Mi Ran, hanya memandangi siluet dirinya dari balik pantulan cermin yang ada di hadapannya. Ada banyak pikiran yang berkecamuk memenuhi otaknya. Banyak hal yang memacu otak Mi Ran untuk terus berfikir. Dari tentang bagaimana rencana pernikahannya, apakah Chanyeol benar-benar mencintainya atau hanya memenuhi janjinya saja, Bagaimana jika Chanyeol tidak mencintainya, bagaimana jika ternyata Chanyeol mencintai wanita lain yang tidak Mi Ran ketahui, bagaimana jika Chanyeol mengkhianatinya, apa yang harus ia lakukan jika itu benar terjadi.
Mi Ran meneguk ludahnya sulit sambil memejamkan matanya seolah berusaha untuk menyingkirkan berbagai pertanyaan yang bahkan tak ia temukan jawabannya. Yang ia tahu, ia hanya berharap agar Tuhan tidak kembali bermain dengan takdirnya.
Tok,tok,tok.
Mi Ran membuka matanya setelah mendengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya.
"Siapa?"
"Nona, ini saya bibi Im. Saya ingin memberitahukan jika tuan Chanyeol datang berkunjung. Beliau saat ini menunggu nona di bawah bersama dengan tuan dan nyonya besar," jelas Bibi Im, yang Mi Ran kenali sebagai kepala pelayan di kediamannya.
"Ya, baiklah. Beritahu saja, aku akan segera turun."
"Baik, nona. Saya permisi,"
Mi Ran pun menghela nafas panjang, kemudian bangkit dari duduknya untuk keluar dari kamar menuju lantai bawah, tempat dimana Chanyeol dan kedua orang tuanya berkumpul.
Mi Ran berjalan menuruni tangga degan tenang menuju lantai dasar. Dari anakan tangga yang ia pijak, ia mendapati sosok Chanyeol tengah duduk di sofa ruang keluarga, sosok yang terhitung sudah hampir dua minggu tidak pernah ia temui dan hanya sedikit komunikasi yang terjalin di antara keduanya.
Perasaan sesak tiba-tiba melingkupi hatinya. Kilasan kejadian dua minggu yang lalu berputar bagai rol film di penglihatan dan pikiran Mi Ran. Mi Ran memegangi dadanya yang terasa begitu sesak, mengusapnya pelan seolah menenangkan. Lalu diwaktu berikutnya Mi Ran perlahan mencoba menarik sudut bibirnya, mengukir senyum di wajahnya.
"Tidak apa-apa. Itu hanya pikiran burukmu saja, Ra." Gumamnya dalam hati.
Mi Ran pun kembali memantapkan hatinya untuk menghampiri sang calon suami.
"Hai," sapa Mi Ran.
Mendengar lantunan suara sapaan dari Mi Ran sontak membuat Chanyeol menoleh untuk fokus pada eksistensi Mi Ran.
"Hai, Ra. Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana keadaanmu?"
Mi Ran mengendikan kedua bahunya, "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."
"Syukurlah," ujar Chanyeol sambil menyunggingkan senyum pada Mi Ran.
"Ey...Dia berbohong menantu. Dia tidak baik-baik saja beberapa akhir ini," kini suara bariton yang keluar dari mulut ayah Mi Ran menimpali.
"Benarkah? Memangnya ada apa dengannya?" Chanyeol menanggapi.
"Beberapa akhir ini di terlihat murung," suara Ibu Mi Ran menambahkan.
Mendengar penuturan itu, sontak Chanyeol menoleh kembali pada Mi Ran.
"Benarkah itu, Ra?" Chanyeol menatap Mi Ran menuntut jawaban.
Mi Ran mendengus, lalu menggelengkan kepalanya seraya mengambil posisi duduk di samping Chanyeol.
"Mereka hanya membual. Jangan percaya mereka," ujar Mi Ran membuat pasangan ayah dan ibu itu tertawa renyah.
"Ey...akui saja, Ra. Kau kan tidak baik-baik saja, karena merindukan menantu bukan?"
Lontaran kalimat godaan dari ayah Mi Ran sontak membuat pipi Mi Ran memerah karena merasa malu. Sedangkan Chanyeol yang melihat gerak tubuh Mi Ran yang nampak malu-malu membuat sudut bibir Chanyeol terangkat membentuk sebuah senyuman lebar, lalu dengan gemas ia mengusap surai rambut Mi Ran lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stagnant in You Book 2
FanfictionCerita mulai di update setiap minggu pada hari sabtu. Disarankan untuk membaca buku pertama karena ini adalah buku kedua dari Stagnant in You. Ini bukan kisah masa lalu, namun mengenai masa depan yang saling berkaitan oleh benang merah masa lalu. ...