Mi Ran berjalan melewati lorong rumah sakit menuju ruangan pribadi Chanyeol yang berada cukup jauh dari ruang perawatannya, dengan maksud berkunjung sebentar karena hampir seharian penuh, pria itu masih belum mengunjunginya.
Dengan langkah ringan, ia berjalan melewati beberapa pasien dan juga petugas medis yang berpapasan mereka. Sesekali menyapa dan menanyakan keadaan. Sebelum akhirnya, ketika Mi Ran hendak berbelok, telinganya mendengar sebuah percakapan yang cukup menarik perhatiannya.
Dari balik dinding, ia menyandarkan dirinya seraya menajamkan indra pendengarannya.
Kau sudah mendengar beritanya? Dokter Park akan menikah dengan Mi Ran? Ujar suara pertama yang Mi Ran yakini pemiliknya seorang perawat.
Tentu saja. memangnya siapa yang tidak tahu mengenai berita pernikahan pewaris tunggal dengan dokter bedah spesialis ternama sepertin dokter Park. Ujar suara lainnya membalas.
Tapi, ada sumber yang mengatakan padaku bahwa sebenarnya dokter Park enggan menikah dengan Mi Ran. Rencana pernikahan antara dirinya dan Mi Ran terjadi akibat perjanjian, bukan berlandaskan cinta.
Jangan bicara omong kosong! Kau tahu sendiri kan, dokter Park tidak mungkin seperti itu. jika hanya sebatas perjanjian, mana mungkin ia terus berada di samping Mi Ran. Bahkan, ia yang paling panik ketika Mi Ran mengalami Syok pada saat operasi berjalan.
Tapi, sumberku bilang bahwa...
Pendengaran Mi Ran perlahan menyamar ketika seseorang dari belakangnya menutup kedua telinga Mi Ran dengan kedua tangannya. Sontak membuat Mi Ran berbalik sekaligus terkejut ketika mendapati seorang pria berperawakan tinggi dengan kulit putih susu yang diselimuti kemeja dan jas snelli ditubuhnya.
"Kau tidak diijinkan untuk mendengarkan hal buruk, Ra. Tidak baik untuk kejiwaanmu," ujar pria yang Mi Ran kenali sebagai Oh Sehun. Psikiater yang pernah menanganinya.
Mi Ran hanya memutar bola matanya, seraya melepaskan tangan Sehun dari telinganya. Sedangkan Sehun hanya terkekeh disana.
"Kejiwaan apanya," Mi Ran mencibir.
Sehun kembali tersenyum lalu mengacak rambut Mi Ran, "Kejiwaanmu kan terganggu,"
Mi Ran hanya memberengut. Dengan menghentakan kakinya sebagai tanda kesal, Mi Ran hendak meninggalkan Sehun namun lengannya segera di tahan Sehun.
"Aih, begitu sikapmu, Ra, pada psikiater yang pernah membantumu melewati masa..."
Sehun belum menyelesaikan kalimatnya, namun MI Ran sudah membungkam mulutnya dengan telapak tangan dingin khas milik Mi Ran.
"Iya. Iya. Masa dimana aku kehilangan akal sehatku, kan. sekalian saja sebut aku gila." Ujar Mi Ran setengah kesal.
Sehun tersenyum, lalu dengan jahilnya ia menjilat telapak tangan Mi Ran yang masih menutupi mulutnya membuat sang empunya tangan mengerang dan segera melepaskan bungkamannya.
"Huwaa...tanganku dijilat. Dasar Oh menjijikan Sehun!" protes Mi Ran hendak menangis merasa jijik.
Melihat Mi Ran yang nampak heboh karena merasa jijik pada tangannya seolah menjadi hiburan bagi Sehun. Sudah lama sekali bagi dirinya untuk bisa kembali bicara dan saling menjahili. Apalagi setelah terakhir kalinya Mi Ran bertemu dengannya dan menceritakan bahwa ada seseorang yang dikaguminya. Sejak saat itu, Mi Ran perlahan mulai menghilang dan sibuk dengan mainan barunya.
Sehun pikir, Mi Ran hanya ingin bermain sebentar hingga kenyataannya lolos dari perkiraan Sehun, pria yang ia anggap sebagai mainan itu bahkan mempunyai andil yang lebih banyak dalam hidup Mi Ran dibandingkan dirinya. Pria yang berani mengorbankan dirinya dengan ikut terjun dari gedung rumah sakit bersama dengan gadis gila seperti Mi Ran. Sosok Park Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stagnant in You Book 2
FanfictionCerita mulai di update setiap minggu pada hari sabtu. Disarankan untuk membaca buku pertama karena ini adalah buku kedua dari Stagnant in You. Ini bukan kisah masa lalu, namun mengenai masa depan yang saling berkaitan oleh benang merah masa lalu. ...