yang berdetak tidak karuan saat Chanyeol ada di dekatnya.

.

.

.

.

.

To Be Continued

Lebih sedikit ya... Wajarin aja ya. Soalnya ini sebagai perkenalan dari Ra Mi Ran untuk kalian wkwk. Jadi nikmatin ya, gengs.

Bagi kalian yang mungkin rada gak suka sama visualisasinya kalian bisa mengimajinasikan sosok Mi Ran dengan orang lain.

Untuk yang bertanya tanya kenapa aku memilih memvisualisasikan Mi Ran dengan sosok Somi, karena beberapa waktu aku lagi kesemsem sama Somi selain itu juga wajah Somi sesuai dengan kriteria sosok Mi Ran yang terlihat kuat tapi sosok yang lemah di dalam. Sosok yang pembangkang karena sebuah alasan.

Oke deh sekilas aja. Sampai jumpa di Part selanjutnya.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stagnant in You Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang