Part 5

581 54 17
                                    

"Hai Ren, melamun aja" ucap Vany yang baru saja datang ke kampus dan mendapatkan Irene yang duduk melamun di kursinya

Irene menghembuskan nafas kasar dan itu terdengar oleh Vany tanpa sepengetahuan Irene. Vany sepertinya tahu Irene sekarang sedang dilanda masalah. Tapi masalah apa itu? Perasaan kemarin dia baik baik aja.

Menurut Axel abangnya itu, biasanya orang yang sedang melamun dan menghembuskan nafas kasar biasanya itu sedang ada masalah. Vany ingat pendapat yang diberikan oleh Axel kepadanya 3 tahun yang lalu.

Irene mengotak atik smartphone nya dan mengetikkan sesuatu disana. Raut wajahnya sudah tidak terbaca, di saat ini juga dia ingin pergi dari kelas ini.

From. Irene
"Van, nanti temui gue di cafe depan ya sudah kelas selesai"

To. Irene
"Kenapa?"

Baru saja dia ingin mengirimkan pesan itu tapi dia urungkan saat sedikit melirik ke arah Irene yang sudah gusar di belakangnya.

To. Irene
"Oke"

~o0o~

Caramell Cafetaria

Cafe ini sangat kental akan minuman coffe yang lengkap. Dan disinilah Vany dan Irene berada, duduk berhadapan.

"Ini satu caramel latte dan satu Mochacino nya" ucap pelayan memberikan pesanan itu

"Makasih"ucap Vany tersenyum dengan ramah ke arah pelayan

Vany sedikit menggeser Mochacino nya ke hadapannya dan mulai menyesapnya. Kemudian dia meninggalkan minumannya dan fokus pada Irene yang ada di hadapannya. Dia menatap kosong ke arah caramel latte yang dia pesan.

Mereka duduk sedikit jauh dari pintu dan tempat itu sangat strategis karena nggak bakal ada arah pandangan yang menuju ke mereka karena mereka duduk di paling ujung di dekat jendela.

"Tes... Tes..." Air mata Irene keluar seketika membuat Vany semakin penasaran. Dia ingin bertanya tetapi diurungkannya.

Air mata itu kembali jatuh. Vany semakin khawatir terhadap Irene.  Irene menyelesaikan tangisannya selama 10 menit ini  dalam diam, Vany seketika kembali memandang Irene.

"Ren ada masalah?"tanya Vany lembut

"Gu-g" baru saja Irene ingin menjelaskan masalahnya. Sebuah panggilan masuk ke smartphonenya. Dia mengangkat panggilan masuk itu dengan raut yang sudah tenang dari sebelumnya.

"Halo"ucap Irene dengan suara seraknya

"......."

Seketika mata Irene membulat sempurna. Dia menatap ke arah Vany yang sedang memperhatikannya.

"JANGAN! GUE KE SANA SEKARANG!"ucap Irene berteriak membuat mereka menjadi pusat perhatian

Irene meminum sedikit minumannya dan menarik tangan Vany keluar dari cafe. Dia berlari dengan cepat menuju ke kampus membuat Vany semakin tidak mengerti.

Sebuah gerombolan mahasiswa dapat di lihat Vany saat mereka memasuki kampus itu.

"BRI, STOP!" teriak Irene membuat semua orang menoleh ke arahnya. Cowok yang meninju itu melepaskan cowok yang sudah babak belur itu.

"Udah nggak usah ladenin sampah kek dia. Nggak guna"ucap Irene segera menarik tangan cowok yang meninju itu pergi dari sana meninggalkan Vany

Sebelumnya saat pergi, mata cowok itu terkunci otomatis saat bertemu dengan mata Vany. Mereka saling berpandangan beberapa saat, kemudian itu terputus.

Segerombolan mahasiswa itu bubar. Vany berjalan dengan wajah tertunduk mengelilingi universitas ini.

Sampai di sebuah lapangan. Dia berhenti saat melihat seorang memantulkan bola orange di lapangan itu.

Dia duduk di bangku penonton dan menyaksikan itu tanpa diketahui oleh pemainnya.

"Bruk" bola orange itu keluar dari lapangan dan memantul ke arah bangku penonton.

" Aduh" ringis seseorang

Vany tersadar. Dia kira dirinya yang terkena bola, tapi bukan. Seorang cewek yang sedang berjalan ke arahnya meringis setelah terkena bola itu, sontak membuat pemain tadi datang ke arahnya.

"Sorry" ucap pemain itu

"Hm" deham cewek itu

Cewek itu menyampingkan anak rambutnya. Ternyata dia Karisa. Karisa meninggalkan cowok itu dengan cuek, dan berjalan menuju Vany.

Dia menarik tubuh Vany dan pergi dari situ. Vany hanya menurut sampai mereka jauh dari lapangan itu.

"Yang tadi itu siapa?"tanya Vany saat mereka berhenti

"Hm... Dia Fito. Kenapa?"tanya Karisa

"Main nya bagus. Ganteng juga"ucap Vany menelan di akhir kalimatnya tapi itu dapat didengar oleh Karisa

"Sebaiknya lo jauh dari dia"ucap Karisa

"Kenapa?"

"Suatu saat gue akan kasih tahu, tapi bukan sekarang"

Vany menghembuskan nafasnya. Vany pulang dari universitas dengan mobil Karisa.

~o0o~

"Gue akan balik ke Indo"

Pernyataan itu membuat seseorang kesal. Dia ingin membunuh orang itu saat ini juga. Apakah dia tidak bisa hidup tenang di Amerika tanpa balik ke Indo.

"Erngh..."erang seseorang sambil mengacak rambutnya frustasi

~o0o~

Jangan lupa Voment ya guys....

Oh, bagus nggak kalau buat grup chat?? Kasih saran dong untuk namanya. Coment ya guys....

See you next part guys

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang