Part 18

87 8 0
                                    

"Dor...."

Ambulance seketika oleng dari jalurnya. Supir yang mengendarainya pun telah berumuran darah. Polwan disana segera menendang pintu bagian belakang mobil dengan paniknya. Dan 2 orang yang baru saja Vany ceritakan tampak dari sana, mengendarai mobil.

Terdengar kekehan ejekan darinya, membuat siapapun yang mendengar itu merinding. Seperti yang dirasakan oleh Vany saat ini.

Perempuan itu meneguk saliva nya dengan susah, kala laju mobil psikopat bertambah. Polwan dan Polisi tadi bergegas akan melompat dari sana, tanpa memedulikan resikonya. Sebab mobil ambulance bisa saja memasuki jurang yang berada disamping lintasan.

Tetapi tidak dengan Vany, dia memegang bagian jantungnya lantas tak berapa lama pandangannya menggelap.

🍁🍁🍁🍁

"Tit... Tit... Tit"

Bunyinya dikenal oleh otak Vany, ditambah bau obat-obatan yang sangat menyengat. Dirinya tahu, ini sedang berada dirumah sakit. Tetapi matanya tak kunjung bisa dibuka. Tangannya juga sulit untuk digerakan.

"Deva... Dava apa-apaan kalian ini!"

Itu suara Zeno, sang papa. Dapat dirasakan, papanya kini tengah marah besar. Diikuti dengan isak tangis dari mamanya.

"Sudah pa, ini rumah sakit. Yang kita perlukan putri kita siuman sekarang"ucap Sarah-mamanya Vany dengan nada rendah.

"Iya, yang kalian perlukan putri kalian itu siuman! Kalian sama sekali nggak perlu kami!" ucap Davan

"Bang Dava.... "-batin Vany bersedih

"Kalian hanya memikirkan Vany dan Axel. KALIAN NGGAK PERNAH MIKIRIN KAMI! KALIAN BAHKAN RELA DARI LUAR NEGERI KARENA VANY MASUK RUMAH SAKIT HARI INI, BUKAN ITU SAJA. KALIAN BAHKAN BISA MENUNDA MEETING YANG SEKALIPUN PENTING JIKA VANY DALAM BAHAYA, SEDANGKAN KAMI??! KAMI MEMINTA WAKTU SEBENTAR UNTUK BERBICARA AJA SANGAT SUSAH! KAMI BENCI KALIAN!!" luap emosi Devan

Zeno mulai merasa terpancing "JAGA UCAPAN KALIAN!"

"UCAPAN KAMI BENAR PA! KALIAN HANYA MENTINGKAN AXEL DENGAN VANY, SEDANGKAN KAMI?? NGGAK PERNAH PA!" ucap Davan dengan kecewa menarik Devan keluar dari ruangan Vany.

Saat keluar dari ruangan itu. Mereka melihat Axel yang sedang menyenderkan punggungnya didinding samping pintu.

"Cuman kalian yang anak papa, kami tidak" bisik Devan dengan kebencian berlalu melewati Axel.

Axel terdiam ditempat, sedangkan didalam ruangan Sarah menenangkan Zeno.

"Sudah pa, mereka akan kembali lagi nanti seperti semula"

"Iya ma"

🍁🍁🍁🍁

Jangan lupa Voment aja ya.

See you next part :)

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang