Part 4

584 56 4
                                        

Ternyata hari pertama ke kampus nggak buruk juga ya. Begitulah yang di fikiran Vany dimana dirinya sudah bertemu dengan Irene dan Rafael. Vany sekarang tengah bersantai di ruangan perpustakaan yang ada di mension nya ini.

Dia mencari beberapa buku novel yang baru di stok oleh abang abangnya itu, karena mereka tahu bahwa adiknya sangat hantu terhadap novel. Hehehehe.

Vany mengambil satu buku yang menarik perhatiannya. Buku itu bukanlah buku novel yang baru di stok oleh abang abangnya tapi itu buku lama yang belum selesai dia baca. Judulnya Rio de Raneiro.

Dia sedikit lumayan suka sama buku ini walau ini cetakan sudah lama, tapi dia sangat tertarik.

Di novel itu diceritakan seorang cewek bernama Eliza yang penyuka tari gituh, dari pentas yang pernah ditampilkan dia tertarik dengan seorang cowok yang bertugas sebagai phantom berjubah hitam. Nama Rio Ilham dan itu mengingatkannya kepada adik kelas yang bernama Rika Ilham. Sudah itu Eliza mencari tahu dan ternyata benar. Tanpa Eliza ketahui dia juga mengirim pesan melalui email ke Rane yang merupakan kembaran Rio. Dan berlanjut....

Vany asik membaca cerita itu dengan musik yang berasal dari smartphone nya. Sampai sampai dia tidak mengetahui seseorang masuk ke dalam perpustakaan itu.

"Doar" kejutan itu berasal dari Axel membuat Vany sangat terkejut. Jantungnya ingin copot, apalagi dia lagi membaca bagian penasarannya.

Vany memandang tajam ke arah Axel, dan yang ditatap menyengir. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal membuat Vany menghembuskan nafas kasarnya.

"Kenapa?"

"Lo besok ada kampus nggak?"

"Besok? Nggak. Emang kenapa?"

"Gue mau ngajak lo ikut main basket"

"Main basket? Gue nggak bisa" tolak Vany dengan cepat. Entah itu dorongan dari mana dia sendiri tidak tahu. Dia tidak mau main basket hanya itu inti yang dapat dia tangkap.

"Iya deh, enaknya ngapain ya?"

"Gimana kalau kita nonton aja?"

"Ide bagus tuh!"

"Oke nanti gue cari film yang bagus"

"Sep"

Vany melanjutkan bacanya sedangkan Axel berkeliling memilih buku yang ingin dia baca. Setelah dia mendapatkan 1 buku itu, dia duduk di samping Vany.

Tetapi baru saja meletakkan buku dan duduk, Vany telah menutup bukunya itu membuat Axel bingung.

"Selesai"ucap Vany segera menutup buku itu saat Axel baru saja duduk dengan buku yang ingin dibacanya

"Ha? Selesai?!"kaget Axel

"Biasa aja kali bang, lagian ini cuman 290 halaman"ucap Vany enteng dan bangkit dari duduknya untuk mencari novel lain.

"Bisa habis tuh buku lo makan. 3 buku 1 hari, gila. Itu dimakan atau dibaca?"ucap Axel menggelengkan kepala

"Dimakan. Ya kali gue makan abangku sayang"ucap Vany

"Oh, iya mama sama papa kapan pulang?"tanya Vany lagi

"Mungkin besok. Oh, iya besokkan mama dan papa pulang. Besok kita ke bandara ya"ucap Axel menepuk jidatnya

"Oke deh. Gue mau ke kamar dulu" ucap Vany menutup buku ke 3 nya yang membuat Axel menggelengkan kepalanya

~o0o~

"Vany! Bangun, ini udah siang!"teriak Dava ke kamar Vany

"Engh..."erang Vany masih dengan mata tertutup

"Cepat gosok gigi, sudah tuh sarapan"ucap Dava

"Hm..."deham Vany

"Vany!!"teriak Dava yang tidak bisa mendengar deham Vany

"IYA BANG!"teriak Vany dengan malas

"Gituh dong baru adiknya abang" ucap Dava mulai menjauhi kamar Vany

Vany bangkit dari ranjangnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah semua selesai dia keluar dari kamar untuk mengisi perutnya.

Kini dapur sudah sepi hanya ada dirinya dan bang Axel, mungkin si kembar sudah ke kantor.

"Makan sarapan dulu gih sana"ucap Axel yang dituruti oleh Vany

Vany memakan sarapannya dalam diam. Sesudah itu dia beranjak dari tempat duduknya ke halaman belakang mensionnya. Dapat dilihatnya ruangan yang hijau ini ada ditengah tengah kota.

"Bang, mama dan papa kapan sampai?"tanya Vany yang telah merindukan kedua orang tuanya itu

"Hm... Jam 11 nanti"ucap Axel

"Oke deh"

~o0o~

"Mama.... Papa...." Teriak Vany seperti anak kecil sambil berlari ke arah kedua orang tuanya

Dia memeluk kedua orang tuanya itu. Membuat kedua orang tuanya kaget dan tersenyum bahagia.

"Vany kangen kalian..."

"Kami juga princess"

Vany melepaskan pelukannya dan menatap ke arah kedua orangtuanya.

"Yuk langsung ke mension"ajak Vany tak sabaran

"Iya sabar sayang"ucap mamanya

Mereka naik mobil yang di bawa oleh Axel tadi. Mama dan papanya tidak bisa memudarkan senyuman sejak mereka sudah berada di dalam mobil karena anak paling bungsunya ini yang sangat lucu.

"Bang nanti mampir ke supermarket dulu ya, gue haus"ucap Vany

"Siap"ucap Axel

Axel melajukan mobilnya ke arah supermarket. Dan menepikan mobilnya saat sudah berada di depan supermarket itu.

Vany turun dan memasuki supermarket itu sendirian. Dia mengambil beberapa minuman dan membawanya ke kasir.

Saat sampai di kasir, ada sebuah suara yang mengintruksinya dan itu membuat Vany sontak menoleh.

"Hai, Vany..."

"Eh, Irene. Hai..."

Irene sedang mengantri di belakangnya dengan satu cewek di sampingnya. Vany hanya tersenyum ke arah cewek itu, dan itu terlihat oleh Irene.

"Oh, iya kenalin ini Karisa. Panggil aja Karis, anak akuntansi"ucap Irene

"Karisa"ucap Karisa menjulurkan tangannya

"Vany"ucap Vany dengan senyumannya

"Totalnya 95.000 mbak"ucap penjaga kasir

"Oh, ini"ucap Vany memberikan 1 lembar uang berwarna merah. Dia mengambil kembalian yang diberikan oleh penjaga kasir itu.

"Duluan ya Ren, Ris. Dah..."ucap Vany melambaikan tangannya sambil berjalan keluar dari supermarket dan itu hanya dapat kekehan kecil dari Irene dan Karisa

"Dia kocak juga, kayaknya kita cocok"ucap Karisa tiba tiba

"Iya"timpal Irene

~o0o~

Jangan lupa Voment + share ke temen temen kalian guys....

See You next part guys...😉

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang