Vany bersantai di dekat kolam renang rumahnya. Jarinya tak lepas dari benda tipis berwarna hitam yang ada ditangannya. Senyum kecil kala tercetak di bibirnya berserta kekehan kecil.
"Gimana kalo kita jalan malam ini?"
"Kemana?"
"Kehatimu 😄"
"GOMBAL. Gak jaman gombal tau nggak"
"Biarin, tapi lo seneng juga kan?"
"Nggak tuh, siapa bilang"
"Jangan bohong deh, muka udah merah gitu"
"Mana ada, ngayal deh lo"
"Ini masih sore loh, kok ngayal. Belum tidur juga"
"Nanti malam gue jemput. Ok""Lah? Mau kemana?"
"Kemana aja deh, gabut sendirian di rumah"
"O..."
"Gak usah dandan. Gak usah cantik cantik, nanti banyak yang gombalin"
"Dasar cemburuan"
"Biarin, karena gue sayang"
"Ya... Ya serah lo deh"
"Bye, sampai nanti malam honey"
"Gak usah manggil gitu!"
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Jijik gue. Udah kayak biasa aja"
"Oke deh, Vany yang cantiknya+++++..."
"Hm"
Read
"Dor"
"Eh, kodok jalan" latah Vany karena kaget. Sampai kagetnya dirinya nyebur dalam kolam yang airnya sangat dingin.
"Hahaha. Makanya jangan melamun aja"ledek Axel
Vany mengerucutkan bibirnya.
"Eh, btw. Lo pacaran sama Fito ya?! Hayo ngaku"
"Kok lo kenal"
"Ya, iya lah. Dia kan anak temennya papa"
"WHAT?! SERIUS!"
Axel mengangguk. Vany mematung didalam kolam renang. Tubuhnya sudah kedinginan tetapi dia tidak ada niatan untuk beranjak dari sana untuk mengeringkan tubuhnya yang basah.
"Axel!"
Teriakan itu terdengar tak asing di telinga Vany. Matanya mencari sumber dari suara.
"Tuk... Tuk... Tuk..."
Suara high hells semakin mendekat. Seorang wanita memakai dres hijau tosca dapat dilihat dengan matanya. Rambut panjang dan wajah senyumnya membalas tatapan bingung Vany.
"Eh, Caramel" sapa Axel berdiri dari pinggir kolam
Wanita itu adalah Caramel. Saudara Fito. Bagaimana bisa Caramel berhubungan dengan abangnya. Apa Fito tahu ini?
Caramel hanya tersenyum menatap Vany yang masih di dalam kolam sebelum berlalu bersama abangnya sendiri.
Dirinya segera keluar dari kolam renang. Melihat ke Axel dan Caramel yang sedang berbincang. Mereka duduk berhadapan. Wajah bahagia Caramel dapat terlihat disana.
Caramel sedikit melirik ke Vany, membuat Vany segera mengumpat di balik dinding di sana.
"Bentar lagi gue otw"
Vany melirik ke ponselnya. Dia mendapat pesan dari 'anjing kecil disana'. Jarinya bergerak mengetik sesuatu.
"Siap boss"
Setelah mengirim pesan. Dirinya segera menuju ke kamarnya dalam keadaan basah seperti kucing yang baru mandi. Axel sudah memperingatkannya, namun dia tidak memedulikan itu.
Celana jeans, sweater oblong, sepatu Converse menjadi pilihannya malam ini. Beranjak dari sana, dia menatap pantulan wajahnya di cermin.
"Gak usah cantik. Nanti banyak yang gombalin" pesan itu teringat di kepalanya. Dia mengambil bedaknya dan memoleskan nya sedikit.
Begitu natural. Seperti tidak memakai bedak, apalagi karena kulit putih langsatnya.
"Lah, gue emang udah jadi cantik dari sananya toh" gumam Vany merasa sudah puas dengan hasilnya.
Drt... Drt...
Vany melirik handphonenya yang bergetar di nakas. Tangannya terjulur mengambil benda tipis itu dan menekan tombol berwarna hijau.
"Halo" ucap Vany sambil berjalan keluar dari kamarnya.
"....."
"Sebentar"
Vany keluar dari rumahnya menghampiri mobil yang sudah terparkir rapi di halamannya.
Membuka pintu mobil, dan langsung duduk di samping pengemudi atau lebih tepatnya disamping Fito. Mata Vany melihat ke baju yang dipakai oleh Fito, kemudian menatap baju yang dipakai olehnya.
Sweater merah dengan celana jeans berwarna hitam, yang di pakai oleh si Vany. Sedangkan Fito memakai kaos oblong berwarna hitam dipadu padankan dengan kemeja kotak berwarna hitam- merah dan celana jeans hitam. Fito merasa di perhatikan menoleh sesaat.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Nggak ada"
"Hm... Kita mau kemana?"
"Nggak tahu. Kan lo yang ngajak gue jalan"
Fito diam, berfokus pada jalanannya. Vany terkejut saat Fito membawanya ke mall. The hell, Vany sangat membenci mall.
"Ngapain ke mall?" Tanya Vany bingung+ dengan nada malasnya
"Gue mau ngasih lo tantangan"
"Apaan?"
"Nanti aja di dalam, ayo"
Tangan Vany ditarik oleh Fito, mah tidak mau dia harus mengikuti cowok itu. Saat memasuki mall mereka seketika menjadi pusat perhatian dari semua orang.
Tarikan itu berhenti di satu tempat. Salon. Kening Vany semakin berkerut, mungkin kalo lama lama begini dia akan memiliki kening yang bergelombang karena selalu di buat bingung.
"Kenapa ke salon?"
"Gue mau tantangin lo buat chalengs"
"Apaan?"
"Kita jadi couple vampire"
"What?! Kagak mau gue!!!"
&-&-&-
Di coment guys... Ayo, di coment...
Jangan lupa Voment ya :)
Biar gue ada banyak inspirasi lagi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Again
Fiksi RemajaBook 2 Cover by @overdosismecin ...................................................................................... Orang yang sama persis bagaikan pinang yang dibelah dua tetapi berbeda sifat. Itulah yang ada di dalam fikiran seorang cowok setel...